Scoot.co.id, JAKARTA — Pergerakan harga saham PT Solusi Sinergi Digital Tbk. (WIFI) dan PT Dian Swastatika Sentosa Tbk. (DSSA) menunjukkan arah yang kontras setelah pengumuman pemenang lelang spektrum 1,4 GHz. Masing-masing emiten menghadapi dinamika pasar yang berbeda, mencerminkan respons investor terhadap hasil lelang frekuensi yang strategis ini.
Saham WIFI menutup perdagangan sore ini dengan pelemahan 1,82%, berada pada level Rp3.240 per saham. Sepanjang hari, saham ini bergerak dalam kisaran harga Rp3.160 hingga Rp3.470, dengan kapitalisasi pasar mencapai Rp17,2 triliun. Meskipun mencatat pelemahan hari ini, performa jangka panjang WIFI tetap impresif, terlihat dari penguatan 53,55% selama tiga bulan terakhir dan lonjakan 690,24% sejak awal tahun.
: Harga Lelang 1,4 GHz vs 2,1 GHz: WIFI Bayar Lebih Mahal daripada Telkomsel?
Berbanding terbalik dengan WIFI, harga saham DSSA justru melonjak 3,6% ke level Rp115.000 per saham hari ini. Saham DSSA bergerak di rentang Rp109.000—Rp118.000 per saham, mengukuhkan kapitalisasi pasar sebesar Rp886,14 triliun. Secara kumulatif, DSSA juga menunjukkan performa luar biasa, dengan kenaikan 84,89% dalam tiga bulan terakhir dan peningkatan signifikan 210,81% sejak awal tahun ini.
: : Pengamat Terkejut WIFI-DSSA Kalahkan Telkom (TLKM) pada Lelang Frekuensi 1,4 GHz
Pembeda utama pergerakan saham ini adalah hasil lelang frekuensi 1,4 GHz BWA. WIFI, melalui anak usahanya PT Telemedia Komunikasi Pratama, berhasil memenangkan Region 1 (Pulau Jawa, Papua, dan Maluku) dengan nilai penawaran Rp403,76 miliar. Sementara itu, DSSA melalui anak usahanya PT Eka Mas Republik, memborong dua region. Region 2 (Pulau Sumatra dan Kepulauan Nusa Tenggara) dimenangkan dengan harga penawaran Rp300,88 miliar, dan Region 3 (Pulau Sulawesi dan Pulau Kalimantan) dengan harga Rp100,88 miliar.
: : Ini Langkah Emiten Afiliasi Hashim Djojohadikusumo WIFI Usai Menang Lelang Spektrum 1,4 GHz
Analis Sucor Sekuritas, Niko Pandowo, dalam risetnya menyoroti bahwa katalis positif untuk saham WIFI datang dari potensi akuisisi LINK dan kemenangan dalam lelang spektrum 1,4 GHz. Kombinasi kedua faktor ini, menurut Niko, berpotensi menempatkan WIFI sebagai “disruptor” kuat, serupa dengan Jio Financial Services di India. Strategi ini didukung oleh harga kompetitif, kebebasan dari beban warisan (legacy burden), pendekatan berbasis ekosistem, eksekusi yang solid, serta kekuatan merek yang mumpuni.
Lebih lanjut, Niko menjelaskan bahwa rencana akuisisi LINK, yang memiliki jangkauan jaringan di wilayah Jawa dan Bali dengan lebih dari 2 juta rumah dan sekitar 850.000 pelanggan ritel, akan sangat strategis. Dikombinasikan dengan kemitraan bersama OREX SAI (NTT Docomo dan NEC), akuisisi ini akan mempercepat peluncuran fixed wireless broadband di wilayah perkotaan, meningkatkan adopsi pasar, dan mendorong margin keuntungan WIFI. Selain itu, alokasi frekuensi 1,4 GHz memungkinkan WIFI meluncurkan layanan Fixed Wireless yang menawarkan kecepatan setara broadband dengan biaya implementasi lebih rendah dan fleksibilitas penyebaran yang lebih tinggi.
Sementara itu, Analis Samuel Sekuritas Juan Harahap dan Jonathan Guyadi menyoroti ekspansi agresif DSSA yang telah menjadikannya penyedia layanan fiber-to-home (FTTH) nomor dua di Indonesia, tepat di bawah IndiHome milik Telkom, dengan cakupan lebih dari 70 kota. Samuel Sekuritas merekomendasikan “spekulatif beli” untuk DSSA dengan target harga Rp150.000 per saham, didukung oleh masuknya DSSA ke indeks MSCI yang berpotensi meningkatkan likuiditas, momentum, dan minat investor asing.
Menurut Samuel Sekuritas, perpaduan antara portofolio telco-tech yang berkembang pesat dan eksposur terhadap energi terbarukan menjadi fondasi kuat bagi pertumbuhan jangka panjang DSSA. Namun, investor tetap perlu mencermati risiko-risiko yang terkait, terutama yang berkaitan dengan persetujuan regulasi untuk pusat data, eksekusi proyek energi terbarukan, serta fluktuasi harga batu bara yang dapat memengaruhi kinerja perusahaan.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.
Ringkasan
Pergerakan harga saham WIFI (PT Solusi Sinergi Digital Tbk.) dan DSSA (PT Dian Swastatika Sentosa Tbk.) berlawanan setelah pengumuman pemenang lelang spektrum 1,4 GHz. Saham WIFI melemah, sementara saham DSSA melonjak. Perbedaan ini dipengaruhi oleh hasil lelang frekuensi, di mana WIFI memenangkan satu region dan DSSA memborong dua region.
Analis melihat katalis positif untuk WIFI dari potensi akuisisi LINK dan kemenangan lelang spektrum. DSSA, di sisi lain, direkomendasikan “spekulatif beli” oleh Samuel Sekuritas karena ekspansi agresifnya di layanan fiber-to-home dan masuknya ke indeks MSCI. Investor perlu mencermati risiko regulasi, eksekusi proyek energi terbarukan, dan fluktuasi harga batu bara.