Saham GOTO di Posisi Pertama Top Losers LQ45 saat IHSG Rekor, Yuk Intip Kinerjanya

Saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) mencatatkan performa yang kurang memuaskan pada transaksi Kamis, 14 Agustus 2025. Emiten teknologi ini harus puas menduduki posisi puncak top losers indeks LQ45 setelah sahamnya mengalami penurunan signifikan sebesar 3,12%. Pergerakan saham GOTO sepanjang hari perdagangan tersebut menunjukkan harga pembukaan di level Rp 64, mencapai harga tertinggi Rp 66, namun kemudian tergelincir hingga menyentuh harga terendah sekaligus harga penutupan di Rp 62.

Pelemahan saham GOTO ini menjadi sorotan, mengingat terjadi di tengah euforia pasar yang berhasil membawa Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencetak rekor baru pada hari yang sama. Data dari RTI menunjukkan, IHSG ditutup menguat impresif 38,34 poin atau 0,49% ke level 7.931. Kenaikan IHSG ditopang oleh mayoritas saham yang bergerak positif, dengan 345 saham naik, sementara 282 saham turun, dan 171 saham stagnan.

Dari sisi sektoral, enam indeks terpantau menguat dan memberikan dorongan signifikan bagi IHSG. Sektor teknologi, yang ironisnya menjadi rumah bagi GOTO, justru memimpin penguatan dengan kenaikan tertinggi sebesar 3,84%. Disusul oleh sektor kesehatan yang naik 1,38% dan sektor barang konsumen non siklikal yang menguat 0,60%. Di sisi lain, beberapa sektor juga mengalami pelemahan, di antaranya sektor infrastruktur turun 0,44%, sektor keuangan turun 0,35%, dan sektor perindustrian yang melemah 0,33%.

Meski pergerakan sahamnya kurang bergairah, kinerja keuangan GOTO justru menunjukkan tren perbaikan yang konsisten dan signifikan. Emiten teknologi ini terus mencatatkan pertumbuhan pendapatan yang solid, bersamaan dengan penyusutan rugi bersih dari sisi bottom line. Perbaikan ini tercermin dari paparan manajemen GOTO pada Rabu, 13 Agustus 2025.

Laporan tersebut mengungkapkan bahwa rugi periode berjalan GOTO mencapai Rp 742 miliar per Juni 2025. Angka ini merupakan penyusutan tajam sebesar 74% secara tahunan (Year on Year/YoY) dibandingkan dengan rugi bersih Rp 2,84 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya. Secara operasional, perusahaan yang kini dipimpin oleh Patrick Walujo ini juga berhasil menekan rugi usaha hingga tersisa Rp 172 miliar selama periode Januari-Juni 2025, jauh membaik dari rugi usaha Rp 1,72 triliun di semester I-2024.

Tidak hanya itu, GOTO juga berhasil meraih target EBITDA Grup yang disesuaikan, mencapai Rp 820 miliar di semester I-2025. Pencapaian ini sudah sangat mendekati target ambisius yang dicanangkan perusahaan, yakni EBITDA Grup yang disesuaikan positif sebesar Rp 1,4 triliun hingga Rp 1,6 triliun untuk sepanjang tahun 2025. Dari sisi pendapatan bersih (top line), emiten teknologi ini berhasil mengantongi Rp 8,6 triliun pada semester I-2025, menunjukkan pertumbuhan sekitar 30% YoY dari Rp 7,7 triliun di semester I-2024. Gambaran kontras antara volatilitas saham dan fundamental keuangan yang terus membaik ini menjadi dinamika menarik bagi investor saham GOTO.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *