Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan memiliki potensi penguatan pada perdagangan Kamis (2/10), setelah sebelumnya ditutup melemah tipis 0,21 persen ke level 8.043,822 pada perdagangan Rabu (1/10). Para investor dan pelaku pasar kini memantau pergerakan IHSG, menimbang berbagai sentimen domestik dan global yang akan memengaruhi arah pasar.
Menurut analisis teknikal dari Phintraco Sekuritas, pembentukan histogram negatif pada indikator MACD masih terus berlanjut, sementara indikator Stochastic RSI terpantau bergerak di area pivot. Dengan kondisi ini, Phintraco Sekuritas memproyeksikan bahwa IHSG berpotensi menguji level psikologis 8.000 pada perdagangan Kamis. Saham-saham yang direkomendasikan untuk dicermati oleh Phintraco Sekuritas mencakup UNVR, ANTM, JPFA, MAIN, dan PYFA.
Dari kancah domestik, data inflasi September 2025 menunjukkan kenaikan 0,21 persen secara month to month (MoM), sebuah pembalikan dari deflasi 0,08 persen MoM di bulan Agustus. Secara tahunan, laju inflasi meningkat menjadi 2,65 persen year on year (YoY), sedikit di atas perkiraan 2,5 persen YoY namun masih dalam rentang target Bank Indonesia sebesar 1,5-3,5 persen. Di sisi lain, indikator manufacturing PMI mengalami penurunan menjadi 50,4 dari 51,5 pada bulan Agustus, meskipun angka ini masih mengindikasikan ekspansi sektor manufaktur. Kabar baik datang dari neraca perdagangan Agustus 2025 yang mencatatkan surplus signifikan sebesar USD 5,49 miliar, melampaui surplus bulan sebelumnya dan estimasi pasar. Peningkatan surplus ini didorong oleh kenaikan ekspor sebesar 5,78 persen YoY, diiringi penurunan impor sebesar 6,56 persen YoY.
Namun, sentimen negatif dari eksternal patut menjadi perhatian. Pasar global dihadapkan pada kabar government shutdown di Amerika Serikat (AS) setelah Senat gagal mencapai kesepakatan anggaran tahunan. Kondisi ini berakar dari perdebatan sengit mengenai subsidi layanan kesehatan, yang berpotensi menyebabkan penutupan sebagian kantor publik dan mengancam para pegawai federal untuk bekerja tanpa gaji. Dinamika ini tentu saja dapat memicu kekhawatiran dan memengaruhi stabilitas pasar modal global, termasuk IHSG.
Sementara itu, MNC Sekuritas menilai bahwa IHSG masih berada dalam fase konsolidasi jangka pendek. Mereka memproyeksikan level support IHSG berada di 8.005 dan 7.840, sedangkan level resistance diproyeksikan pada 8.155 dan 8.192. Dalam skenario terbaik (best case), MNC Sekuritas melihat adanya peluang bagi IHSG untuk melanjutkan penguatan dan membentuk bagian dari wave [iii] menuju rentang 8.200–8.246. Namun, dalam skenario alternatif (label hitam), IHSG juga berisiko terkoreksi, setidaknya untuk menguji rentang 7.894–7.959. Adapun saham-saham yang direkomendasikan oleh MNC Sekuritas untuk diperhatikan adalah BUKA, ICBP, KRAS, dan MINA.
***
Disclaimer: Keputusan investasi sepenuhnya didasarkan pada pertimbangan dan keputusan pembaca. Berita ini bukan merupakan ajakan untuk membeli, menahan, atau menjual suatu produk investasi tertentu.