Scoot.co.id, JAKARTA – Sektor saham konsumer consumer non-cyclicals (IDXNONCYL), yang dikenal tangguh menghadapi gejolak ekonomi, diproyeksikan menjadi benteng terakhir penopang pasar modal Indonesia. Peran ini menjadi krusial di tengah ancaman risiko pertumbuhan ekonomi yang diprediksi tak mencapai angka 5%.
Proyeksi data Bloomberg menunjukkan bahwa pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia akan melambat, diperkirakan mencapai 4,9% pada kuartal III/2025 dan turun menjadi 4,8% pada kuartal IV/2025. Angka ini kontras dengan kinerja kuartal II/2025 yang tumbuh 5,12%, melampaui ekspektasi. Pada perdagangan hari Rabu (20/8/2025), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sendiri ditutup menguat signifikan 1,03% ke level 7.943,82.
VP Equity Retail Kiwoom Sekuritas Indonesia, Oktavianus Audi, menjelaskan bahwa meskipun kapitalisasi pasar IDXNONCYL terhadap IHSG relatif kecil, hanya sekitar 7,2%, dampaknya terhadap pasar secara keseluruhan tidak bisa diabaikan. Ia memprediksi, konstituen IDXNONCYL justru akan menunjukkan stabilitas, bahkan berpotensi melampaui kinerja IHSG secara keseluruhan.
“Dengan proyeksi PDB yang akan tumbuh kurang dari 5% hingga akhir 2025, maka konstituen IDXNONCYL akan cenderung masih stabil, bahkan outperform dibandingkan dengan IHSG keseluruhan seiring dengan sentimen yang ada,” ungkap Oktavianus kepada Bisnis, Rabu (20/8/2025).
Oktavianus mencatat bahwa saat ini, kekuatan utama IDXNONCYL banyak ditopang oleh subsektor agri. Beberapa saham unggulan di subsektor ini meliputi PT Jhonlin Agro Raya Tbk. (JARR), PT Eagle High Plantations Tbk. (BWPT), PT Triputra Agro Persada Tbk. (TAPG), PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk. (SSMS), dan PT Dharma Satya Nusantara Tbk. (DSNG).
Pergerakan harga kelima saham tersebut menunjukkan performa yang sangat progresif sepanjang tahun ini (year to date). JARR melesat 195,59%, BWPT 167,24%, TAPG 111,41%, SSMS 23,97%, dan DSNG 80,56%. Kenaikan impresif ini, menurut Oktavianus, didorong oleh peningkatan harga minyak kelapa sawit mentah (CPO) global yang berkelanjutan serta kinerja keuangan perusahaan yang solid.
Tren positif harga komoditas CPO diperkirakan akan terus berlanjut. “Kami melihat jika tren positif dari harga komoditas CPO terus berlanjut dengan target bergerak di rentang level 4.700-4.800 MYR per ton hingga Desember 2025 akan semakin mendorong pergerakan indeks IDXNONCYL,” jelasnya.
Di sisi lain, subsektor konsumer dan ritel menunjukkan kinerja saham yang cenderung stabil. Oktavianus mencontohkan PT Indofood Sukses Makmur Tbk. (INDF) dan PT Midi Utama Indonesia Tbk. (MIDI) yang masing-masing mengalami peningkatan year to date sebesar 6,69% dan 10,90%. Dari aspek fundamental, kedua perusahaan ini memiliki kinerja keuangan yang tangguh dan resilient, berkat sifatnya yang defensif terhadap fluktuasi ekonomi makro.
“Kami melihat peluang rerating dari subsektor konsumer yang lebih stabil dengan outlook positif akan semakin mendorong pergerakan IDXNONCYL,” tambah Oktavianus, menyoroti potensi apresiasi saham-saham di segmen ini.
Pada perdagangan hari ini, indeks IDXNONCYL berhasil ditutup menguat 1,64% ke posisi 720,92. Dari seluruh saham yang ada, 73 saham tercatat menguat, 29 melemah, dan 29 saham sisanya tidak mengalami perubahan. Meski demikian, dari semua indeks sektoral yang berakhir di zona hijau, hanya sektor properti (IDXPROPERT) dan sektor bahan baku (IDXBASIC) yang mencatatkan pertumbuhan melebihi sektor non-cyclical.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.
Ringkasan
Sektor saham consumer non-cyclicals (IDXNONCYL) diproyeksikan menjadi penopang pasar modal Indonesia di tengah prediksi perlambatan pertumbuhan ekonomi. Meskipun kapitalisasi pasarnya relatif kecil, konstituen IDXNONCYL diperkirakan stabil dan berpotensi mengungguli IHSG secara keseluruhan hingga akhir 2025.
Subsektor agri, dengan saham seperti JARR, BWPT, dan TAPG, menjadi penopang utama IDXNONCYL berkat kenaikan harga CPO global. Sementara itu, subsektor konsumer dan ritel menunjukkan stabilitas, dengan INDF dan MIDI sebagai contoh perusahaan dengan kinerja keuangan yang tangguh dan berpotensi mengalami rerating positif.