BI Pangkas Suku Bunga, Kemenkeu Guyur Rp200T: Ekonomi Bakal Terbang?

Scoot.co.id, JAKARTA — Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menyambut positif langkah strategis Bank Indonesia (BI) yang kembali memangkas suku bunga acuan atau BI Rate pada September 2025. Kebijakan moneter ini diharapkan dapat memberikan dorongan signifikan bagi perekonomian nasional.

Keputusan BI tersebut menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin (bps), kini berada di level 4,75%. Penurunan ini menandai pemangkasan keenam kalinya sejak September 2024, menempatkan BI Rate pada posisi terendah sejak Oktober 2022. Langkah ini menunjukkan konsistensi BI dalam menjaga momentum pertumbuhan ekonomi.

Sejalan dengan kebijakan tersebut, Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa sebelumnya telah menyalurkan dana sebesar Rp200 triliun ke lima bank Himpunan Bank Milik Negara (HIMBARA). Inisiatif ini bertujuan untuk memacu penyaluran kredit perbankan. Dengan penurunan suku bunga acuan, penempatan dana pemerintah tersebut kini menjadi sumber likuiditas yang lebih murah bagi perbankan.

“Karena biayanya itu kalau dengan BI kemarin turunkan [suku bunga] ke 4,75%, ini artinya bunganya penempatan kita di sana kas itu 3,8%. Jadi ini juga membantu likuiditas yang murah bagi perbankan,” ungkap Direktur Jenderal Strategi Ekonomi dan Fiskal Kemenkeu, Febrio Nathan Kacaribu, saat ditemui di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (18/9/2025).

Menurut Febrio, dana pemerintah ini berperan sebagai ‘insentif’ yang signifikan bagi perbankan, mengingat biaya bunga yang kini semakin rendah. Dengan adanya likuiditas murah tersebut, Kemenkeu optimis akan terjadi percepatan pertumbuhan penyaluran kredit yang berdampak positif pada aktivitas ekonomi.

Febrio, yang sebelumnya menjabat Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF), bahkan memproyeksikan bahwa pertumbuhan kredit dapat mencapai dua digit di akhir tahun ini. Harapannya, kelebihan likuiditas di perbankan dapat didistribusikan secara efektif ke sektor-sektor yang memiliki potensi besar dalam menciptakan lapangan kerja.

“Yang kemarin terakhir kan hanya 7%. Kita ingin lihat itu bisa naik mungkin ke double digit by the end of the year,” jelasnya, menyoroti target ambisius untuk mendongkrak pertumbuhan kredit.

Untuk diketahui, lima bank HIMBARA yang menerima guyuran dana pemerintah sebesar Rp200 triliun adalah Mandiri sebesar Rp55 triliun, BNI sebesar Rp55 triliun, BRI sebesar Rp55 triliun, BTN sebesar Rp25 triliun, serta BSI sebesar Rp10 triliun.

: Menanti Efek Guyuran Likuiditas Purbaya ke Ekonomi, Apakah Realistis?

: : Ekonom Sangsi Dana Likuiditas Rp200 Triliun Mampu Gairahkan Manufaktur

: : BI All Out Pro Growth, Jor-joran Beli SBN – Gelontorkan Likuiditas Rp384 Triliun

Ringkasan

Kementerian Keuangan menyambut baik langkah Bank Indonesia yang memangkas suku bunga acuan menjadi 4,75%, penurunan keenam sejak September 2024. Kebijakan ini diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi nasional, mengingat BI Rate kini berada di level terendah sejak Oktober 2022.

Sejalan dengan penurunan suku bunga, Kemenkeu telah menyalurkan Rp200 triliun ke bank HIMBARA untuk memacu penyaluran kredit. Dengan suku bunga acuan yang lebih rendah, dana pemerintah menjadi sumber likuiditas murah bagi perbankan, diharapkan dapat mendorong pertumbuhan kredit hingga dua digit di akhir tahun.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *