Scoot.co.id JAKARTA – Perdagangan saham di awal pekan membawa kabar gembira bagi investor. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil mengukuhkan penguatan signifikan, ditutup naik 21,59 poin atau setara 0,27% ke level 8.139 pada penutupan Senin (6/10/2025). Momen penting lainnya, IHSG bahkan sempat menorehkan rekor tertinggi intraday baru di level 8.176, menunjukkan momentum positif yang kuat di pasar.
Menjelaskan performa impresif ini, Oktavianus Audi, VP Equity Retail Analyst Kiwoom Sekuritas, mengidentifikasi beberapa pendorong utama. Menurutnya, berlanjutnya apresiasi nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menjadi salah satu katalis positif. Selain itu, rotasi investor yang masif ke sektor energi, infrastruktur, dan teknologi turut memberikan dorongan kuat bagi laju IHSG.
Audi juga menyoroti peran sentimen eksternal, di mana ketidakpastian global terkait potensi penutupan pemerintahan (government shutdown) di AS turut memengaruhi dinamika pergerakan IHSG pada hari ini. Secara teknikal, Audi mengamati indikator MACD yang menunjukkan tren melandai, meskipun di saat yang sama terjadi peningkatan pada indikator RSI.
Strategi Petrosea (PTRO) Jaga Kinerja di Tengah Volatilitas Harga Komoditas
Proyeksi untuk perdagangan besok, Audi memperkirakan pergerakan IHSG akan cenderung fluktuatif namun berpotensi menguat terbatas. Ia memprediksi indeks akan bergerak dalam rentang support 8.075 dan resistance 8.210, dengan indikator MACD yang masih diperkirakan menunjukkan tren melandai.
Pandangan lain datang dari Alrich Paskalis Tambolang, Equity Research Analyst Phintraco Sekuritas. Ia mengamati, secara teknikal, penutupan IHSG hari ini berada di atas level MA5, meskipun dibarengi dengan kenaikan volume jual. Lebih lanjut, Alrich menganalisis indikator Stochastic RSI yang membentuk golden cross serta histogram negatif MACD yang tampak menyempit. Dengan demikian, Alrich memperkirakan IHSG akan bergerak konsolidasi pada rentang support 8.080 dan resistance 8.180.
Menyajikan gambaran pasar global, Alrich melaporkan bahwa indeks bursa di Asia menunjukkan pergerakan beragam. Bursa Tiongkok dan Korea Selatan masih dalam periode libur. Di sisi lain, bursa Jepang berhasil mencapai rekor tertinggi baru, didukung oleh optimisme menyusul terpilihnya perdana menteri baru. Sebaliknya, bursa Eropa dibuka melemah, dipicu oleh pengunduran diri perdana menteri Prancis yang baru menjabat beberapa pekan, menimbulkan krisis politik di negara tersebut.
Melihat ke depan, Audi juga menguraikan sentimen-sentimen yang akan memengaruhi pergerakan IHSG pada perdagangan berikutnya. Pasar diperkirakan akan mengantisipasi rilis data cadangan devisa Indonesia per September 2025, yang diproyeksikan meningkat signifikan mencapai US$159 miliar. Peningkatan ini, menurut Audi, akan direspons positif oleh pasar seiring dengan aktivitas ekspor yang terus tumbuh.
Selain itu, fenomena kenaikan harga emas yang terus mencetak rekor tertinggi sepanjang masa juga menjadi sentimen positif. Kondisi ini diprediksi akan mendorong kinerja emiten produsen atau perusahaan yang terkait dengan komoditas emas di dalam negeri, secara langsung berkontribusi pada penguatan laju IHSG.
Merespons sentimen-sentimen tersebut, Audi merekomendasikan strategi trading buy untuk sejumlah saham pilihan. Investor dapat mencermati saham PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) dengan rentang support Rp 1.810 dan resistance Rp 2.310. Opsi lainnya adalah PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN), dengan rentang support Rp 1.670 dan resistance Rp 2.000.
Selain itu, Audi juga menyarankan speculative buy untuk saham PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS), dengan rentang support Rp 1.600 dan resistance Rp 1.705 per saham.
Di sisi lain, Alrich Paskalis Tambolang turut membagikan daftar saham pilihannya untuk perdagangan besok, meliputi PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN), PT TBS Energi Utama Tbk (TOBA), PT Archi Indonesia Tbk (ARCI), PT J Resources Asia Pasifik Tbk (PSAB), dan PT Ciputra Development Tbk (CTRA).
Indonesia Masih Tertinggal dalam Penggunaan Etanol dalam BBM, Ini Alasannya