SMRA: Peluncuran Proyek Baru Dongkrak Rekomendasi Saham Summarecon Agung?

Scoot.co.id JAKARTA. PT Sumarecon Agung Tbk (SMRA), salah satu pengembang properti terkemuka di Indonesia, menunjukkan kinerja prapenjualan atau marketing sales yang sangat impresif sepanjang tahun ini, didorong oleh kesuksesan peluncuran berbagai proyek. Hingga September 2025, pendapatan prapenjualan SMRA melonjak 34% secara tahunan (year-on-year/yoy) mencapai Rp 3,6 triliun. Angka ini telah merealisasikan 71% dari target tahunan perseroan, menyoroti momentum positif yang kuat.

Analis Maybank Sekuritas Indonesia, Kevin Halim, mencermati bahwa lonjakan prapenjualan SMRA ini tak lepas dari gemilangnya peluncuran proyek-proyek baru pada kuartal III-2025, dengan tingkat penyerapan yang melampaui 70%. Keberhasilan ini terutama terlihat pada proyek premium “Soultan Island” di Bekasi yang langsung terjual habis, bahkan dengan harga fantastis Rp 20 miliar per unit. Dari proyek ini saja, Sumarecon Agung berhasil mengantongi Rp 200 miliar dalam marketing sales.

Menurut Kevin, capaian di Soultan Island ini menegaskan posisi township SMRA sebagai yang unggulan dan membuktikan ketahanan segmen properti menengah ke atas di tengah kondisi pasar. Proyek-proyek berskala lebih kecil lainnya juga turut berkontribusi positif, seperti “Rona Homes” di Tangerang dan “Chelia” di Crown Gading. Masing-masing mencatat penyerapan impresif 70% dan 85%, menghasilkan penjualan sekitar Rp 20 miliar dan Rp 55 miliar.

Namun, tidak semua proyek berjalan mulus. Proyek “Xandari” di Bandung, yang ditawarkan dengan rentang harga Rp 11-23 miliar per unit, mengalami penjualan yang lebih lambat, baru dua unit terjual. Kevin menjelaskan, kondisi ini disebabkan oleh status township yang masih terbilang baru dan membutuhkan waktu untuk membangun momentum pasar.

Di sisi lain, Fundamental Analyst BRI Danareksa Sekuritas, Abida Massi Armand, menyoroti bahwa kinerja marketing sales SMRA turut didukung oleh insentif fiskal Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPN DTP) sebesar 100%. Selain itu, permintaan yang kuat di kawasan township dengan infrastruktur lengkap, serta peningkatan aksesibilitas melalui JORR 2, juga menjadi faktor pendorong signifikan di tengah perlambatan sektor properti secara umum.

Abida menegaskan kepada Kontan, Selasa (28/10/2025), bahwa “Kombinasi strategi produk yang matang, lokasi premium yang strategis, dan stimulus fiskal yang tepat telah secara efektif memperkuat daya serap pasar properti.” Lebih lanjut, keberhasilan peluncuran “Soultan Island” dengan harga miliaran rupiah menjadi bukti superioritas brand equity Sumarecon Agung.

Capaian ini, menurut Abida, juga mengindikasikan strategi diversifikasi pasar yang sangat efektif, di mana perseroan berhasil mengandalkan segmen premium yang relatif tahan terhadap fluktuasi makroekonomi, sekaligus tetap membidik volume penjualan dari segmen menengah yang diuntungkan oleh dukungan PPN DTP. Meskipun kontribusi Soultan Island terhadap total marketing sales mungkin tergolong kecil, sukses penjualan produk ultra-luxury ini di tengah tantangan daya beli merupakan penegasan kemampuan SMRA yang luar biasa.

Melihat ke depan, Abida Massi Armand optimis bahwa SMRA berpotensi diuntungkan oleh prospek pemangkasan suku bunga Bank Indonesia (BI). Kebijakan moneter yang lebih longgar ini diperkirakan akan memicu peningkatan permintaan Kredit Pemilikan Rumah (KPR), memberikan dorongan tambahan bagi penjualan properti.

Namun demikian, investor disarankan untuk tetap mencermati beberapa risiko. Abida mengingatkan akan potensi normalisasi laba di tahun 2025, serta ketidakpastian mengenai kelanjutan insentif PPN DTP. Apabila insentif ini berkurang atau ditiadakan, daya dorong utama untuk penjualan di segmen menengah dapat melemah signifikan. Oleh karena itu, SMRA akan sangat bergantung pada pelonggaran moneter untuk mempertahankan momentum pertumbuhan di masa mendatang.

Meski terdapat potensi risiko, Kevin Halim dari Maybank Sekuritas tetap yakin bahwa Sumarecon Agung masih memiliki peluang besar untuk mencapai target prapenjualan Rp 5 triliun pada tahun fiskal 2025. Proyeksi ambisius ini didukung oleh rencana peluncuran sejumlah proyek tambahan yang strategis di kuartal IV-2025, meskipun hasil penjualan yang tidak sesuai ekspektasi tetap menjadi risiko yang perlu diwaspadai.

Dengan fundamental yang solid dan potensi pertumbuhan yang menjanjikan, kedua analis — Kevin Halim dan Abida Massi Armand — serentak merekomendasikan “Beli” saham SMRA. Kevin menetapkan target harga Rp 640 per saham, sementara Abida lebih optimis dengan target Rp 800 per saham. Hal ini mencerminkan keyakinan mereka terhadap prospek cerah pengembang properti ini di pasar saham.

Saham Big Banks Selasa (28/10): BBCA dan BBRI Melemah, BMRI Menguat, BBNI Stagnan

IHSG Terkoreksi 0,30% ke 8.092, Top Losers LQ45: UNVR, AMMN dan ASII, Selasa (28/10)

Ringkasan

PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) mencatatkan kinerja prapenjualan yang positif dengan kenaikan 34% yoy mencapai Rp 3,6 triliun hingga September 2025, didorong oleh peluncuran proyek baru yang sukses seperti “Soultan Island”. Analis melihat keberhasilan ini sebagai bukti ketahanan segmen properti menengah ke atas dan efektivitas strategi diversifikasi pasar SMRA. Keberhasilan ini juga didukung oleh insentif PPN DTP dan permintaan yang kuat di kawasan township dengan infrastruktur lengkap.

Meskipun demikian, investor perlu mewaspadai potensi normalisasi laba di tahun 2025 dan ketidakpastian kelanjutan insentif PPN DTP. Namun, dengan prospek pemangkasan suku bunga BI dan rencana peluncuran proyek strategis di kuartal IV-2025, analis merekomendasikan “Beli” saham SMRA dengan target harga yang bervariasi, mencerminkan keyakinan terhadap pertumbuhan pengembang properti ini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *