BI Burden Sharing: Dari Pandemi hingga Cita-Cita Prabowo

Bank Indonesia (BI) Dukung Penuh Program Prioritas Pemerintahan Prabowo Subianto: Skema Burden Sharing dan Suku Bunga Rendah

Bank Indonesia (BI) terus berperan aktif mendukung program pembangunan pemerintah, khususnya di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto. Skema burden sharing, yang awalnya dirancang untuk mengatasi pandemi Covid-19, kini difokuskan untuk mencapai target-target prioritas pemerintahan, sejalan dengan visi Asta Cita. Selama pandemi, BI, berdasarkan Perppu No. 1/2020, ikut membiayai APBN melalui pembelian Surat Berharga Negara (SBN), guna penanganan pandemi dan pemulihan ekonomi nasional. Kebijakan ini berlanjut hingga tahun 2025, meski status pandemi telah dicabut.

Namun, orientasi burden sharing kini bergeser. BI tidak hanya fokus pada pemulihan ekonomi pasca-pandemi, tetapi juga pada mendorong pertumbuhan ekonomi dan mewujudkan program-program prioritas pemerintah. Hal ini dikonfirmasi langsung oleh Gubernur BI, Perry Warjiyo, dalam rapat dengan DPD RI pada Selasa, 2 September 2025. Ia menyatakan sinergi antara BI dan pemerintah dalam mendukung visi Asta Cita Presiden Prabowo Subianto.

BI Agresif Beli SBN, Dana Tercurah untuk Program Perumahan dan Kopdes Merah Putih

Perry Warjiyo menegaskan BI menjalankan burden sharing dengan bijak dan berpedoman pada kaidah kebijakan moneter. Pembelian SBN senilai Rp200 triliun telah dilakukan, termasuk untuk debt switching. Sebagian dana tersebut dialokasikan untuk program-program ekonomi kerakyatan dalam visi Asta Cita, seperti pembangunan perumahan rakyat dan pengembangan Koperasi Desa Merah Putih. Selain pembelian SBN dan kebijakan suku bunga rendah, BI juga telah menggelontorkan insentif likuiditas makroprudensial kepada perbankan senilai Rp384 triliun untuk mendorong penyaluran kredit, khususnya ke sektor-sektor prioritas pemerintah.

Pembagian beban bunga utang dalam skema burden sharing juga telah disepakati antara BI dan Kementerian Keuangan. Sebagai contoh, pendanaan perumahan rakyat ditanggung bersama oleh Kementerian Keuangan dan BI, masing-masing sebesar 2,9%, sedangkan untuk Koperasi Desa Merah Putih sebesar 2,15%. Formulasi burden sharing ini didasarkan pada bunga SBN tenor 10 tahun dikurangi hasil penempatan pemerintah di perbankan, kemudian sisanya dibagi dua.

Kebijakan Suku Bunga BI Turun Lima Kali Sejak September 2024

BI juga telah menerapkan kebijakan penurunan suku bunga acuan atau BI Rate sebanyak lima kali sejak September 2024, dari 6,25% menjadi 5%. Penurunan ini beriringan dengan penurunan yield Surat Berharga Negara (SBN) tenor 10 tahun, yang kini mencapai 6,3%, turun dari puncaknya di 7,26% pada Januari 2025. Perry Warjiyo menekankan komitmen BI dalam bersinergi dengan pemerintah untuk menjaga stabilitas ekonomi dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkeadilan.

Dukungan BI untuk Program 3 Juta Rumah dan Kopdes Merah Putih

Program 3 Juta Rumah mendapat dukungan signifikan dari BI melalui pelonggaran giro wajib minimum (GWM). Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman, Maruarar Sirait, menyatakan BI akan turut menyumbangkan data mengenai rumah subsidi dan komersial yang dibangun berkat kebijakan tersebut. Data ini akan diintegrasikan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) untuk memantau perkembangan sektor perumahan. Dukungan juga datang dari bank swasta, seperti BCA, yang akan menyalurkan kredit subsidi melalui skema Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) swasta, tanpa menggunakan dana APBN.

Sementara itu, program Kopdes Merah Putih mendapat suntikan dana dari APBN sebesar Rp16 triliun melalui saldo anggaran lebih (SAL) 2025. Dana ini disalurkan melalui empat bank himbara: BNI, BRI, Mandiri, dan BSI, berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No. 63/2025 dan Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2025. Sinergi pendanaan antara pemerintah dan perbankan ini diharapkan mampu mempercepat pembentukan dan pengembangan Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih.

Ringkasan

Bank Indonesia (BI) secara aktif mendukung program pemerintah di bawah Presiden Prabowo Subianto melalui skema burden sharing. Skema ini, awalnya untuk mengatasi pandemi Covid-19, kini difokuskan pada pencapaian target prioritas pemerintahan, termasuk program-program dalam visi Asta Cita. BI membeli Surat Berharga Negara (SBN) senilai Rp200 triliun, sebagian dialokasikan untuk program perumahan rakyat dan Koperasi Desa Merah Putih, serta memberikan insentif likuiditas makroprudensial kepada perbankan senilai Rp384 triliun.

BI juga menurunkan BI Rate lima kali sejak September 2024, menjadi 5%, serta berbagi beban bunga utang dengan Kementerian Keuangan. Pendanaan program perumahan rakyat ditanggung bersama, begitu pula dengan Koperasi Desa Merah Putih. Program 3 Juta Rumah didukung melalui pelonggaran GWM dan dukungan perbankan swasta, sementara Kopdes Merah Putih menerima Rp16 triliun dari APBN melalui empat bank Himbara. BI berkomitmen menjaga stabilitas ekonomi dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkeadilan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *