JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengakhiri perdagangan hari ini, Jumat (22/8/2025), di zona merah. Acuan bursa Tanah Air ini tergelincir 0,40% atau setara 31,86 poin, menetap di level 7.858,85, berdasarkan data dari RTI Business.
Sepanjang sesi perdagangan hari ini, aktivitas di pasar saham cukup ramai dengan total 40,93 miliar saham yang diperjualbelikan, mencatatkan nilai transaksi sebesar Rp15,62 triliun. Meskipun demikian, sentimen negatif terlihat jelas dengan 275 saham ditutup melemah, sementara 361 saham berhasil menguat dan 163 saham lainnya tidak mengalami perubahan.
Sejumlah saham unggulan berhasil menjadi penopang IHSG agar tidak jatuh lebih dalam. Di antaranya adalah PT Astra International Tbk. (ASII) yang menguat 1,33% ke Rp5.700, PT Chandra Daya Investasi Tbk. (CDIA) melonjak 2,06% mencapai Rp1.485, dan PT Elang Mahkota Teknologi Tbk. (EMTK) yang memimpin penguatan dengan melesat 11,43% ke Rp1.170.
Selain itu, pergerakan positif juga dicatatkan oleh PT TBS Energi Utama Tbk. (TOBA) yang naik 6,60% ke Rp1.050, serta PT Remala Abadi Tbk. (DATA) yang menguat 3,73% ke level Rp3.060, menunjukkan adanya minat beli pada beberapa sektor tertentu.
Namun, laju IHSG tertahan signifikan oleh beberapa saham berkapitalisasi besar. PT Alamtri Resources Indonesia Tbk. (ADRO) terkoreksi 0,28% ke Rp1.775, diikuti oleh PT Jasa Marga (Persero) Tbk. (JSMR) yang terpangkas 2,65% menjadi Rp3.310, dan PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) yang turun 0,35% ke Rp2.820.
Saham-saham perbankan jumbo juga turut memerah, menambah tekanan pada indeks. PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) anjlok 1,17% ke Rp8.450, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (MBRI) melemah 0,20% ke Rp4.890, dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) terpangkas 1,20% ke Rp4.100. Penurunan juga terlihat pada PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk. (CUAN) sebesar 0,61% ke Rp1.635, PT Amman Mineral Internasional Tbk. (AMMN) turun 1,43% ke Rp8.600, serta PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) yang terkoreksi 0,31% ke Rp3.240.
Sebelum penutupan sesi penuh, IHSG pada sesi I perdagangan hari ini juga ditutup melemah tipis 0,02% di level 7.888,41. Tim Riset Phintraco Sekuritas mencatat bahwa pelemahan ini didorong oleh kontraksi sektor kesehatan sebesar 0,38%, energi turun 0,04%, dan sektor non-siklikal yang terpangkas 0,02%. Secara teknikal, analis Phintraco melihat adanya penyempitan negatif slope pada indikator MACD, sejalan dengan pergerakan indikator RSI yang mengarah ke bawah. Oleh karena itu, diperkirakan IHSG berpotensi menguji level support dalam rentang 7.750-7.850 pada perdagangan sesi II, seperti yang tertulis dalam riset mereka hari ini, Jumat (22/8/2025).
Dari sisi sentimen domestik, pergerakan IHSG turut dipengaruhi oleh data neraca transaksi berjalan Indonesia pada kuartal II/2025 yang mencatat defisit sebesar US$3 miliar. Angka ini meningkat signifikan dari defisit US$228 juta pada kuartal sebelumnya, dan menandai defisit selama sembilan kuartal berturut-turut. Ini merupakan defisit terbesar sejak kuartal II/2024, setara dengan 0,8% dari Produk Domestik Bruto (PDB). Bank Indonesia (BI) sendiri menargetkan defisit transaksi berjalan sekitar 0,5%-1,3% PDB untuk tahun ini.
Menyoroti dinamika pasar, Head of Retail Research BNI Sekuritas, Fanny Suherman, mengamati bahwa meskipun IHSG ditutup turun 0,67% pada perdagangan kemarin, indeks masih mencatatkan net buy asing sekitar Rp533 miliar. Saham-saham yang paling banyak diborong investor asing antara lain CUAN, BBCA, AMMN, BBRI, dan BRMS. Fanny menambahkan, “IHSG masih berpotensi mencoba menguji level support di 7.800, dan jika mampu bertahan kuat di level tersebut, ada kemungkinan IHSG akan melanjutkan kenaikannya.”
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.
Ringkasan
IHSG ditutup melemah 0,40% pada hari Jumat, 22 Agustus 2025, di level 7.858,85 dengan nilai transaksi mencapai Rp15,62 triliun. Pelemahan ini dipicu oleh penurunan beberapa saham berkapitalisasi besar seperti BBCA, MBRI, BBRI, CUAN, AMMN, dan TLKM. Meskipun demikian, beberapa saham seperti ASII, CDIA, dan EMTK berhasil mencatatkan penguatan.
Tekanan pada IHSG juga dipengaruhi oleh sentimen domestik, terutama data neraca transaksi berjalan Indonesia yang mencatat defisit sebesar US$3 miliar pada kuartal II/2025. Meskipun IHSG melemah, terdapat net buy asing sekitar Rp533 miliar dengan saham CUAN, BBCA, AMMN, BBRI, dan BRMS menjadi yang paling banyak diborong.