Harga Emas Tembus US$ 4.000, Perak Cetak Rekor Baru di Tengah Guncangan Global

Scoot.co.id NEW YORK. Emas mencatat tonggak sejarah baru dengan menembus level US$ 4.000 per troy ounce untuk pertama kalinya pada Rabu (8/10/2025). 

Lonjakan ini didorong derasnya aliran investasi ke aset safe haven di tengah ketidakpastian geopolitik dan ekonomi global, serta ekspektasi pemangkasan suku bunga oleh bank sentral Amerika Serikat (The Fed).

Harga emas di pasar spot naik 1,7% menjadi US$ 4.050,24 per ounce pada pukul 13.45 waktu New York, Amerika Serikat (AS), sementara kontrak berjangka emas AS untuk pengiriman Desember ditutup menguat 1,7% ke level US$ 4.070,5. 

Rekor Anyar, Harga Emas Tembus US$ 4.000 per troi ons untuk Pertama Kalinya

Kenaikan emas juga mendorong harga perak yang melonjak 3,2% ke posisi US$ 49,39 per ounce, setelah sempat menyentuh rekor tertinggi sepanjang masa di US$ 49,57.

Matthew Piggott, Direktur Emas dan Perak di Metals Focus, menilai reli emas mencerminkan kondisi makroekonomi dan geopolitik yang sangat mendukung aset lindung nilai.

“Kekhawatiran terhadap stabilitas aset safe haven tradisional membuat emas semakin menjadi pilihan utama,” ujarnya.

Kinerja emas sepanjang 2025 tergolong luar biasa. Harga logam mulia ini sudah naik 54% sejak awal tahun, melanjutkan kenaikan 27% pada 2024. Emas bahkan mengungguli pasar saham global, bitcoin, hingga dolar AS dan minyak yang justru melemah.

Perak juga menunjukkan performa mengesankan dengan lonjakan 71% sejak awal tahun. Selain terdorong sentimen yang sama dengan emas, pasar perak juga mengalami pengetatan suplai. 

Harga Emas Cetak Rekor Baru, Tembus US$ 3.900 per Ons di Tengah Gejolak Global

Suki Cooper, Kepala Riset Komoditas Global Standard Chartered Bank, menjelaskan tingginya permintaan musiman dari India, kenaikan biaya sewa (lease rate), serta lonjakan arus masuk dana investasi menjadi faktor penting pendorong reli perak.

Laju penguatan harga logam mulia semakin dipicu kombinasi berbagai faktor, mulai dari ekspektasi pemangkasan suku bunga AS, ketidakpastian politik dan ekonomi global, pembelian besar-besaran oleh bank sentral, aliran masuk dana ke ETF emas, hingga pelemahan dolar AS.

“Dengan kondisi ini, kami melihat tidak ada alasan signifikan bagi harga emas untuk terkoreksi dalam waktu dekat. Bahkan emas berpotensi menantang level US$ 5.000 per ounce tahun ini,” kata Piggott.

Situasi politik di AS ikut memperkuat sentimen pasar. Penutupan pemerintahan (government shutdown) yang memasuki hari kedelapan telah menunda rilis data ekonomi penting, sehingga pelaku pasar mengandalkan sumber non-pemerintah untuk memperkirakan arah kebijakan The Fed. 

Harga Emas Tembus ke Atas US$ 3.210 Per Ons Troi di Siang Ini (11/4), Rekor Baru

Saat ini, pasar menilai ada kemungkinan besar pemangkasan suku bunga 25 basis poin pada pertemuan mendatang, dengan peluang serupa di bulan Desember.

Risalah pertemuan The Fed pada 16-17 September menunjukkan para pejabat mulai khawatir terhadap risiko pelemahan pasar tenaga kerja, meski tetap waspada terhadap inflasi yang masih tinggi.

Sementara itu, krisis global seperti konflik di Timur Tengah, perang Ukraina, hingga gejolak politik di Prancis dan Jepang ikut memicu pelarian dana ke emas. 

Data World Gold Council mencatat arus masuk dana ke ETF emas global telah mencapai US$ 64 miliar sepanjang tahun ini, dengan rekor bulanan sebesar US$17,3 miliar pada September. Fenomena “fear of missing out” juga disebut mendorong investor memburu emas.

Harga Emas Tembus US$3.200 Jumat (11/4), Dolar Lesu di Tengah Panas Perang Dagang

Secara teknikal, posisi Relative Strength Index (RSI) emas kini berada di level 87, menandakan kondisi overbought.

Di sisi lain, HSBC menaikkan proyeksi harga rata-rata perak 2025 menjadi US$ 38,56 per ounce dan 2026 ke level US$44,50 per ounce, dengan mempertimbangkan tingginya harga emas, kuatnya permintaan investor, dan potensi volatilitas pasar.

Kenaikan harga emas dan perak juga menular ke logam mulia lain. Harga platinum naik 3% ke US$1.666,47 per ounce, level tertinggi sejak Februari 2013. Sedangkan palladium melonjak 8,4% ke US$1.449,69, menembus level tertinggi dalam lebih dari dua tahun terakhir. 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *