Scoot.co.id – Pasar saham di kawasan Asia-Pasifik secara mayoritas menunjukkan penguatan pada Selasa (2/9/2025), seiring fokus investor tertuju pada pertemuan penting para pemimpin Shanghai Cooperation Organization (SCO) yang berlangsung di Tianjin. Namun, sentimen pasar tetap dibayangi oleh ketidakpastian seputar kebijakan tarif global yang masih belum menemukan titik terang.
Kekhawatiran terhadap tarif ini muncul setelah pengadilan banding federal Amerika Serikat pada Jumat lalu mengumumkan putusan yang menyatakan sebagian besar tarif global yang sebelumnya diberlakukan oleh Presiden Donald Trump adalah ilegal. Keputusan ini memicu kembali perdebatan dan spekulasi mengenai arah kebijakan perdagangan internasional di masa mendatang.
IHSG Diprediksi Menguji Support, Saham Apa yang Direkomendasikan Sinarmas Sekuritas?
Melihat performa indeks regional, pasar Jepang menunjukkan kinerja positif. Indeks Nikkei 225 tercatat naik 0,31%, sementara indeks Topix juga menguat sebesar 0,28%. Senada, bursa saham Korea Selatan juga bergerak dalam zona hijau, dengan indeks Kospi yang meningkat 0,45% dan indeks Kosdaq yang tumbuh tipis 0,14%.
Data ekonomi dari Korea Selatan turut menjadi perhatian. Badan statistik negara tersebut melaporkan bahwa indeks harga konsumen (CPI) naik 1,7% secara tahunan pada Agustus. Angka ini lebih rendah dibandingkan kenaikan 2,1% pada Juli dan berada di bawah ekspektasi konsensus Reuters sebesar 2%. Kenaikan CPI di bulan Agustus ini menandai laju tahunan paling lambat yang tercatat sejak November.
Berbeda dengan tren penguatan di Jepang dan Korea Selatan, indeks S&P/ASX 200 Australia justru mengalami pelemahan 0,41%. Pasar Australia saat ini menantikan rilis data neraca berjalan untuk periode April–Juni, yang diproyeksikan akan mencatat defisit sebesar 16 miliar dolar Australia (setara US$10,49 miliar). Angka defisit ini diperkirakan lebih lebar dibandingkan dengan defisit AU$14,7 miliar pada kuartal sebelumnya, menambah tekanan pada pasar saham negara tersebut.
IHSG Diprediksi Menguji Support, Saham Apa yang Direkomendasikan Sinarmas Sekuritas?
Sementara itu, di Hong Kong, kontrak berjangka indeks Hang Seng diperdagangkan di level 25.463. Angka ini mengindikasikan potensi pembukaan pasar yang lebih lemah dibandingkan dengan penutupan terakhir HSI yang berada di posisi 25.617,42, mencerminkan kehati-hatian investor.
Pergerakan equity futures untuk pasar Amerika Serikat sendiri cenderung stagnan pada awal sesi Asia. Perdagangan global masih diwarnai ketidakpastian baru terkait tarif menyusul keputusan pengadilan baru-baru ini. Perlu diingat bahwa bursa Wall Street libur pada Senin (1/9) dalam rangka peringatan Labor Day, sehingga aktivitas perdagangan AS minim pada hari tersebut.