Mandiri Optimis! Insentif BI Dongkrak Kinerja Bank

JAKARTA – PT Bank Mandiri (Persero) Tbk menyatakan sambutan positif terhadap langkah-langkah kebijakan moneter yang diambil oleh Bank Indonesia (BI). Kebijakan tersebut mencakup keputusan untuk mempertahankan suku bunga acuan (BI-Rate) pada level 4,75 persen, serta penguatan signifikan dalam kerangka Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM) yang akan mulai berlaku efektif pada 1 Desember 2025.

M. Ashidiq Iswara, Corporate Secretary Bank Mandiri, menegaskan bahwa keputusan BI untuk menahan BI-Rate adalah langkah strategis yang tepat. Hal ini krusial untuk menjaga keseimbangan fundamental antara stabilitas makroekonomi dan upaya berkelanjutan dalam mendukung pertumbuhan ekonomi nasional. Lebih lanjut, Ashidiq, yang akrab disapa Ossy, menambahkan bahwa penguatan KLM diharapkan mampu memperkuat efektivitas transmisi likuiditas ke seluruh sektor keuangan dan pendorong perekonomian riil.

Dalam konteks ini, Bank Mandiri berkomitmen kuat untuk terus mengoptimalkan fungsi intermediasinya secara sehat dan berkelanjutan. Perseroan akan secara aktif mendorong penyaluran pembiayaan ke berbagai sektor produktif dan strategis, yang merupakan kunci untuk memperkuat daya saing ekonomi nasional, tentunya dengan tetap memegang teguh prinsip kehati-hatian dalam setiap langkahnya.

Seiring dengan komitmen tersebut, Bank Mandiri juga giat mengoptimalkan inovasi layanan digitalnya melalui tiga platform unggulan: Livin’ by Mandiri, Kopra by Mandiri, dan Livin’ Merchant. Inisiatif ini dirancang untuk memperluas jangkauan akses keuangan bagi masyarakat luas dan para pelaku usaha di seluruh Indonesia. Ossy menjelaskan, upaya ini diharapkan tidak hanya menopang fondasi pertumbuhan ekonomi nasional yang lebih inklusif, tangguh (resilien), dan berkelanjutan, melainkan juga secara signifikan mendorong penciptaan lapangan kerja di berbagai sektor vital.

Keputusan strategis Bank Indonesia ini sebelumnya telah disampaikan dalam konferensi pers hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia Oktober 2025. Dalam rapat tersebut, BI secara resmi memutuskan untuk mempertahankan BI-Rate pada level 4,75 persen. Selain itu, suku bunga deposit facility juga dipertahankan pada 3,75 persen, sementara suku bunga lending facility berada di angka 5,5 persen.

Sebagai informasi tambahan, sejak September 2024, BI telah melakukan penyesuaian dengan menurunkan bunga acuan sebanyak enam kali, mencapai total 150 basis poin (bps). Penurunan ini dilakukan secara bertahap pada bulan September 2024, kemudian dilanjutkan pada Januari, Mei, Juli, Agustus, dan September 2025, sebelum akhirnya diputuskan untuk ditahan pada level saat ini.

Penguatan kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM) oleh BI bertujuan untuk memperkuat transmisi kebijakan moneter serta mendorong akselerasi pertumbuhan kredit di Indonesia. Insentif ini diberikan berdasarkan kinerja dan mengadopsi pendekatan berorientasi ke depan (forward looking), memastikan efektivitas kebijakan dalam jangka panjang.

KLM dirancang dengan dua skema insentif utama. Pertama, lending channel, yang memberikan insentif berdasarkan komitmen bank dalam menyalurkan kredit ke berbagai sektor prioritas nasional. Kedua, interest rate channel, yang didasarkan pada kecepatan bank dalam melakukan penyesuaian suku bunga kredit baru, mendorong responsivitas perbankan terhadap dinamika pasar.

Pemberian insentif ini direalisasikan melalui pengurangan porsi giro bank yang ditempatkan di BI sebagai bagian dari pemenuhan Giro Wajib Minimum (GWM) rata-rata. Untuk skema lending channel, besaran insentif dapat mencapai maksimal 5 persen dari total Dana Pihak Ketiga (DPK) bank, sedangkan untuk interest rate channel, insentif maksimalnya adalah 0,5 persen dari DPK. Dengan demikian, total insentif yang dapat diterima bank melalui kedua skema ini bisa mencapai 5,5 persen dari DPK.

Sektor-sektor yang dikategorikan sebagai prioritas dalam kebijakan KLM ini mencakup beragam bidang penting bagi perekonomian nasional. Di antaranya adalah pertanian, industri, hilirisasi, jasa dan ekonomi kreatif, konstruksi dan real estat, serta sektor UMKM, koperasi, inklusi keuangan, dan keberlanjutan.

Ringkasan

Bank Mandiri menyambut baik kebijakan Bank Indonesia (BI) terkait suku bunga acuan yang dipertahankan pada 4,75 persen dan penguatan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM) yang berlaku efektif Desember 2025. Keputusan BI dinilai strategis untuk menjaga keseimbangan stabilitas makroekonomi dan pertumbuhan ekonomi nasional. Penguatan KLM diharapkan memperkuat transmisi likuiditas ke sektor keuangan dan perekonomian riil.

Bank Mandiri berkomitmen mengoptimalkan fungsi intermediasi dengan mendorong pembiayaan ke sektor produktif dan strategis. Selain itu, Bank Mandiri terus mengoptimalkan layanan digital melalui Livin’ by Mandiri, Kopra by Mandiri, dan Livin’ Merchant untuk memperluas akses keuangan. Kebijakan KLM dari BI sendiri dirancang dengan dua skema insentif utama yaitu lending channel dan interest rate channel.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *