Emas Tembus US$5.000? Prediksi Harga Emas 2024 Menguat!


KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Harga emas dunia kembali menorehkan rekor tertinggi sepanjang masa (all time high/ATH), melampaui angka US$ 3.100 per troy ounce. Lonjakan ini memicu pertanyaan: akankah tren kenaikan emas berlanjut, atau justru akan terkoreksi di tengah ketidakpastian ekonomi global?

Lukman Leong, analis mata uang Doo Financial Futures, menilai koreksi harga memang mungkin terjadi, namun tren utama tetap mengarah pada penguatan. “Koreksi bisa saja terjadi, namun secara keseluruhan harga emas masih akan terus naik. Fundamental yang menopang emas masih sangat kuat,” tegas Lukman dalam wawancara dengan KONTAN, Minggu (7/9/2025).

Beberapa faktor mendasari reli emas ini. Selain permintaan diversifikasi cadangan devisa global yang terus mendorong permintaan emas sebagai aset aman (safe haven) alternatif dari dolar AS, beberapa faktor baru turut berkontribusi. Data ekonomi AS yang melemah, khususnya di sektor tenaga kerja, telah mendorong kebijakan dovish dari Federal Reserve. Hal ini menekan nilai dolar AS dan memberikan ruang bagi emas untuk menguat.

Lebih lanjut, meningkatnya kekhawatiran investor terhadap obligasi pemerintah di beberapa negara – disebabkan oleh defisit fiskal dan utang yang membengkak – semakin memperkuat daya tarik emas sebagai aset lindung nilai. “Faktor-faktor inilah yang membantu emas mencapai ATH baru,” jelas Lukman.

Lukman menekankan bahwa reli harga emas bukanlah fenomena sementara. Ia memprediksi tren penguatan akan berlanjut hingga akhir tahun 2025, bahkan melampaui angka US$ 3.700–US$ 3.800 per troy ounce. Dengan asumsi kurs rupiah saat ini, harga emas Antam diperkirakan akan berada di kisaran Rp2,157 juta–Rp2,197 juta per gram. Lebih jauh lagi, Lukman memproyeksikan potensi kenaikan hingga US$ 4.000–US$ 5.000 per troy ounce pada tahun 2026.

Bagi investor yang telah memiliki emas, Lukman menyarankan untuk mempertahankan kepemilikan. Ia juga menganjurkan penambahan investasi saat terjadi koreksi harga. Untuk jangka pendek hingga menengah, emas diperkirakan akan melanjutkan penguatan menuju US$ 3.800. Sementara jangka panjang, target harga berada di kisaran US$ 4.000–US$ 5.000.

Strategi dollar cost averaging (DCA) dinilai ideal dalam situasi ini. “Dengan membeli emas secara bertahap, baik saat harga naik maupun turun, risiko terjebak di harga tinggi atau kehilangan momentum dapat diminimalisir,” tutup Lukman.

Ringkasan

Harga emas dunia mencapai rekor tertinggi di atas US$ 3.100 per troy ounce, didorong oleh beberapa faktor. Permintaan emas sebagai aset aman meningkat seiring melemahnya ekonomi AS dan kebijakan dovish Federal Reserve, serta kekhawatiran investor terhadap obligasi pemerintah beberapa negara. Analis Lukman Leong memprediksi tren kenaikan akan berlanjut hingga akhir 2025, mencapai US$ 3.700-US$ 3.800 per troy ounce.

Lukman memproyeksikan harga emas berpotensi mencapai US$ 4.000-US$ 5.000 per troy ounce pada tahun 2026. Ia menyarankan investor untuk mempertahankan kepemilikan emas dan menambah investasi saat terjadi koreksi harga, menggunakan strategi dollar cost averaging untuk meminimalkan risiko. Untuk jangka pendek hingga menengah, emas diperkirakan akan terus menguat menuju US$ 3.800.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *