Emas Melesat! Harga Akhir Pekan Sentuh US$ 3.684,8

Scoot.co.id NEW YORK – Pasar emas global kembali bergejolak pada Jumat (19/9/2025), dengan harga emas melanjutkan tren penguatan luar biasa yang kini telah memasuki kenaikan mingguan kelima berturut-turut. Fokus investor dan analis tertuju pada sinyal-sinyal kebijakan moneter The Federal Reserve (The Fed) pasca-pemangkasan suku bunga acuannya untuk pertama kali dalam tahun ini, yang memicu dinamika baru di pasar logam mulia.

Pada penutupan perdagangan Jumat, harga emas spot tercatat melonjak 1,12%, mencapai level signifikan US$ 3.684,8 per ons troi. Di sisi lain, emas berjangka AS untuk kontrak pengiriman Desember juga menunjukkan performa cemerlang, ditutup 0,7% lebih tinggi pada posisi US$ 3.705,80. Kenaikan ini menggarisbawahi sentimen bullish yang kuat di kalangan pelaku pasar.

Langkah krusial yang mendasari gejolak pasar ini adalah keputusan Bank Sentral AS (The Fed) pada Rabu lalu untuk memangkas suku bunga acuannya sebesar 25 basis poin. Namun, keputusan tersebut diiringi dengan nada hati-hati berupa peringatan mengenai inflasi yang persisten. Isyarat The Fed ini menimbulkan keraguan di pasar tentang kecepatan dan cakupan kebijakan pelonggaran moneter di masa depan, menciptakan ketidakpastian yang justru kerap menguntungkan investasi emas.

Harga Emas Antam Logam Mulia Melesat Naik Rp 32.000 Per Gram Hari Ini Sabtu (20/9)

Setelah pengumuman kebijakan The Fed, respons pasar terhadap harga emas spot sangat dramatis. Logam mulia ini sempat melesat mencatat rekor tertinggi baru di level US$ 3.707,40, meskipun kemudian sedikit terkoreksi dalam perdagangan yang penuh volatilitas. Fenomena ini menunjukkan sensitivitas pasar yang tinggi terhadap setiap isyarat dari bank sentral.

Menyikapi pergerakan ini, Bob Haberkorn, seorang ahli strategi pasar terkemuka dari RJO Futures, menyatakan optimisme. Seperti dikutip Reuters, ia mengatakan, “Emas tetap cukup kuat di sini dan hanya mengalami jeda setelah The Fed. Tren bullish tetap utuh dengan level tertinggi baru yang tak terelakkan dan secara realistis kita bisa melihat level US$ 4.000 sebelum akhir tahun.” Proyeksi ini mengindikasikan potensi kenaikan signifikan bagi harga emas dalam waktu dekat.

Sentimen dovish turut diperkuat oleh pernyataan Presiden Fed Bank of Minneapolis, Neel Kashkari, yang berpandangan bahwa risiko di pasar kerja menjadi justifikasi untuk pemangkasan suku bunga pekan ini. Ia bahkan membuka kemungkinan adanya pengurangan tambahan pada dua pertemuan The Fed berikutnya, memberikan harapan bagi kelanjutan kebijakan moneter akomodatif yang dapat menopang kenaikan harga emas.

Secara fundamental, suku bunga yang lebih rendah secara inheren mengurangi biaya peluang (opportunity cost) dalam memegang aset yang tidak memberikan imbal hasil, seperti emas. Ini membuat logam mulia tersebut menjadi pilihan investasi yang lebih menarik. Terlebih lagi, emas secara historis dikenal sebagai aset safe haven yang cenderung berkinerja unggul di tengah periode ketidakpastian ekonomi dan geopolitik. Tidak mengherankan, daya tarik ini telah mendorong kenaikan harga emas hampir 40% sepanjang tahun ini, menjadikannya salah satu aset dengan performa terbaik.

Di pasar global, dinamika emas fisik menunjukkan tren yang bervariasi. Di India, premi emas fisik melonjak ke level tertinggi dalam 10 bulan terakhir. Meskipun harga emas mencapai rekor baru menjelang musim perayaan, hal tersebut tidak menyurutkan minat investor untuk terus membeli emas batangan, seolah mengantisipasi lonjakan lebih lanjut. Sebaliknya, di Tiongkok, diskon emas justru melebar, mencapai titik tertinggi dalam lima tahun terakhir, mencerminkan perbedaan sentimen dan permintaan di dua pasar konsumen emas terbesar dunia tersebut.

Cuan 10,17% Sebulan, Harga Emas Antam Hari Ini (20/9) Melonjak

Ringkasan

Harga emas global melonjak pada Jumat (19/9/2025), melanjutkan tren kenaikan mingguan kelima. Harga emas spot mencapai US$ 3.684,8 per ons troi dan emas berjangka AS ditutup pada US$ 3.705,80, didorong oleh sinyal kebijakan moneter The Fed setelah pemangkasan suku bunga acuan.

Pemangkasan suku bunga The Fed sebesar 25 basis poin menjadi faktor utama, meskipun disertai peringatan tentang inflasi. Analis RJO Futures, Bob Haberkorn, optimis emas akan terus menguat, bahkan berpotensi mencapai US$ 4.000 sebelum akhir tahun. Sementara pasar emas fisik menunjukkan tren yang berbeda antara India dan Tiongkok.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *