Scoot.co.id JAKARTA. Kabar kurang menggembirakan datang dari pasar modal Indonesia. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami koreksi signifikan pada penutupan perdagangan hari Selasa, 9 September 2025. IHSG terperosok 138,24 poin atau setara dengan 1,78%, mengakhiri sesi di level 7.628,60.
Sentimen negatif ini tercermin dari pergerakan saham secara keseluruhan. Data menunjukkan bahwa 465 saham mengalami penurunan harga, jauh lebih banyak dibandingkan dengan 222 saham yang berhasil mencatatkan kenaikan. Sementara itu, 118 saham lainnya terpantau stagnan.
Dari sebelas indeks sektoral yang ada, hanya empat yang mampu bertahan di zona hijau, memberikan sedikit harapan di tengah tekanan jual yang kuat. Sektor transportasi memimpin penguatan dengan kenaikan sebesar 0,72%, diikuti oleh sektor barang konsumen siklikal yang naik 0,68%, dan sektor perindustrian dengan kenaikan tipis 0,11%.
Sebaliknya, tekanan jual paling besar terasa pada sektor teknologi yang mengalami penurunan terdalam sebesar 1,85%. Sektor keuangan juga tak luput dari koreksi dengan penurunan 1,73%, disusul oleh sektor infrastruktur yang terkoreksi 1,36%.
Aktivitas perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) hari ini cukup ramai dengan total volume mencapai 39,14 miliar saham. Nilai transaksi yang terjadi mencapai Rp 23,89 triliun.
Di tengah gejolak pasar, beberapa saham LQ45 berhasil mencuri perhatian sebagai top gainers. PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) memimpin dengan kenaikan 5,63%, diikuti oleh PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA) yang naik 5,62%, dan PT United Tractors Tbk (UNTR) dengan kenaikan 2,84%.
Namun, tidak semua saham bernasib baik. Beberapa saham LQ45 juga harus rela menjadi top losers pada perdagangan kali ini. PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) mengalami penurunan paling signifikan sebesar 4,63%, diikuti oleh PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) yang turun 4,01%, dan PT Indosat Tbk (ISAT) dengan penurunan 3,90%.
Ringkasan
Pada 9 September 2025, IHSG mengalami penurunan signifikan sebesar 1,78% atau 138,24 poin, berakhir di level 7.628,60. Sebagian besar sektor mengalami tekanan jual, dipimpin oleh sektor teknologi dan keuangan. Aktivitas perdagangan cukup ramai dengan volume 39,14 miliar saham dan nilai transaksi mencapai Rp 23,89 triliun.
Saham BBTN, JPFA, dan UNTR menjadi top gainers di indeks LQ45. Sebaliknya, AMMN, BMRI, dan ISAT mengalami penurunan paling tajam dan menjadi top losers. Dari sebelas sektor, hanya sektor transportasi, barang konsumen siklikal, dan perindustrian yang berhasil mencatatkan kenaikan.