Scoot.co.id JAKARTA. PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) menunjukkan tanda-tanda pemulihan kinerja yang kuat pada kuartal II-2025. Meskipun demikian, para analis mengingatkan bahwa perseroan perlu bersiap menghadapi potensi tekanan dari kondisi makroekonomi yang menantang serta konsumsi domestik yang cenderung lesu hingga penghujung tahun.
Secara keseluruhan, pendapatan SIDO pada semester I-2025 memang terkoreksi 3,6% secara tahunan (year-on-year/yoy) menjadi Rp 1,82 triliun. Namun, angka ini ditopang oleh performa gemilang di kuartal II-2025, di mana pendapatan melonjak signifikan menjadi Rp 1 triliun, mencatat kenaikan impresif 29,4% secara kuartalan.
Kuatnya pemulihan kinerja SIDO di kuartal II-2025, menurut Research Analyst MNC Sekuritas, Catherine Florencia, merupakan hasil dari normalisasi setelah kuartal pertama yang lemah. Pada kuartal I-2025, pendapatan perseroan sempat tertekan akibat momentum pergeseran libur Lebaran di awal tahun serta perubahan strategi distribusi, demikian papar Catherine dalam risetnya pada 14 Agustus 2025.
Menilik lebih dalam, segmen herbal dan suplemen menjadi pendorong utama pertumbuhan pendapatan SIDO. Pada kuartal kedua, segmen ini berhasil membukukan pendapatan yang melonjak 47,2% secara tahunan dan fantastis 97,3% secara kuartalan, mencapai Rp 416,7 miliar.
Catherine mencermati, kenaikan substansial ini didukung oleh pemulihan volume penjualan yang solid serta adanya fenomena “kemarau basah” atau musim hujan berkepanjangan. Kondisi cuaca ini secara tidak langsung meningkatkan kasus flu, yang pada gilirannya mendongkrak permintaan untuk produk-produk obat flu, minyak atsiri, suplemen Esemag, serta obat herbal Tolak Linu dari Sido Muncul.
Peningkatan kontribusi dari segmen herbal yang berkinerja tinggi turut memperbaiki margin SIDO. Margin laba kotor (GPM) pada kuartal II-2025 naik ke 60,5%, mengalami peningkatan 820 basis poin (bps) secara kuartalan. Sejalan dengan itu, margin laba operasional (OPM) di kuartal kedua juga menunjukkan kenaikan signifikan menjadi 44,2%, melonjak 800 bps secara kuartalan.
Equity Research Analyst Buana Capital Sekuritas, James Widjaja, menambahkan bahwa kenaikan margin ini juga didukung oleh leverage operasional yang efektif serta perubahan strategi promosi yang cerdas. “Strategi iklan dan promosi bergeser ke kampanye digital yang menyasar anak muda, sehingga jangkauan lebih luas dengan biaya yang lebih rendah,” ujarnya dalam riset tertanggal 19 Agustus 2025.
Berkat kinerja positif ini, laba bersih SIDO di kuartal II-2025 melonjak 68,6% yoy dan 57,8% secara kuartalan. Hal ini membawa total laba bersih perseroan di separuh pertama tahun 2025 mencapai Rp 600,5 miliar, meskipun masih sedikit terkoreksi 1,3% yoy. James mencatat bahwa paruh kedua tahun biasanya menjadi periode musiman yang lebih kuat bagi SIDO.
“Namun, kami tetap berhati-hati mengingat produk SIDO tergolong konsumsi non-esensial di tengah lemahnya daya beli masyarakat,” imbuh James, menyoroti tantangan yang mungkin dihadapi perusahaan di sisa tahun ini. Kondisi ini sejalan dengan perkiraan bahwa Sido Muncul (SIDO) membidik pertumbuhan laba dan penjualan 5% di akhir 2025.
Menyadari dinamika pasar yang ada, manajemen SIDO merevisi target pertumbuhan penjualan dan laba bersih hingga akhir tahun 2025 menjadi >5%, dari target awal 10%. Menurut James, target yang direvisi ini mengimplikasikan perlunya pertumbuhan dobel digit pada separuh kedua 2025, yang berpotensi ditopang oleh perbaikan makro domestik melalui percepatan belanja fiskal.
Meskipun demikian, Catherine mencermati bahwa kinerja SIDO masih dibayangi oleh beberapa risiko utama, termasuk pemulihan volume domestik yang lebih lama dari perkiraan serta potensi penjualan ekspor di pasar baru yang lebih lambat dari harapan. Berdasarkan analisis menyeluruh, hingga akhir tahun, Catherine merekomendasikan hold untuk saham SIDO dengan target harga Rp 500 per saham. Senada, James juga menyarankan hold SIDO dengan target harga Rp 560 per saham.
SIDO Chart by TradingView
Ringkasan
PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) menunjukkan pemulihan kinerja yang kuat pada kuartal II-2025, didorong oleh segmen herbal dan suplemen yang tumbuh signifikan. Peningkatan ini menghasilkan lonjakan pendapatan dan perbaikan margin laba kotor serta operasional, yang kemudian berdampak positif pada laba bersih perseroan. Meskipun demikian, perusahaan tetap waspada terhadap tantangan makroekonomi dan daya beli masyarakat yang lemah.
Manajemen SIDO merevisi target pertumbuhan penjualan dan laba bersih menjadi di atas 5% untuk tahun 2025. Analis merekomendasikan untuk menahan (hold) saham SIDO dengan target harga berkisar antara Rp 500 hingga Rp 560 per saham, mengingat potensi risiko dari pemulihan volume domestik yang lambat dan penjualan ekspor yang belum maksimal.