Reshuffle Sri Mulyani: Saham Rokok GGRM Cs Ambles, IHSG Bagaimana?

Saham Emiten Rokok Meroket Pasca Reshuffle Menteri Keuangan

Penutupan perdagangan Senin (8/9/2025) mencatat fenomena menarik di pasar saham Indonesia. Meskipun Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun 1,28% ke angka 7.766,84, saham-saham emiten rokok justru kompak melejit. PT Gudang Garam Tbk. (GGRM) melonjak 12,50% ke Rp9.900, PT H.M Sampoerna Tbk. (HMSP) meningkat tajam 17,76% ke Rp630, PT Wismilak Inti Makmur Tbk. (WIIM) naik 16,35% ke Rp925, dan PT Indonesian Tobacco Tbk. (ITIC) mengalami kenaikan 11,61% ke Rp250.

Lonjakan signifikan ini terjadi bertepatan dengan pengumuman reshuffle Kabinet, di mana Menteri Keuangan Sri Mulyani digantikan oleh Purbaya Yudhi Sadewa, Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). Menurut M. Nafan Aji Gusta, Senior Market Analyst Mirae Asset Sekuritas Indonesia, pergerakan harga saham ini merefleksikan ekspektasi pasar terhadap kebijakan cukai hasil tembakau (CHT) atau cukai rokok yang lebih longgar di bawah kepemimpinan Menteri Keuangan yang baru.

Selama lima tahun terakhir, di bawah kepemimpinan Sri Mulyani, Kementerian Keuangan secara konsisten menaikkan cukai rokok. Kenaikan rata-rata mencapai 23% pada 2020, 12,5% pada 2021, 12% pada 2022, dan 10% pada 2023 dan 2024. Menariknya, pada tahun 2025, pemerintah tidak menaikkan cukai rokok. “Dulu Sri Mulyani sangat pro terhadap kebijakan kenaikan cukai rokok,” jelas Nafan. “Saat ini market akan melihat Purbaya Yudhi Sadewa sebagai Menteri Keuangan yang baru ini bisa menerapkan kebijakan cukai rokok yang lebih fleksibel.”

Mirae Asset Sekuritas merekomendasikan pembelian saham GGRM dan WIIM. Untuk GGRM, harga saat ini telah mencapai target price (TP) 1 di Rp9.550, dengan TP2 di Rp10.650. Rekomendasi beli diberikan dengan entry level di kisaran Rp9.100-Rp9.400. Sementara itu, WIIM telah mencapai TP1 di Rp915, TP2 di Rp1.015, dan TP3 di Rp1.100. Mirae Asset menyarankan penambahan kepemilikan (add) dengan entry level di rentang Rp850-Rp880.

Oktavianus Audi, VP Equity Retail Kiwoom Sekuritas Indonesia, mengungkapkan bahwa pasar saat ini tengah menunggu pernyataan resmi dari Purbaya terkait kebijakan fiskal dan rencana anggaran mendatang. Hal ini bertujuan untuk memastikan keberlanjutan program pemerintah dan meredam risiko fiskal. “Maka kami berpandangan, emiten dengan fundamental solid menjadi pilihan bila reshuffle hanya menyebabkan koreksi teknis,” ujarnya.

Sebelum pengumuman reshuffle, IHSG sempat menguat 0,58% di sesi I perdagangan. Namun, penutupan perdagangan menunjukkan penurunan yang signifikan. Oktavianus menilai tekanan pada IHSG hari ini disebabkan oleh sentimen ketidakpastian kebijakan ekonomi dan reputasi kredibilitas fiskal, termasuk tuntutan aksi demonstrasi yang meminta perubahan kebijakan pajak dan fiskal. Pergantian Menteri Keuangan semakin memperkuat potensi risiko ini hingga kebijakan baru yang lebih jelas dan kredibel ditetapkan. Ia menambahkan, jika pemerintah cepat memberikan roadmap kebijakan baru yang menjaga disiplin fiskal, maka tekanan IHSG akan bersifat sementara dan pasar dapat pulih dengan cepat.

Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Ringkasan

Pasca reshuffle Menteri Keuangan, saham emiten rokok seperti GGRM, HMSP, WIIM, dan ITIC melonjak signifikan, sementara IHSG justru mengalami penurunan. Lonjakan ini dipicu oleh ekspektasi pasar terhadap kebijakan cukai rokok yang lebih longgar di bawah kepemimpinan Menteri Keuangan yang baru, Purbaya Yudhi Sadewa, menggantikan Sri Mulyani yang dikenal pro terhadap kenaikan cukai rokok.

Mirae Asset Sekuritas merekomendasikan pembelian saham GGRM dan WIIM, sementara Kiwoom Sekuritas Indonesia menekankan pentingnya pernyataan resmi dari Menteri Keuangan yang baru terkait kebijakan fiskal dan rencana anggaran. Penurunan IHSG dinilai sebagai dampak sentimen ketidakpastian kebijakan ekonomi pasca reshuffle, namun diperkirakan bersifat sementara jika pemerintah segera memberikan roadmap kebijakan baru yang menjaga disiplin fiskal.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *