Kemenkeu Tarik Rp200 Triliun dari BI: Ini Skema Penyalurannya!

JAKARTA — Kementerian Keuangan (Kemenkeu) tengah menyiapkan regulasi krusial untuk memastikan aliran dana jumbo senilai Rp200 triliun dapat terserap efektif ke pasar, khususnya untuk menggerakkan sektor riil. Langkah strategis ini digagas sebagai upaya nyata pemerintah dalam menjaga denyut perekonomian nasional. Demikian disampaikan oleh Scoot.co.id.

Direktur Jenderal Perbendaharaan Kemenkeu, Astera Primanto Bhakti, menjelaskan bahwa dana Rp200 triliun yang sebelumnya terparkir di rekening pemerintah di Bank Indonesia (BI) telah ditarik dan kini siap untuk disalurkan ke perbankan. Harapannya, kucuran dana ini dapat menjadi suntikan vital yang menjaga likuiditas sistem perbankan, sekaligus mendorong geliat di sektor riil. Kendati demikian, Astera tidak menampik potensi bank memanfaatkan dana segar tersebut untuk pembelian Surat Berharga Negara (SBN).

Oleh karena itu, Prima menegaskan bahwa Kemenkeu akan segera merancang mekanisme pengaturan yang ketat. Regulasi ini bertujuan untuk memastikan bahwa dana yang disalurkan ke perbankan benar-benar digunakan sesuai visi pemerintah, yaitu untuk menggerakkan roda ekonomi sektor riil. “Ya kan gampang tuh [memastikan perbankan salurkan dana pemerintah ke sektor riil], kita bisa bikinkan mekanisme. Pokoknya ada regulasinya,” ujar Prima di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Pusat, pada Kamis (11/9/2025).

: Purbaya Tebar Rp200 Triliun, BI Pernah Sebut Masalah Bank Bukan Likuiditas

: : Injeksi Likuiditas Jumbo Menteri Purbaya, Apakah Pasar Siap Menyerap?

Dorong Pergerakan Sektor Riil

Sebelumnya, Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa telah mengungkapkan komitmennya untuk menghidupkan sektor riil melalui injeksi dana signifikan ke perekonomian. Ia bahkan telah melaporkan kepada Presiden Prabowo Subianto bahwa pemerintah memiliki kas sebesar Rp425 triliun yang tersimpan di rekening BI. Dari jumlah tersebut, Rp200 triliun akan segera dialirkan ke sistem perbankan demi mengakselerasi pergerakan sektor riil.

“Kalau itu masuk ke sistem, saya nanti sudah minta ke bank sentral jangan diserap uangnya. Biar aja kalian [BI] dengan menjalankan kebijakan moneter, kami dari sisi fiskal yang menjalankan sedikit. Namun, nanti mereka juga akan mendukung. Artinya ekonomi akan bisa hidup lagi,” jelas Purbaya dalam rapat dengan Komisi XI DPR, Rabu (10/9/2025).

: : Purbaya Bakal Tebar Duit Rp200 Trilun ke Bank, Ini Kondisi Likuiditas Himbara

Purbaya mengakui bahwa penyaluran kas pemerintah ratusan triliun ke sistem perbankan berarti pemerintah tidak dapat menggunakannya untuk berbagai program. Namun, ia optimis bahwa peran sektor swasta akan mengambil alih, mengisi kekosongan yang ada. Mengambil pelajaran berharga dari krisis tahun 1998, 2008, hingga pandemi 2020, Purbaya menekankan pentingnya menghindari kebijakan moneter dan fiskal yang terlalu ketat, yang dapat mengeringkan likuiditas dan menekan kinerja sektor riil. Oleh karena itu, ia berkomitmen untuk menjaga likuiditas dengan kombinasi kebijakan fiskal dan moneter yang adaptif.

Selain menjaga likuiditas, Menteri Keuangan Purbaya juga bertekad memperbaiki serapan anggaran yang kerap lambat. Ia berjanji akan memonitor kinerja belanja secara rutin dan menginstruksikan unit-unit kementerian/lembaga untuk mempercepat eksekusi program. “Saya termasuk yang percaya bahwa agen-agen ekonomi itu mempunyai otak sendiri. Pemerintah enggak mungkin mengontrol semua agen ekonomi untuk berjalan, tapi saya ciptakan kondisi di mana mereka berpikir dan berjalan dan bisa tumbuh, bisa berbisnis dengan suasana situasi yang ada. Itu yang ingin kita ciptakan,” pungkas Purbaya, menegaskan filosofi pemerintah dalam mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Ringkasan

Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menarik dana sebesar Rp200 triliun dari Bank Indonesia (BI) untuk disalurkan ke perbankan, dengan tujuan utama menggerakkan sektor riil. Direktur Jenderal Perbendaharaan Kemenkeu, Astera Primanto Bhakti, menyatakan bahwa dana ini diharapkan dapat menjaga likuiditas sistem perbankan. Kemenkeu sedang menyiapkan regulasi untuk memastikan dana tersebut benar-benar digunakan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di sektor riil.

Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menegaskan komitmennya untuk menghidupkan sektor riil dengan injeksi dana ini. Purbaya menekankan pentingnya menjaga likuiditas melalui kombinasi kebijakan fiskal dan moneter yang adaptif, belajar dari pengalaman krisis sebelumnya. Ia juga bertekad memperbaiki serapan anggaran dan memonitor kinerja belanja secara rutin agar program dapat dieksekusi lebih cepat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *