Wall Street ditutup melemah pada perdagangan Selasa (16/9), di tengah sikap hati-hati investor yang menantikan keputusan krusial suku bunga Federal Reserve (The Fed). Pergerakan pasar berlangsung cukup bergejolak, ditandai dengan ketiga indeks utama AS berakhir di zona merah.
Mengutip laporan terkini, Dow Jones Industrial Average (.DJI) turun 125,55 poin atau 0,27 persen, berakhir di level 45.757,90. Tak jauh berbeda, S&P 500 (.SPX) juga melemah 8,52 poin atau 0,13 persen menjadi 6.606,76, sementara Nasdaq Composite (.IXIC) terkoreksi tipis 14,79 poin atau 0,07 persen, mencapai 22.333,96.
Sentimen pasar didominasi oleh antisipasi terhadap hasil pertemuan dua hari The Fed yang akan berakhir pada Rabu (16/9). Mayoritas pelaku pasar memperkirakan bank sentral AS tersebut akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin. Ekspektasi ini muncul sebagai respons terhadap sinyal pelemahan di pasar tenaga kerja AS, yang tercermin dari serangkaian data ekonomi terbaru.
Menariknya, meskipun data penjualan ritel AS pada Agustus menunjukkan peningkatan yang lebih besar dari perkiraan, temuan ini tidak banyak mengubah ekspektasi kuat tentang penurunan suku bunga. Menanggapi dinamika ini, Ross Mayfield, ahli strategi investasi di Baird Private Wealth Management, menjelaskan, “Data ekonomi yang tangguh apa pun hanya akan menegaskan kembali sikap agresif terhadap FOMC dan dapat memberikan sedikit dorongan bagi (Ketua Fed Jerome) Powell untuk tampil sedikit lebih agresif daripada yang diharapkan pasar.”
Di samping faktor moneter, investor juga mencermati perkembangan politik di Amerika Serikat. Senat AS telah mengonfirmasi Stephen Miran, penasihat ekonomi Gedung Putih, sebagai anggota Dewan Gubernur The Fed. Pada saat yang sama, sebuah pengadilan banding menolak upaya Presiden Donald Trump untuk memberhentikan Gubernur The Fed, Lisa Cook, menambahkan lapisan kompleksitas pada lanskap kebijakan bank sentral.
Dalam gambaran sektor, enam dari 11 subsektor di S&P 500 tercatat melemah. Sektor utilitas (.SPLRCU) dan real estat (.SPLRCR) menjadi penyumbang penurunan terbesar, masing-masing ambles 1,81 persen dan 0,66 persen. Indeks Volatilitas CBOE (.VIX), yang dikenal sebagai pengukur ketakutan Wall Street, turut meningkat ke level tertinggi dalam lebih dari sepekan, mencapai posisi 16,04 poin, mencerminkan peningkatan ketidakpastian pasar modal.
Sejumlah saham besar turut menekan kinerja pasar. UnitedHealth Group (UNH.N) terkoreksi 2,3 persen, sementara raksasa chip Nvidia (NVDA.O) melemah 1,6 persen. Penurunan Nvidia ini terjadi setelah laporan Reuters mengindikasikan bahwa permintaan chip AI baru perusahaan tersebut mengalami pelemahan di Tiongkok, menambah kekhawatiran terhadap prospek pendapatan.
Koreksi pada perdagangan Selasa ini sekaligus menahan reli yang sempat terjadi sejak awal September, padahal sehari sebelumnya S&P 500 dan Nasdaq baru saja menutup perdagangan di level tertinggi sepanjang masa setelah beberapa kali mencetak rekor intraday. Fenomena ini kembali mengingatkan bahwa bulan September sering kali dianggap kurang bersahabat bagi pasar saham AS. Namun, di tengah gelombang penurunan, beberapa saham justru mencatat lonjakan signifikan.
Salah satunya adalah Webtoon Entertainment (WBTN.O) yang melesat 39 persen. Lonjakan ini dipicu oleh kerja sama perusahaan dengan Disney (DIS.N) untuk meluncurkan platform komik digital baru yang akan menampilkan konten populer dari Marvel hingga “Star Wars.” Tak ketinggalan, saham Oracle (ORCL.N) juga naik 1,5 persen menyusul pernyataan Presiden Trump yang menyebut AS dan Tiongkok telah mencapai kesepakatan yang memungkinkan aplikasi TikTok tetap beroperasi di AS, dengan Oracle disebut masuk dalam konsorsium investor.
Gambaran pasar saham yang lebih luas menunjukkan dinamika beragam. Di bursa Nasdaq, jumlah saham yang naik sedikit lebih banyak daripada yang turun, dengan rasio 1,01 banding 1. Sebaliknya, di Bursa Efek New York (NYSE), saham yang turun justru melebihi yang naik dengan rasio 1,07 banding 1. Lebih lanjut, S&P 500 membukukan 15 titik tertinggi baru dalam 52 minggu terakhir dan 13 titik terendah baru, sementara Nasdaq Composite mencatat 89 titik tertinggi baru dan 58 titik terendah baru, mengindikasikan selektivitas pasar di tengah gejolak.