
IHSG Ambles Tajam 2,27% di Tengah Gejolak Politik: Sentimen Negatif Tekan Pasar Saham
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penurunan signifikan sebesar 2,27% hingga akhir perdagangan sesi pertama Jumat (29/8/2025), ditutup pada level 7.771. Pelemahan tajam ini dipicu oleh memanasnya kondisi politik dalam negeri. Ribuan massa dari berbagai elemen masyarakat menggelar demonstrasi besar-besaran, menuntut kenaikan upah minimum 2026, penghapusan sistem outsourcing, dan reformasi pajak. Aksi yang berujung bentrok pada Kamis (28/8/2025) dan mengakibatkan korban jiwa, semakin memperkeruh suasana dan menekan sentimen pasar.
Analis dari Phintraco Sekuritas menjelaskan, secara teknikal, indikator MACD menunjukkan pelebaran slope negatif, sementara Stochastic RSI mendekati area oversold. “Sehingga kami memperkirakan IHSG berpotensi melanjutkan pelemahan menuju level 7.750-7.725 pada perdagangan sesi kedua,” demikian disampaikan riset Phintraco Sekuritas.
Sepuluh dari sebelas indeks sektoral Bursa Efek Indonesia (BEI) kompak melemah pada sesi pertama. Sektor barang konsumen non primer mengalami penurunan paling dalam, mencapai 4,69%. Disusul sektor infrastruktur (-3,50%), barang baku (-3,47%), properti dan real estate (-3,41%), serta energi (-2,77%). Sektor keuangan juga ikut tertekan (-2,55%), diikuti sektor teknologi (-2,47%), transportasi dan logistik (-1,79%), kesehatan (-1,76%), dan konsumen non siklikal (-1,70%). Hanya sektor industri yang menunjukkan penguatan tipis sebesar 0,13%.
Total volume transaksi mencapai 33,99 miliar saham dengan nilai transaksi Rp 13,31 triliun. Sebanyak 89 saham mengalami kenaikan, 662 saham melemah, dan 49 saham stagnan.
Nafan Aji Gusta, Senior Market Analyst Mirae Asset Sekuritas, menyatakan bahwa demonstrasi yang berlangsung menjadi faktor utama pelemahan IHSG. Meskipun melihat tren IHSG dalam fase konsolidasi bullish, Nafan memperkirakan potensi bearish consolidation phase akan terbuka lebar jika IHSG secara konsisten berada di bawah level 7.750.
Saham-Saham dengan Kinerja Terbaik dan Terburuk (Sesi I)
Berikut saham-saham dengan kinerja terbaik (top gainers) dan terburuk (top losers) pada sesi pertama perdagangan:
Top Gainers:
- PT Bank Maspion Tbk (BMAS) naik 25%
- PT Duta Pertiwi Tbk (DUTI) naik 24,85%
- PT Pradiksi Gunatama Tbk (PGUN) naik 24,70%
Top Losers:
- PT Tira Austenite Tbk (TIRA) turun 14,76%
- PT Wulandari Bangun Laksana Tbk (BSBK) turun 14,74%
- PT Central Proteina Prima Tbk (CPRO) turun 14,71%
IHSG Ambles 2% ke 7.771,3 di Sesi Pertama Hari Ini (29/8), Ada 662 Saham Melemah
Risiko Investasi (CDS) Indonesia Naik Seiring Pelemahan Rupiah dan IHSG
Ringkasan
IHSG mengalami penurunan tajam sebesar 2,27% pada sesi pertama perdagangan, ditutup pada level 7.771. Pelemahan ini dipicu oleh kondisi politik dalam negeri yang memanas, dengan demonstrasi besar-besaran yang menuntut kenaikan upah dan reformasi lainnya. Sepuluh dari sebelas indeks sektoral BEI mengalami penurunan, dengan sektor barang konsumen non primer menjadi yang paling terpukul.
Analis memperkirakan IHSG berpotensi melanjutkan pelemahan, dengan level 7.750-7.725 menjadi target pada sesi perdagangan selanjutnya. Demonstrasi menjadi faktor utama pelemahan IHSG, dan potensi bearish consolidation phase akan terbuka lebar jika IHSG terus berada di bawah level 7.750. Saham BMAS, DUTI, dan PGUN menjadi top gainers, sementara TIRA, BSBK, dan CPRO menjadi top losers.