Mandiri Pangkas Bunga Kredit! Dampak BI Rate 5%? Cek Sekarang!

Scoot.co.id , JAKARTA – PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) dengan sigap mengambil langkah penyesuaian suku bunga kredit. Keputusan strategis ini diambil menyusul kebijakan Bank Indonesia yang menurunkan suku bunga acuan atau BI Rate sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 5% pada Agustus 2025. Penyesuaian ini mencerminkan respons Bank Mandiri terhadap transmisi kebijakan moneter, sekaligus menegaskan komitmennya dalam mendukung stabilitas dan pertumbuhan ekonomi nasional.

Novita Widya Anggraini, Direktur Finance & Strategy Bank Mandiri, menjelaskan bahwa proses transmisi penurunan suku bunga tidak hanya dipengaruhi oleh BI Rate. Namun, juga kondisi likuiditas di industri perbankan, struktur biaya dana (cost of fund), serta strategi komunikasi yang efektif kepada nasabah. Menegaskan hal tersebut, Novita menyatakan bahwa Bank Mandiri telah melakukan penyesuaian suku bunga pada segmen kredit berbasis reference rate, sejalan dengan arah penurunan BI Rate yang ditetapkan.

Meskipun demikian, Novita mengungkapkan bahwa porsi portofolio kredit Bank Mandiri yang secara langsung mengacu pada BI Rate relatif terbatas dari keseluruhan total portofolio. Oleh karena itu, BMRI memperkirakan bahwa penurunan BI Rate sebesar 25 bps tersebut akan berdampak pada penurunan yield kredit sekitar 10-15 bps di tingkat portofolio.

Kendati proyeksi penurunan yield kredit, Bank Mandiri tetap optimistis bahwa dampaknya terhadap pendapatan bunga perusahaan akan relatif minimal. Hal ini dapat dikelola secara strategis melalui peningkatan porsi kredit ritel dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), seraya tetap menjaga keseimbangan portofolio kredit wholesale. Strategi ini menjadi kunci untuk menjaga profitabilitas di tengah dinamika suku bunga.

Komitmen terhadap pertumbuhan kredit yang sehat tercermin dari kinerja Bank Mandiri hingga Mei 2025. Segmen kredit wholesale menunjukkan pertumbuhan impresif sebesar 15,8% secara tahunan (Year-on-Year/YoY), jauh melampaui rata-rata industri yang berada di angka 8,43% YoY. Selain itu, kredit perumahan (KPR) juga mencatat pertumbuhan signifikan sebesar 14,2% YoY. Pada segmen ritel, BMRI berhasil membukukan pertumbuhan 8,95% secara tahunan, konsisten dengan tren positif di industri perbankan. Novita menekankan, angka-angka ini membuktikan daya tarik produk Bank Mandiri di mata pasar.

Tidak hanya berfokus pada pertumbuhan, Bank Mandiri juga senantiasa menjaga kualitas asetnya. Hal ini terbukti dari rasio Non-Performing Loan (NPL) bank only yang sangat terkendali, yaitu 1,06% pada periode yang sama, angka yang jauh lebih rendah dibandingkan rata-rata industri. Kualitas kredit yang solid ini menjadi fondasi kuat bagi ketahanan bisnis perusahaan.

Novita menegaskan pentingnya ‘pertumbuhan yang sehat’ sebagai landasan utama operasional Bank Mandiri. Prinsip kehati-hatian akan terus dikedepankan demi menjaga ketangguhan perseroan dalam menghadapi berbagai siklus ekonomi dan dinamika pasar yang terus berubah. Konteks kebijakan ini tidak terlepas dari keputusan Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 19-20 Agustus 2025, yang telah memangkas suku bunga acuan atau BI Rate sebesar 25 bps menjadi 5,00%.

Menyikapi penurunan BI Rate, Novita juga menyampaikan kesiapan Bank Mandiri untuk memperkuat sinergi dengan otoritas moneter. Sinergi ini diwujudkan melalui pertumbuhan kredit yang tidak hanya sehat dan terukur, tetapi juga berpihak pada pemenuhan kebutuhan masyarakat serta pelaku usaha. “Hal ini mencerminkan komitmen kami untuk terus mendukung perekonomian nasional,” tutup Novita, menggarisbawahi peran strategis Bank Mandiri dalam kemajuan ekonomi Indonesia.

Ringkasan

Bank Mandiri telah menyesuaikan suku bunga kredit sebagai respons terhadap penurunan BI Rate menjadi 5% pada Agustus 2025. Penyesuaian ini merupakan bagian dari transmisi kebijakan moneter, yang dipengaruhi oleh likuiditas perbankan, biaya dana, dan komunikasi efektif kepada nasabah. Bank Mandiri telah menyesuaikan suku bunga pada segmen kredit berbasis reference rate.

Meskipun portofolio kredit yang langsung mengacu pada BI Rate terbatas, Bank Mandiri memperkirakan penurunan yield kredit sekitar 10-15 bps. Mereka tetap optimis dampak minimal terhadap pendapatan bunga dapat dikelola dengan meningkatkan porsi kredit ritel dan UMKM. Bank Mandiri menekankan pentingnya pertumbuhan kredit yang sehat dan menjaga kualitas aset dengan rasio NPL yang terkendali.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *