Saham Multipolar Technology (MLPT) Melambung Sejak Awal Tahun, Begini Rekomendasinya

JAKARTA. Kinerja saham PT Multipolar Technology Tbk (MLPT) benar-benar melesat dramatis sejak awal tahun, menarik perhatian banyak investor di pasar modal. Emiten teknologi ini tercatat telah terbang tinggi 966,08% year to date (YtD) mencapai harga Rp 197.225 per lembar, bahkan masuk deretan saham pendorong Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sejak awal tahun.

Lonjakan harga saham MLPT yang fantastis ini, menurut Muhammad Wafi, Kepala Riset Korea Investment and Sekuritas Indonesia (KISI), tak lepas dari gelombang aksi spekulatif investor yang berbarengan dengan rotasi sektor ke saham-saham teknologi dan infrastruktur digital. Lebih lanjut, investor juga menaruh ekspektasi tinggi pada potensi bisnis cloud dan managed service yang ditawarkan MLPT. Wafi menambahkan, pengaruh tren saham-saham grup Prajogo Pangestu yang tengah populer turut menular ke MLPT, menciptakan persepsi pasar bahwa sektor teknologi dan transformasi digital akan menjadi penopang valuasi baru di ekosistem grupnya. Pernyataan ini disampaikan Wafi kepada Kontan pada Senin (6/10/2025).

Namun, di tengah euforia tersebut, analisis lebih cermat dari Ekky Topan, Investment Analyst Infovesta Utama, menyoroti volatilitas perdagangan saham MLPT yang tergolong rendah. Ekky menjelaskan, dengan free float yang kecil, pergerakan saham ini dapat sangat cepat apabila didorong oleh aksi akumulasi terbatas. “Hal ini membuat saham MLPT menjadi rentan terhadap euforia sesaat,” urai Ekky.

Lagipula, lanjutnya, kenaikan harga saham MLPT belum sepenuhnya mencerminkan kondisi fundamentalnya. Pada semester I-2025, laba bersih MLPT justru merosot tajam 56,38% secara tahunan (YoY), dari Rp 239,66 miliar menjadi Rp 104,54 miliar. Di periode yang sama, penjualan bersih dan pendapatan jasa hanya tumbuh moderat 3,36% YoY, dari Rp 1,63 triliun ke Rp 1,68 triliun. “Oleh karena itu, menurut saya MLPT saat ini berada dalam kondisi yang overvalued, baik dari sisi teknikal maupun fundamental,” ucap Ekky.

Wafi juga berpendapat serupa mengenai valuasi jangka pendek. Meski demikian, ia optimis MLPT masih memiliki prospek positif ke depannya. Hal ini mengingat permintaan terhadap jasa cloud, infrastruktur teknologi informasi, dan keamanan digital akan terus tumbuh kuat seiring masifnya proyek digitalisasi yang digencarkan oleh perusahaan pelat merah maupun swasta.

Harga saham MLPT ditaksir masih berpotensi melanjutkan relinya, terutama jika ada katalis baru seperti kontrak besar, masuknya investor strategis, atau aksi korporasi tertentu. “Tapi untuk sisa 2025, potensi upside cenderung terbatas, lebih ke stabilisasi margin dan ekspansi managed services,” jelas Wafi.

Secara teknikal, saham MLPT dilihatnya rawan koreksi jangka pendek mengingat kenaikannya yang terlalu cepat. Batas resistansi krusial terlihat di area Rp 200 ribu per saham. Untuk jangka pendek, ia menyarankan strategi trading buy. Namun, baik Wafi maupun Ekky sama-sama menyarankan agar investor jangka panjang untuk bersikap wait and see, seraya menantikan rilis laporan keuangan kuartal III yang akan datang.

MLPT Chart by TradingView

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *