Scoot.co.id NEW YORK. Pasar saham Wall Street menunjukkan kinerja yang bervariasi pada akhir perdagangan Rabu (15/10/2025). Indeks S&P 500 berhasil ditutup menguat, didorong oleh kenaikan signifikan pada saham Morgan Stanley dan Bank of America menyusul laporan laba kuartalan yang melampaui ekspektasi. Meskipun demikian, sentimen investor tetap dibayangi oleh meningkatnya ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat dan China.
Mengutip Reuters, indeks S&P 500 melonjak 0,40% untuk mengakhiri sesi di level 6.671,06. Senada, indeks teknologi Nasdaq juga menguat 0,66% mencapai 22.670,08. Berbeda nasib, indeks Dow Jones Industrial Average sedikit melemah 0,04%, berakhir pada level 46.253,31. Perdagangan saham di bursa AS cukup aktif, mencapai 21,5 miliar saham, melampaui rata-rata 20,4 miliar saham dalam 20 hari perdagangan terakhir.
Kekuatan pasar hari itu sebagian besar berasal dari sektor keuangan. Saham Morgan Stanley mencatat rekor tertinggi baru dengan lonjakan 4,7%, sementara saham Bank of America turut naik 4,4%. Kenaikan ini terjadi setelah kedua bank terkemuka tersebut melaporkan laba kuartalan yang solid, melampaui estimasi Wall Street. Indeks perbankan S&P 500 pun menguat 1,2%, menandai kenaikan tiga hari beruntun pertamanya dalam lebih dari tiga minggu. Sebelumnya, Goldman Sachs dan JPMorgan Chase juga melaporkan kinerja kuat di sektor perbankan investasi, memproyeksikan pertumbuhan berkelanjutan di lini bisnis tersebut.
Laporan keuangan bank-bank besar AS minggu ini menjadi barometer awal yang penting bagi kesehatan ekonomi di awal musim laporan keuangan kuartal ketiga. Ini memberikan petunjuk berharga tentang kondisi ekonomi riil, terutama di tengah tertundanya banyak laporan makroekonomi akibat penutupan pemerintahan. Thomas Martin, manajer portofolio senior di GLOBALT di Atlanta, berkomentar, “Konsumen tampaknya baik-baik saja dan berbelanja. Itu salah satu pesan dari laporan keuangan bank.” Ia menambahkan, “Ketenagakerjaan tidak turun drastis. Baik inflasi maupun ketenagakerjaan berada dalam kisaran yang pada dasarnya wajar.”
Selain sektor perbankan, sektor teknologi juga menunjukkan vitalitas. Indeks Philadelphia Semiconductor melonjak 3% setelah ASML melaporkan pesanan dan pendapatan operasional kuartal ketiga yang melampaui ekspektasi pasar, didorong oleh lonjakan investasi di bidang Kecerdasan Buatan (AI). Saham ASML sendiri menguat 2,7%. Momentum ini juga didukung oleh berita bahwa konsorsium investasi yang melibatkan BlackRock, Microsoft, dan Nvidia akan mengakuisisi salah satu operator pusat data terbesar di dunia senilai $40 miliar, yang mendorong kenaikan saham-saham perusahaan pusat data seperti Applied Digital.
Di ranah kebijakan moneter, prospek pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve (The Fed) terus menjadi sorotan. Gubernur The Fed Stephen Miran dalam sebuah acara CNBC menyatakan bahwa “dua pemangkasan suku bunga lagi tahun ini terdengar realistis,” seraya menyoroti pelemahan pasar tenaga kerja. Ketua The Fed Jerome Powell sehari sebelumnya juga membuka peluang untuk pemangkasan suku bunga. Laporan Beige Book The Fed terbaru, yang disusun hingga 6 Oktober, menunjukkan bahwa beberapa perusahaan melaporkan PHK akibat ketidakpastian ekonomi dan peningkatan investasi di bidang AI. Laporan tersebut juga mengindikasikan bahwa pasokan tenaga kerja di sektor perhotelan, pertanian, konstruksi, dan manufaktur menghadapi tekanan akibat tindakan keras pemerintahan Trump terhadap imigrasi ilegal.
Sementara itu, ketegangan perdagangan antara AS dan China masih menjadi faktor yang mengawasi pergerakan pasar. Menteri Keuangan AS Scott Bessent menegaskan kepada CNBC bahwa Washington tidak ingin meningkatkan konflik perdagangan, dan Presiden Donald Trump siap bertemu dengan Presiden China Xi Jinping di Korea Selatan akhir bulan ini. Namun, pernyataan ini kontras dengan pernyataan Trump sebelumnya pada hari Selasa yang mempertimbangkan pemutusan beberapa hubungan dagang dengan China, termasuk yang berkaitan dengan minyak goreng. Kedua negara juga baru saja mulai memberlakukan biaya pelabuhan minggu ini, menambah friksi dalam hubungan dagang mereka.