Scoot.co.id JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali terperosok ke zona merah, ditutup merosot tajam 1,78% ke level 7.628 pada akhir perdagangan Selasa (9/9/2025). Penurunan signifikan ini dipicu oleh beragam sentimen, baik dari dalam negeri maupun global, yang terus dicermati investor.
Menurut Analis MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana, gejolak pasar saham ini masih mencerminkan reaksi investor terhadap keputusan Presiden Prabowo Subianto yang merombak jajaran kabinetnya. Perubahan signifikan terjadi pada posisi Menteri Keuangan, yang kini diduduki oleh Purbaya Yudhi Sadewa, menggantikan Sri Mulyani Indrawati (SMI). Selain itu, Herditya menambahkan bahwa emiten-emiten perbankan dengan kapitalisasi pasar besar (big caps) yang selama ini menjadi penggerak utama IHSG juga bergerak terkoreksi sejak kemarin, memperparah tekanan jual di bursa.
Senada, Equity Research Analyst Phintraco Sekuritas, Alrich Paskalis Tambolang, menyoroti faktor lain yang membebani kinerja IHSG, yaitu rilis data penjualan mobil. Data Agustus 2025 menunjukkan penurunan 19% secara tahunan (year on year/YoY), menyusul penurunan 18% YoY pada bulan sebelumnya. Penurunan ini menandai kontraksi selama empat bulan berturut-turut, mengindikasikan melemahnya daya beli masyarakat yang berimbas pada sektor otomotif. Meskipun demikian, penjualan mobil pada Agustus 2025 sempat mengalami kenaikan tipis 1,5% secara bulanan (month on month/MoM) dibandingkan Juli 2025.
IHSG Anjlok 1,78% ke 7.628 pada Selasa (9/9/2025), AMMN, BMRI, ISAT Top Losers LQ45
Dari perspektif teknikal, Alrich Paskalis Tambolang menjelaskan bahwa terjadi pelebaran negative slope MACD dan indikator Stochastic RSI mengalami Death Cross, menandakan tren penurunan. IHSG juga telah menjauhi level MA20 di sekitar 7.845 dan ditutup di bawah level support kuat 7.630, memperkuat sinyal teknikal negatif bagi pasar.
Menatap perdagangan selanjutnya, Alrich memperkirakan IHSG berpotensi melanjutkan koreksi. Menurutnya, indeks saham acuan ini akan menguji level support 7.500 dan menghadapi level resistance 7.760 pada Rabu (10/9/2025). Di sisi lain, Herditya Wicaksana memiliki pandangan yang sedikit berbeda, memprediksi IHSG berpeluang menguat dalam jangka pendek, dengan level support 7.605 dan resistance 7.699 untuk perdagangan hari Rabu (10/9/2025).
Sentimen pasar domestik pada Rabu (10/9/2025) akan dipengaruhi oleh perilisan Indeks Keyakinan Konsumen bulan Agustus 2025, yang diperkirakan naik ke level 119,3 dari 118,1 pada bulan sebelumnya. Selain itu, investor juga akan memantau kinerja awal para menteri baru yang diharapkan dapat membawa optimisme baru ke pasar. Dari ranah global, Alrich Paskalis Tambolang menambahkan bahwa pasar akan mencermati rilis data inflasi Tiongkok bulan Agustus 2025, yang diperkirakan mengalami deflasi 0,2% YoY setelah sebelumnya stagnan. Dari Amerika Serikat, perhatian tertuju pada inflasi di tingkat produsen (Producer Price Index/PPI) bulan Agustus 2025 yang diproyeksikan melambat menjadi 0,3% MoM dari 0,9% MoM pada Juli 2025. Perlu dicatat bahwa indeks PPI bulan Juli 2025 lalu mencatat kenaikan tertinggi sejak Juni 2022, dengan proyeksi PPI tahunan tetap di level 3,3% YoY.
IHSG Anjlok 1,78%, Saham Big Bank Kompak Melemah Selasa (9/9/2025)
Rekomendasi Saham
Di tengah dinamika sentimen pasar tersebut, Alrich Paskalis Tambolang merekomendasikan beberapa saham pilihan. Pilihannya jatuh pada PT TBS Energi Utama Tbk (TOBA), PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG), PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA), PT Adi Sarana Armada Tbk (ASSA), dan PT Solusi Sinergi Digital Tbk (WIFI).
Sementara itu, Herditya Wicaksana merekomendasikan investor untuk mencermati saham PT Medco Energi International Tbk (MEDC) dengan support Rp 1.270 dan resistance Rp 1.330. Selanjutnya, PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) dengan support Rp 1.175 dan resistance Rp 1.250, serta PT Humpuss Maritim International Tbk (HUMI) dengan support Rp 157 dan resistance Rp 168.
IHSG Anjlok 1,78%! Saham Perbankan BUMN: BBRI, BMRI, BBNI Melemah, BBTN Menguat
Ringkasan
IHSG mengalami penurunan signifikan sebesar 1,78% pada tanggal 9 September 2025, mencapai level 7.628. Penurunan ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, termasuk reaksi investor terhadap perubahan kabinet oleh Presiden Prabowo Subianto, khususnya pergantian Menteri Keuangan, serta penurunan kinerja emiten perbankan dengan kapitalisasi besar. Selain itu, data penjualan mobil yang menunjukkan penurunan juga menjadi sentimen negatif.
Analis memperkirakan IHSG berpotensi melanjutkan koreksi, dengan level support dan resistance yang berbeda dari masing-masing analis. Beberapa saham direkomendasikan untuk dicermati, antara lain TOBA, ENRG, JPFA, ASSA, dan WIFI oleh Phintraco Sekuritas, serta MEDC, NCKL, dan HUMI oleh MNC Sekuritas. Sentimen pasar selanjutnya akan dipengaruhi oleh rilis data Indeks Keyakinan Konsumen dan inflasi dari Tiongkok dan Amerika Serikat.