GGRM HMSP Terbang Tinggi! Saham Rokok Lanjutkan Reli Sesi I

Scoot.co.id, JAKARTA – Emiten rokok menunjukkan performa impresif di lantai bursa, dengan saham-saham seperti GGRM, HMSP, ITIC, dan WIIM melanjutkan reli penguatan pada sesi I perdagangan hari ini, Rabu (17/9/2025). Tren positif ini mengikuti lonjakan signifikan kemarin, Selasa (16/9/2025), ketika seluruh saham rokok tersebut melonjak hingga dua digit.

Berdasarkan data Stockbit, pada sesi I perdagangan hari ini, saham PT Wismilak Inti Makmur Tbk. (WIIM) menguat tipis 0,49% mencapai level Rp1.035, sedangkan PT H.M. Sampoerna Tbk. (HMSP) berhasil naik 1,49% ke posisi Rp680. Kinerja yang lebih menonjol ditunjukkan oleh PT Gudang Garam Tbk. (GGRM) yang melesat 5,94% ke harga Rp11.600, dan PT Indonesia Tobacco Tbk. (ITIC) yang memimpin dengan kenaikan 9,87% mencapai Rp334.

Penguatan yang terjadi pada sesi I ini adalah kelanjutan dari kinerja yang sangat mengesankan di hari sebelumnya. Pada perdagangan Selasa (16/9/2025), saham WIIM ditutup meroket 24,10%, HMSP menguat 20,72%, GGRM melejit 17,74%, sementara ITIC ditutup dengan lonjakan spektakuler 24,59%.

Menariknya, lonjakan harga saham emiten rokok kemarin mengulang pola serupa yang terlihat pada perdagangan Senin (8/9/2025). Kala itu, pasar bereaksi positif terhadap sentimen politik terkait reshuffle Menteri Keuangan, dengan Purbaya Yudhi Sadewa menggantikan Sri Mulyani. Namun, euforia tersebut tak bertahan lama, dan harga saham rokok sempat kembali terkoreksi setelah melonjak.

: Secercah Asa Emiten Rokok HMSP, GGRM, WIIM dari Menkeu Purbaya

Kali ini, pada hari Selasa kemarin (16/9/2025), pasar kembali menunjukkan respons positif, kali ini dipicu oleh pernyataan Menteri Keuangan yang baru, Purbaya. Pernyataan tersebut mengindikasikan adanya kemungkinan pelonggaran kebijakan cukai hasil tembakau (CHT), sebuah isu krusial bagi industri ini.

Senior Market Analyst Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji Gusta, menganalisis bahwa secara teknikal, pergerakan saham rokok saat ini mengisyaratkan adanya perbaikan signifikan. Menurutnya, penurunan harga yang terjadi pasca sentimen reshuffle Menteri Keuangan sebelumnya hanyalah koreksi yang wajar dalam pergerakan harga. “Kalau secara teknikal, rata-rata pergerakan harga saham rokok itu sudah mulai sideways, jadi sudah meninggalkan fase down trend,” terang Nafan, Rabu (17/9/2025).

Nafan juga menekankan bahwa harga saham rokok memang sangat sensitif terhadap isu kebijakan CHT. Hal ini dikarenakan kebijakan cukai yang tinggi selalu menjadi beban berat bagi kinerja fundamental para emiten. Oleh karena itu, sinyal pelonggaran CHT menjadi angin segar yang sangat dinantikan.

Ia berandai-andai, jika kebijakan CHT benar-benar direalisasikan untuk turun pada tahun depan, hal tersebut akan menjadi katalis positif yang kuat bagi para emiten rokok. Penurunan CHT tidak hanya berpotensi meningkatkan kinerja fundamental mereka, tetapi juga dapat menjadi solusi efektif untuk menekan peredaran rokok ilegal yang kian marak. Maraknya rokok ilegal ini sebagian besar disebabkan oleh disparitas harga antara rokok legal dan ilegal yang semakin melebar akibat dampak CHT yang tinggi.

Dengan demikian, Nafan memperkirakan bahwa potensi penurunan CHT ini diharapkan mampu memperbaiki kinerja fundamental bagi GGRM, HMSP, ITIC, dan WIIM. “Minimal kinerja pendapatan diperbaiki, lalu dari sisi bottom line nanti juga menyusul,” pungkas Nafan, memberikan gambaran prospek cerah bagi industri tembakau.

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Ringkasan

Saham emiten rokok seperti GGRM, HMSP, ITIC, dan WIIM melanjutkan penguatan pada sesi I perdagangan Rabu, 17 September 2025. Penguatan ini merupakan kelanjutan dari reli yang terjadi sehari sebelumnya, dipicu oleh pernyataan Menteri Keuangan baru yang mengindikasikan potensi pelonggaran kebijakan cukai hasil tembakau (CHT).

Analis Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji Gusta, menyatakan bahwa pergerakan saham rokok secara teknikal mengisyaratkan perbaikan signifikan dan telah meninggalkan fase downtrend. Ia menambahkan bahwa penurunan CHT akan menjadi katalis positif, berpotensi meningkatkan kinerja fundamental emiten rokok serta menekan peredaran rokok ilegal.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *