PT Bursa Efek Indonesia (BEI) merilis data perdagangan saham periode 25-29 Agustus 2025, yang menunjukkan pergerakan dinamis pasar modal Indonesia. Meskipun Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup sedikit melemah di level 7.830, turun 0,36 persen dibandingkan pekan sebelumnya (7.858), nilai kapitalisasi pasar justru mengalami kenaikan tipis sebesar 0,36 persen, mencapai Rp 14.182 triliun dari Rp 14.131 triliun.
BEI mencatat peningkatan signifikan dalam aktivitas perdagangan. Rata-rata nilai transaksi harian mengalami lonjakan sebesar 40,69 persen, mencapai Rp 25,22 triliun dari Rp 17,92 triliun pada pekan sebelumnya. Hal ini sejalan dengan peningkatan rata-rata volume transaksi harian sebesar 19,56 persen (47,19 miliar saham dari 39,47 miliar saham) dan frekuensi transaksi harian yang naik 8,80 persen (2,31 juta kali dari 2,12 juta kali).
Menariknya, meskipun pekan ini ditutup dengan pelemahan IHSG, baik IHSG maupun kapitalisasi pasar sempat mencetak rekor tertinggi sepanjang masa (all time high/ATH). Pada Kamis (28/8/2025), IHSG mencapai puncak di level 7.952, melampaui rekor sebelumnya di angka 7.943 pada 20 Agustus 2025. Pada hari yang sama, kapitalisasi pasar juga mencapai rekor baru, yakni Rp 14.377 triliun.
Rekor tertinggi juga tercatat pada frekuensi transaksi harian. Pada Jumat (29/8/2025), frekuensi transaksi mencapai ATH sebanyak 2,49 juta kali, mengungguli rekor sebelumnya di angka 2,36 juta transaksi pada Senin (25/8/2025). Namun, perlu dicatat bahwa investor asing mencatatkan jual bersih sebesar Rp 1,12 triliun pada perdagangan Jumat, dan secara year to date, jual bersih asing mencapai Rp 50,95 triliun.
Di luar pergerakan IHSG, BEI juga mencatat aktivitas positif di pasar obligasi dan sukuk. Sepanjang pekan, tercatat dua obligasi dan satu sukuk baru yang diterbitkan. Obligasi Berkelanjutan II Provident Investasi Bersama Tahap V 2025 senilai Rp 420 miliar dengan peringkat idA (Single A) dari Pefindo, Obligasi Berkelanjutan I Pindo Deli Pulp and Paper Mills Tahap III 2025 senilai Rp 1,3 triliun, dan Sukuk Mudharabah Berkelanjutan I Tahap III 2025 senilai Rp 750 miliar (kedua instrumen terakhir memperoleh peringkat idA+ (sy) dari Pefindo dan irAA- dari KRI).
Penambahan ini menambah total emisi sepanjang 2025 menjadi 122 emisi dari 68 emiten, dengan total nilai mencapai Rp 138,84 triliun. Secara keseluruhan, terdapat 635 emisi obligasi dan sukuk dengan nilai outstanding Rp 513,93 triliun dan USD 502,10 juta dari 137 emiten. Selain itu, BEI juga mencatat 200 seri Surat Berharga Negara (SBN) senilai Rp 6.360,61 triliun dan USD 502,10 juta, serta tujuh emisi Efek Beragun Aset (EBA) dengan nilai Rp 2,13 triliun.
Ringkasan
Meskipun IHSG mengalami penurunan tipis sebesar 0,36% menjadi 7.830, kapitalisasi pasar justru mencatatkan rekor tertinggi sepanjang masa, menembus Rp 14.182 triliun. Aktivitas perdagangan juga mengalami peningkatan signifikan, ditandai dengan lonjakan rata-rata nilai transaksi harian sebesar 40,69% menjadi Rp 25,22 triliun. IHSG sempat mencapai puncak di level 7.952 dan kapitalisasi pasar Rp 14.377 triliun pada tanggal 28 Agustus 2025.
BEI juga mencatat rekor frekuensi transaksi harian tertinggi, yaitu 2,49 juta kali pada 29 Agustus 2025. Selama pekan tersebut, terdapat penambahan emisi obligasi dan sukuk baru, menambah total emisi sepanjang tahun 2025 menjadi 122 emisi dari 68 emiten, dengan total nilai mencapai Rp 138,84 triliun. Namun, investor asing mencatatkan jual bersih sebesar Rp 1,12 triliun pada perdagangan Jumat.