Gus Ipul Ajak Siswa Sekolah Rakyat Belajar Literasi Keuangan di Museum BI

Siang itu, halaman Museum Bank Indonesia di Jakarta Barat dipenuhi semangat ratusan siswa berseragam merah putih, lengkap dengan topi baret di kepala. Mereka adalah para murid dari Sekolah Rakyat binaan Kementerian Sosial yang datang dari berbagai penjuru daerah, termasuk Sekolah Rakyat Menengah Atas (SRMA) 10 Jakarta Selatan, SRMA 9 Jakarta Timur, serta Sekolah Rakyat Menengah Pertama (SRMP) 6 Jakarta Timur. Di bawah terik matahari yang mulai condong, barisan mereka tertata rapi, siap mengikuti upacara khidmat peringatan Sumpah Pemuda.

Acara yang berlangsung pada Selasa, 28 Oktober, ini dimulai sekitar pukul 13.30 WIB. Sebelum upacara resmi dimulai, para peserta dengan antusias melakukan dua kali gladi resik, sembari menantikan kehadiran Menteri Sosial Saifullah Yusuf, yang akrab disapa Gus Ipul, dan Wakil Menteri Sosial Agus Jabo Priyono. Sejumlah pejabat tinggi dari Bank Indonesia turut hadir, mengenakan jas rapi, berdiri tegap di sisi kiri lapangan, menunjukkan dukungan penuh terhadap acara edukatif ini.

Dalam amanatnya sebagai inspektur upacara, Gus Ipul menyampaikan apresiasi mendalam kepada Bank Indonesia atas kesempatan berharga yang diberikan kepada siswa Sekolah Rakyat. Kunjungan ini, katanya, bukan hanya rekreasi semata, melainkan gerbang bagi para siswa untuk mengenal lebih dekat seluk-beluk dunia perbankan dan memahami kaya akan sejarah uang Indonesia. “Yang pakai jas itu semua adalah wakil dari pimpinan Bank Indonesia. Tepuk tangan,” ujarnya, disambut riuh sorak gembira dari para siswa.

Lebih lanjut, Gus Ipul menekankan bahwa kegiatan ini adalah bagian krusial dari pembelajaran mengenai literasi keuangan. “Mudah-mudahan ini memperkuat literasi keuangan dari anak-anakku sekalian. Nanti sudah bisa menghitung mana yang paling penting untuk dibelanjakan, mana yang bisa ditabung untuk investasi, mana untuk kebutuhan sehari-hari, dan mana untuk masa depan,” tuturnya, memberikan bekal penting bagi masa depan finansial mereka.

Menteri Sosial juga menegaskan bahwa siswa Sekolah Rakyat adalah anak-anak berprestasi dari keluarga sederhana yang mendapatkan akses ke pendidikan berkualitas berkat kebijakan pemerintah. “Anak-anakku ini dari keluarga sederhana, keluarga istimewa yang diberi kesempatan oleh Bapak Presiden Prabowo untuk memperoleh akses pendidikan yang berkualitas,” ujarnya, menyoroti pentingnya pemerataan kesempatan pendidikan.

Ia menambahkan harapannya agar setelah lulus, para siswa ini dapat menjadi “anak-anak hebat,” menjadi agen perubahan, dan turut serta memajukan Indonesia di masa depan, mewujudkan cita-cita bangsa yang lebih baik.

Suasana semakin hidup ketika Gus Ipul memanggil beberapa siswa untuk maju dan berinteraksi. Salah satu yang paling menarik perhatian adalah Linggar Ardiansyah, siswa SRMA 9 Jakarta Timur, yang dengan percaya diri menyampaikan pesan inspiratifnya untuk Menteri Keuangan, Purbaya Yudhi Sadewa.

“Semoga semangat terus untuk memajukan ekonomi di Indonesia dan semoga ekonomi Indonesia menjadi lebih baik ke depannya. Semangat 8 persen ekonomi maju di Indonesia. Terima kasih, Pak Purbaya,” kata Linggar dengan lantang dan penuh semangat, menunjukkan pemahaman akan isu-isu penting negara.

Gus Ipul sempat menanyakan kehidupan sehari-hari Linggar, yang tinggal di Manggarai bersama ayahnya, seorang sopir angkot. “Bangga enggak sama ayahmu?” tanya Gus Ipul. “Bangga,” jawab Linggar dengan bangga, memancarkan rasa hormat terhadap orang tuanya.

Momen tersebut dimanfaatkan Gus Ipul untuk menegaskan kembali nilai-nilai dasar yang ditanamkan di Sekolah Rakyat. “Kalau disebut SR, jawabnya apa? Sayangi orang tua, hormati guru. Siapapun orang tuamu, harus kamu hormati,” ujarnya, disambut tepuk tangan meriah dari seluruh siswa, mengukuhkan pentingnya etika dan budi pekerti.


Kemudian, giliran Naira Intan Safitri, siswi dari SRMA 10 Jakarta Selatan, yang maju untuk menyampaikan pesannya kepada Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo.

“Terima kasih banyak karena telah mengundang kami untuk mengetahui tentang pentingnya apa itu rupiah,” ucap Naira, merefleksikan kesan positifnya terhadap kunjungan edukatif tersebut dan pemahamannya akan nilai mata uang nasional.

Naira, yang menyimpan cita-cita mulia menjadi anggota TNI, berbagi cerita pribadinya kepada Gus Ipul bahwa ia kini tinggal bersama neneknya di Kebayoran Lama setelah orang tuanya berpisah. Meskipun demikian, ia menemukan kebahagiaan dan persahabatan sejak bergabung dengan Sekolah Rakyat pada pertengahan Juli lalu. “Alhamdulillah senang, bahagia, dan ketemu teman-teman,” katanya ketika ditanya Gus Ipul tentang pengalamannya di lembaga pendidikan istimewa ini, menunjukkan dampak positif program tersebut bagi kehidupannya.

Ringkasan

Gus Ipul mengajak siswa Sekolah Rakyat binaan Kementerian Sosial mengunjungi Museum Bank Indonesia untuk belajar literasi keuangan. Kunjungan ini bertujuan untuk mengenalkan siswa pada dunia perbankan dan sejarah uang Indonesia, serta memperkuat pemahaman mereka tentang pengelolaan keuangan seperti menabung dan investasi.

Dalam acara tersebut, Gus Ipul menekankan pentingnya pendidikan berkualitas bagi anak-anak dari keluarga sederhana, serta menanamkan nilai-nilai dasar seperti menghormati orang tua dan guru. Siswa juga berinteraksi dengan menyampaikan pesan inspiratif kepada tokoh-tokoh penting seperti Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Indonesia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *