Harga Minyak Melemah, Kekhawatiran Terhadap Prospek Ekonomi AS Tekan Pasar

Scoot.co.id NEW YORK – Harga minyak dunia mengalami tekanan penurunan signifikan pada perdagangan Kamis (18/9/2025). Kekhawatiran pasar terhadap prospek ekonomi Amerika Serikat (AS) menjadi pemicu utama koreksi ini, bahkan setelah Federal Reserve (The Fed) baru saja melakukan pemangkasan suku bunga untuk pertama kalinya sepanjang tahun ini.

Harga minyak mentah berjangka Brent mengakhiri sesi perdagangan dengan melemah 51 sen atau 0,8%, mencapai posisi US$67,44 per barel. Sementara itu, patokan AS, West Texas Intermediate (WTI), juga mencatat penurunan sebesar 48 sen atau 0,8%, ditutup pada level US$63,57 per barel.

Langkah The Fed yang memangkas suku bunga acuan sebesar seperempat poin persentase sehari sebelumnya, disertai sinyal adanya ruang untuk penurunan lanjutan di tahun ini, seharusnya menjadi katalis positif bagi pasar. Kebijakan ini diambil sebagai respons terhadap pelemahan yang terlihat pada pasar tenaga kerja AS.

Harga Minyak Naik Tipis, Didukung Pengecualian Tarif AS dan Impor Minyak Mentah China

Secara tradisional, penurunan biaya pinjaman atau suku bunga yang lebih rendah cenderung merangsang pertumbuhan ekonomi dan, pada gilirannya, mendorong permintaan minyak. Namun, kali ini, pasar justru memfokuskan perhatian pada serangkaian tanda yang mengindikasikan adanya perlambatan ekonomi yang lebih dalam.

Jorge Montepeque, Direktur Pelaksana Onyx Capital Group, menegaskan pandangan tersebut. “The Fed melakukan ini sekarang karena jelas ekonomi sedang melambat. Federal Reserve sedang berusaha memulihkan pertumbuhan,” ujarnya, menggarisbawahi urgensi di balik kebijakan moneter tersebut.

Data pasar tenaga kerja AS memang menunjukkan indikasi pelemahan. Meskipun klaim tunjangan pengangguran baru sempat menurun pekan lalu, secara keseluruhan, dinamika permintaan dan pasokan tenaga kerja di AS telah menyusut. Ini menjadi salah satu faktor yang membayangi optimisme pasar.

Selain itu, sektor perumahan juga memberikan sinyal yang mengkhawatirkan. Pembangunan rumah keluarga tunggal anjlok ke level terendah dalam hampir 2,5 tahun pada Agustus, terutama akibat kelebihan pasokan rumah baru. Kondisi ini semakin memperkuat kekhawatiran bahwa sektor properti akan terus menjadi penghambat bagi pemulihan ekonomi secara keseluruhan.

Harga Minyak Anjlok Terdampak Rencana Perundingan Nuklir AS-Iran

Lemahnya permintaan bahan bakar di AS turut menjadi faktor signifikan yang menekan harga minyak. Data terbaru dari Badan Informasi Energi (EIA) menunjukkan bahwa stok minyak mentah AS mengalami penurunan tajam, didorong oleh impor neto yang jatuh ke rekor terendah dan ekspor yang melonjak ke level tertinggi hampir dua tahun. Namun, di sisi lain, peningkatan stok distilat sebesar 4 juta barel, jauh melampaui ekspektasi kenaikan 1 juta barel, justru memicu kekhawatiran tambahan mengenai prospek permintaan energi ke depan.

Faktor Geopolitik dan Pasokan

Dari sisi pasokan, Rusia, yang merupakan produsen minyak terbesar kedua dunia pada tahun 2024, mengumumkan langkah-langkah baru untuk melindungi anggaran negaranya dari fluktuasi harga minyak dan dampak sanksi Barat yang menekan ekspor energinya. Pada saat yang sama, Ukraina mengklaim telah berhasil menyerang fasilitas pengolahan minyak dan kilang besar di Rusia, dalam upaya strategis untuk melemahkan sektor energi Moskow.

CEO Exxon Mobil, Darren Woods, dalam pernyataannya kepada Financial Times, menegaskan bahwa perusahaannya tidak memiliki rencana untuk melanjutkan operasi di Rusia. Implikasi dari hilangnya pasokan minyak Rusia dari pasar internasional, jika berlanjut, sejatinya berpotensi memberikan dukungan bagi harga minyak di masa mendatang.

Harga Minyak Turun Imbas Kekhawatiran Prospek Permintaan

Namun, tidak semua sentimen pasar bersifat pesimis. Dari sisi permintaan, Menteri Perminyakan Kuwait, Tariq Al-Roumi, berpandangan bahwa pemangkasan suku bunga AS akan bertindak sebagai pendorong signifikan bagi konsumsi minyak, khususnya di kawasan Asia. Senada dengan Kuwait, Qatar, yang juga anggota OPEC, menunjukkan optimisme dengan QatarEnergy yang menaikkan harga minyak mentah al-Shaheen untuk pengiriman November ke level tertinggi dalam delapan bulan.

Di Eropa, parlemen Jerman telah menyetujui anggaran tahunan pertamanya setelah reformasi aturan fiskal. Anggaran ini mencakup rekor investasi yang ditujukan untuk pemulihan ekonomi serta peningkatan belanja pertahanan, menunjukkan komitmen terhadap stabilitas dan pertumbuhan di wilayah tersebut.

Sementara itu, dinamika geopolitik di Timur Tengah juga terus menjadi perhatian. Israel melancarkan serangan udara baru ke wilayah selatan Lebanon. Aksi ini diklaim bertujuan menghentikan upaya Hizbullah dalam membangun kembali kekuatan militernya, menambahkan lapisan ketidakpastian pada stabilitas pasokan global.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *