Scoot.co.id JAKARTA. PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) menunjukkan performa pemulihan yang signifikan pada kuartal II-2025, di mana segmen herbal menjadi pendorong utama kebangkitan pendapatan perusahaan.
Laporan keuangan Sido Muncul mengindikasikan segmen herbal mencapai pendapatan gemilang hampir dua kali lipat secara kuartalan, menembus angka Rp 716 miliar. Angka ini mencerminkan kenaikan impresif sebesar 47,2% secara tahunan (YoY) dan lonjakan luar biasa 97,3% secara kuartalan (QoQ). Menurut Andreas Saragih, Analis Mirae Asset Sekuritas, performa kuat ini disokong oleh normalisasi pola konsumsi masyarakat pasca-perayaan Lebaran di awal tahun.
Namun, tidak semua segmen mencatat pertumbuhan serupa. Segmen F&B Sido Muncul justru mengalami penurunan pendapatan sebesar 29,4% secara kuartalan dan 11,4% secara tahunan. Menurut Andreas, kontraksi ini terjadi seiring normalisasi permintaan setelah lonjakan signifikan akibat gelombang panas (heatwave) pada tahun sebelumnya, meskipun demikian, produk susu dan kopi masih berhasil mencatat pertumbuhan dua digit. Sementara itu, segmen farmasi juga menunjukkan tanda-tanda pemulihan, dengan pendapatan yang naik 9,5% secara tahunan dan melonjak tajam 65,5% secara kuartalan.
Midi Utama Indonesia (MIDI) Masuk Indeks FTSE, Ini Rekomendasi Sahamnya
Meskipun kinerja SIDO di kuartal kedua menunjukkan pemulihan, performa kumulatif pada separuh pertama tahun 2025 masih diwarnai koreksi. Segmen herbal tercatat turun 3,1% YoY, F&B anjlok 4,2% YoY, dan farmasi menyusut 5,1% YoY. Situasi ini mendorong manajemen untuk merevisi target pertumbuhan pendapatan dan laba bersih hingga akhir tahun 2025, dari sebelumnya di atas 10% menjadi di atas 5%. Andreas menjelaskan, revisi target ini didasari oleh lemahnya basis kinerja pada semester I-2025.
Kendati demikian, prospek kinerja SIDO di semester kedua 2025 masih memiliki potensi didorong oleh beberapa faktor kunci. Ini termasuk peluncuran produk-produk baru, pengembangan stock keeping unit (SKU) khusus untuk pasar ekspor, serta faktor musiman yang kerap mendongkrak penjualan. Dari segi profitabilitas, Andreas menyoroti fokus manajemen untuk meningkatkan produktivitas pemasaran dengan menargetkan demografi yang lebih muda. Selain itu, perseroan juga berupaya memperkuat jaringan distribusi di ritel modern dan menjaga disiplin dalam pengelolaan modal kerja.
Menimbang kinerja yang ada dan proyeksi ke depan, Andreas Saragih dari Mirae Asset Sekuritas telah memangkas proyeksi pendapatan Sido Muncul untuk tahun 2025–2026 sebesar 10–13%. Ia juga menggarisbawahi beberapa risiko utama yang dapat mempengaruhi kinerja saham SIDO hingga akhir tahun, meliputi potensi kenaikan harga bahan baku, volume penjualan yang lebih rendah dari ekspektasi, serta adanya perlambatan ekspor.
Dengan mempertimbangkan semua faktor tersebut, Andreas secara konsisten menurunkan rekomendasi saham SIDO dari buy menjadi trading buy, dengan target harga yang direvisi menjadi Rp 605 per saham dari sebelumnya Rp 670 per saham.
Kinerja AALI Diproyeksikan Masih Tumbuh hingga Akhir Tahun 2025
Ringkasan
PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) menunjukkan pemulihan pada kuartal II-2025, didorong oleh segmen herbal yang meningkat signifikan. Segmen herbal mencatat pendapatan Rp 716 miliar, naik 47,2% YoY dan 97,3% QoQ, sementara segmen F&B mengalami penurunan. Manajemen SIDO merevisi target pertumbuhan pendapatan dan laba bersih tahun 2025 menjadi di atas 5% karena kinerja semester I-2025 yang kurang memuaskan.
Prospek SIDO di semester kedua 2025 didukung oleh peluncuran produk baru, pengembangan SKU ekspor, dan faktor musiman. Mirae Asset Sekuritas merevisi rekomendasi saham SIDO menjadi trading buy dengan target harga Rp 605 per saham, mempertimbangkan potensi risiko seperti kenaikan harga bahan baku dan perlambatan ekspor.