Lirik Rekomendasi Saham Pilihan di Tengah Potensi Penurunan Suku Bunga Acuan

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di pasar modal Indonesia diperkirakan akan sangat dipengaruhi oleh keputusan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) yang dijadwalkan diumumkan pada 22 Oktober 2025. Konsensus pasar saat ini mengindikasikan proyeksi penurunan BI Rate sebesar 25 basis points (bps), yang akan membawa suku bunga menjadi 4,5%.

Ratih Mustikoningsih, Financial Expert dari Ajaib Sekuritas, menjelaskan bahwa BI Rate telah mengalami penurunan signifikan sebesar 125 bps, mencapai 4,75% per September 2025. Kebijakan pelonggaran moneter ini selaras dengan langkah Federal Reserve (The Fed) yang juga diperkirakan akan memangkas suku bunga acuannya sebanyak 25 bps pada awal November 2025, diikuti dengan pemotongan tambahan 25 bps di Desember 2025.

Sinergi antara kebijakan moneter global yang lebih longgar ini menciptakan ruang bagi Bank Indonesia untuk secara aktif mendukung pertumbuhan ekonomi domestik. Terlebih lagi, langkah ini sangat strategis mengingat momentum peningkatan konsumsi masyarakat menjelang libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) yang secara tradisional mendorong aktivitas ekonomi pada akhir tahun.

Dengan demikian, ekspektasi penurunan suku bunga diyakini akan menjadi sentimen positif yang kuat bagi pasar ekuitas, khususnya bagi sektor-sektor yang memiliki sensitivitas tinggi terhadap perubahan biaya dana dan daya beli.

Intip Rekomendasi Saham dan Proyeksi IHSG Jelang Putusan Suku Bunga BI di Pekan Ini

Sektor perbankan diproyeksikan menjadi salah satu penerima manfaat utama dari kebijakan ini. Tambahan likuiditas yang mencapai sekitar Rp 200 Triliun akan secara signifikan menekan biaya dana (cost of fund) bank. “Kondisi ini memberikan keleluasaan lebih besar bagi bank untuk menggenjot pertumbuhan kredit, baik untuk segmen konsumsi maupun investasi,” terang Ratih kepada Kontan, pada Senin (20/10/2025).

Selain perbankan, sektor konsumsi dan ritel juga diprediksi akan menerima dorongan positif. Penurunan suku bunga berpotensi meningkatkan daya beli masyarakat melalui penurunan biaya pinjaman, sehingga memperkuat permintaan domestik. Tren ini sangat relevan mengingat kuartal IV-2025 secara historis memang ditopang oleh lonjakan konsumsi akhir tahun.

Meskipun arah kebijakan moneter yang melonggar ini menjanjikan dukungan bagi pertumbuhan ekonomi dan potensi pengembalian (return) di pasar ekuitas, investor tetap perlu mewaspadai sejumlah risiko. Salah satunya adalah ketidakpastian seputar kebijakan tarif impor Amerika Serikat di bawah pemerintahan Trump, yang dapat memicu aksi profit taking pada aset-aset berisiko, termasuk di negara-negara berkembang seperti Indonesia.

Di samping itu, penurunan suku bunga domestik juga berpotensi menciptakan tekanan terhadap nilai tukar rupiah. Hal ini disebabkan oleh potensi peningkatan risiko capital outflow, karena perbedaan imbal hasil yang lebih rendah dibandingkan dengan aset dolar AS atau instrumen keuangan global lainnya.

Cermati Rekomendasi Saham Beli dari MNC Sekuritas Untuk Hari Ini (21/10)

Menjelang musim rilis laporan keuangan, pelaku pasar juga disarankan untuk mencermati saham-saham dari sektor emas. Sektor ini berpotensi membukukan kinerja positif pada kuartal III-2025, sejalan dengan reli harga komoditas emas yang telah menembus level US$ 4.000 per ons troi.

Ratih memproyeksikan, “IHSG berpotensi bergerak dalam rentang 7.900 hingga 8.200.”

Dalam pandangan terpisah, Equity Research Analyst OCBC Sekuritas, Liga Maradona, mengemukakan bahwa apabila BI Rate benar-benar dipangkas, pasar saham kemungkinan akan bergerak sideways. Pergerakan ini akan diwarnai oleh antisipasi kebijakan The Fed serta rilis data-data ekonomi penting lainnya. “Sebaliknya, jika Bank Indonesia memilih untuk menahan suku bunga, IHSG diperkirakan akan terkoreksi, mengingat pergerakan saham yang cenderung melakukan front position sebelum pengumuman BI Rate,” jelas Liga kepada Kontan, pada Senin (20/10/2025).

Liga juga mengidentifikasi bahwa saham-saham dari sektor perbankan dan properti menjadi yang paling diuntungkan dari sentimen pemangkasan suku bunga acuan pada periode Oktober 2025 ini.

Menyajikan rekomendasi saham, Liga menyarankan saham BBCA dan BBRI, dengan target terdekat masing-masing di harga Rp 8.000-Rp 8.500 dan Rp 3.800-Rp 4.090 per saham.

Sementara itu, Ratih Mustikoningsih turut membagikan rekomendasi buy untuk saham BBRI dengan level resistance Rp 4.100 dan support Rp 3.400. Ia juga merekomendasikan buy saham AMRT dengan resistance Rp 2.600 dan support Rp 2.100, serta buy on weakness untuk saham ANTM dengan resistance Rp 3.480 dan support Rp 3.100 per saham.

 

ANTM Chart by TradingView

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *