Scoot.co.id JAKARTA. PT Bank Danamon Indonesia memandang pemangkasan BI Rate sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 4,75% sebagai langkah krusial yang diproyeksikan akan semakin melonggarkan likuiditas valas di pasar domestik. Analisis ini memberikan gambaran positif bagi stabilitas ekonomi dan perbankan di Indonesia.
Transmisi dari kebijakan pelonggaran moneter ini telah tampak jelas dari tren penurunan imbal hasil instrumen SUVBI dan SVBI tenor 3 bulan. Sebelumnya sempat berada di atas 4,3% hingga Agustus 2025, imbal hasil kedua instrumen tersebut kini telah merosot ke level 4,07%. Sejalan dengan penurunan imbal hasil, volume lelang untuk kedua instrumen ini juga mengalami penyusutan signifikan pada September 2025, tercatat sebesar 215 juta Dolar A.S. untuk SUVBI dan 743 juta Dolar A.S. untuk SVBI.
Reza Iskandar Sardjono, Chief Strategy Officer PT Bank Danamon Indonesia, menegaskan bahwa tren penurunan imbal hasil dan volume lelang tersebut merupakan indikator kuat berkurangnya penyerapan instrumen valas dari sistem perbankan. “Kondisi ini mencerminkan likuiditas valas domestik yang melonggar dan diperkirakan akan berlanjut ke depan, menopang stabilitas pasar,” ujar Reza kepada kontan.co.id pada Sabtu (20/9/2025).
Lebih lanjut, Reza menjelaskan bahwa likuiditas valas perbankan tetap terjaga dengan baik. Hal ini dibuktikan oleh total volume lelang Term Deposit (TD) yang hingga 19 September 2025 tercatat tinggi mencapai 101,3 miliar Dolar A.S., meningkat dari 90,3 miliar Dolar A.S. pada periode yang sama di Agustus 2025. Peningkatan paling substansial terlihat pada instrumen TD Overnight, yang semakin mengindikasikan kelonggaran likuiditas valas dalam sistem perbankan secara keseluruhan.
Pelonggaran likuiditas valas ini didorong oleh dua faktor utama yang saling menguatkan. Pertama, ekspektasi kuat akan penurunan suku bunga acuan The Federal Reserve pada pertemuan September 2025, yang secara signifikan memperkuat sentimen positif bagi pasar negara berkembang atau emerging markets. Kedua, penempatan kas negara sebesar 200 triliun Rupiah di perbankan nasional, yang secara agregat menambah likuiditas di sistem keuangan.
Dalam konteks internal Bank Danamon sendiri, data per Juni 2025 menunjukkan bahwa kredit valas bank ini tercatat sebesar Rp 13,7 triliun, yang merupakan 8,3% dari total pinjaman yang disalurkan. Sementara itu, dari sisi pendanaan, Dana Pihak Ketiga (DPK) valas Danamon mencapai Rp 19,9 triliun, atau 12,6% dari total dana simpanan nasabah.