Scoot.co.id –PT Bangun Karya Perkasa Jaya Tbk (KRYA) resmi memperkuat posisinya di industri kendaraan listrik dengan menuntaskan penambahan modal pada PT Green City Traffic, pemilik merek ECGO. Akuisisi ini menjadikan KRYA sebagai pemegang 51 persen saham pengendali, menandai langkah strategis dalam pengembangan bisnis motor listrik di Indonesia.
William Teng, Pendiri sekaligus CEO ECGO yang kini juga akan menjabat sebagai Presiden Direktur KRYA, memaparkan visi dan strategi ambisius perusahaan ke depan. Selama tujuh tahun terakhir, ECGO telah membangun fondasi kuat di pasar motor listrik Indonesia melalui ekosistem yang terintegrasi penuh. Ekosistem ini mencakup desain dan produksi kendaraan, riset inovatif, layanan penyewaan baterai, jaringan stasiun penukaran baterai yang luas, hingga platform manajemen digital canggih.
“Dalam lima tahun ke depan, ECGO menargetkan penjualan kumulatif minimal 1 juta unit motor listrik,” tegas William Teng, menunjukkan optimisme terhadap pertumbuhan pasar dan kapabilitas perusahaan.
Ribuan Pecinta Otomotif Padati DKS Cirebon, Ajang Silaturahmi dan Pemberdayaan Komunitas dengan Kearifan Lokal
Dalam demonstrasi langsung, platform manajemen kendaraan dan pengendalian risiko daring milik ECGO yang mutakhir menjadi sorotan. Sistem ini memungkinkan dealer di seluruh Indonesia untuk melakukan penilaian kredit dan risiko pengemudi baik secara online maupun offline, sehingga mempermudah proses penyewaan kendaraan kepada pengemudi yang memenuhi syarat.
Dengan skema sewa harian yang terjangkau, dimulai dari Rp 39.000 untuk motor ECGO yang dilengkapi dua baterai, para pengemudi ojek online (ojol) dapat mengisi daya di rumah atau menukar baterai di stasiun penukaran ECGO. Inovasi ini secara signifikan menekan biaya operasional mereka. Berdasarkan data, pengemudi yang menggunakan motor ECGO rata-rata meraih pendapatan tambahan sekitar Rp 1,2 juta per bulan dibandingkan pengguna motor bensin konvensional.
William Teng lebih lanjut menjelaskan bahwa selain margin kotor hingga 40 persen dari penjualan motor listrik dan baterai, bisnis penyewaan baterai akan menjadi tulang punggung pendapatan jangka panjang yang stabil. Berkat teknologi protokol tertutup, motor ECGO hanya dapat beroperasi dengan baterai eksklusif dari ECGO, yang menjamin permintaan penyewaan baterai yang berkelanjutan dan loyalitas pelanggan.
Uraian Spesifikasi Daihatsu Ayla GH Style yang Bisa Bibawa Pulang Gratis di Ajang NMAA 2025
Perusahaan juga mengamankan pendapatan signifikan dari layanan perangkat lunak, di mana dealer memanfaatkan platform ECGO untuk memantau armada kendaraan, memproses pembayaran, dan mengelola risiko secara efisien. Proyeksi menunjukkan bahwa setiap pengemudi berkontribusi pendapatan bersih sekitar Rp 1,8 juta per tahun untuk ECGO. Jika target satu juta pengemudi aktif tercapai dalam lima tahun mendatang, potensi pendapatan bersih dari biaya platform saja bisa mencapai Rp 1,8 triliun per tahun, menegaskan potensi finansial luar biasa.
Saat ini, permintaan terhadap motor ECGO melampaui pasokan, dengan lebih dari 70.000 pengemudi telah terdaftar dalam daftar tunggu. Pasca-akuisisi ini, KRYA berencana meluncurkan Penawaran Umum Terbatas (Right Issue) untuk menghimpun dana antara Rp 200 miliar hingga Rp 300 miliar. Dana ini akan dialokasikan untuk mendukung ekspansi ECGO pada tahun 2026, dengan target penjualan gabungan 55.000 unit di pasar ojol dan non-ojol, serta mencapai penjualan kumulatif lebih dari 1 juta unit dalam lima tahun ke depan.
“ECGO telah memperoleh sertifikasi Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) sebesar 56 persen, dan dua model kami berhak mendapatkan subsidi motor listrik dari pemerintah Indonesia,” ungkap William Teng, menyoroti kepatuhan terhadap regulasi dan dukungan pemerintah.
Jangan Disepelekan! Ini 4 Bahaya Sobekan Kecil pada Ban Mobil yang Bisa Berujung Fatal bagi Pengendara
William Teng sangat optimistis bahwa apabila kebijakan subsidi motor listrik yang berlaku pada 2023–2024 dilanjutkan, dalam lima tahun mendatang motor listrik berpotensi menyumbang lebih dari 30 persen penjualan motor di Indonesia. Dalam skenario ini, ECGO diperkirakan akan menguasai lebih dari 15 persen pangsa pasar. Hal ini tidak hanya menguntungkan perusahaan, tetapi juga selaras dengan upaya pemerintah dalam menghemat subsidi BBM, mengurangi emisi karbon, meningkatkan kualitas udara di Jakarta, dan mendukung target netral karbon Indonesia pada tahun 2060.
Ringkasan
PT Bangun Karya Perkasa Jaya Tbk (KRYA) mengakuisisi 51% saham PT Green City Traffic (ECGO), memperkuat posisinya di industri motor listrik. CEO ECGO, William Teng, akan menjabat sebagai Presiden Direktur KRYA dengan visi menjual minimal 1 juta unit motor listrik dalam lima tahun ke depan. ECGO menawarkan ekosistem terintegrasi termasuk produksi, penyewaan baterai, dan platform manajemen digital.
ECGO menargetkan pendapatan dari penjualan motor listrik, baterai, dan layanan platform yang digunakan dealer untuk memantau armada dan mengelola risiko. Dengan skema sewa harian terjangkau, pengemudi ojol dapat meningkatkan pendapatan hingga Rp 1,2 juta per bulan. KRYA berencana menghimpun dana melalui Right Issue untuk ekspansi ECGO dan menargetkan penjualan 55.000 unit pada tahun 2026, didukung oleh sertifikasi TKDN dan potensi subsidi pemerintah.