MBG Naik Rp 335 T: Peluang Emas Emiten Unggas? Cek Faktanya!

Pemerintah telah resmi menetapkan alokasi anggaran belanja APBN untuk program Makanan Bergizi Gratis (MBG) tahun 2026 sebesar Rp 335 triliun. Angka fantastis ini menandai lonjakan signifikan, mencapai 94,76% dibandingkan alokasi tahun 2025 yang hanya senilai Rp 171 triliun. Padahal, anggaran MBG untuk tahun ini sendiri telah mengalami penambahan Rp 100 triliun, dari proyeksi awal Rp 71 triliun.

Kenaikan anggaran program MBG yang masif ini berpotensi menjadi katalis positif yang kuat bagi sejumlah emiten di Bursa Efek Indonesia (BEI), terutama bagi perusahaan-perusahaan yang bergerak di sektor unggas. Ini membuka peluang baru bagi industri yang selama ini menghadapi tantangan tertentu.

Analis Panin Sekuritas, Sarkia Adelia, memandang optimis bahwa program Makanan Bergizi Gratis ini akan memberikan dampak positif yang substansial bagi emiten unggas. Peningkatan permintaan daging ayam dan telur akibat program ini diharapkan dapat menciptakan perbaikan struktural dalam industri perunggasan. Terutama, ini berpotensi mengatasi masalah kelebihan pasokan (oversupply) yang selama ini menekan stabilitas harga ayam.

Badan Pangan Nasional (Bapanas) sebelumnya telah memperkirakan serapan daging ayam sekitar 70 ribu ton dan telur 127 ribu ton pada tahun 2025 untuk memenuhi kebutuhan MBG. Meskipun serapan ini belum sepenuhnya cukup untuk mengatasi surplus produksi ayam nasional tahun 2024 yang mencapai 120 ribu ton, program ini menawarkan harapan besar. Apabila program MBG ini berjalan konsisten dan didukung oleh kenaikan alokasi APBN pada tahun 2026, serapan berpotensi meningkat seiring dengan target peningkatan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang tahun ini ditargetkan mencapai 8.000 SPPG.

“Kami melihat program MBG dapat menjadi katalis penting bagi stabilisasi harga ayam dan pada akhirnya meningkatkan profitabilitas emiten unggas dalam jangka menengah,” ungkap Sarkia kepada Kontan pada Selasa (19/8/2025). Ia melanjutkan, dari sisi menu makanan yang akan disajikan, perusahaan poultry related dengan pangsa pasar besar di industri perunggasan, seperti PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN), PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA), dan PT Malindo Feedmill Tbk (MAIN), merupakan kandidat utama yang akan merasakan dampak positif ini.

Lebih lanjut, Sarkia juga menyoroti bahwa dari perspektif valuasi, saham-saham unggas saat ini layak untuk dicermati, khususnya saham JPFA yang masih diperdagangkan dengan valuasi Price to Earnings Ratio (PE) yang lebih rendah dibandingkan CPIN. Oleh karena itu, Sarkia menyarankan untuk mencermati saham JPFA dengan target harga di posisi Rp 2.200 per saham.

Namun, pandangan yang lebih berhati-hati datang dari Analis Korea Investment & Sekuritas Indonesia (KISI), Muhammad Wafi. Ia setuju bahwa program MBG akan memberikan dampak positif jika benar-benar terealisasi sesuai rencana. Kendati demikian, Wafi menilai investor kemungkinan besar masih akan menunggu perkembangan implementasi program ini hingga akhir tahun 2025 sebelum membuat keputusan investasi. “Saat ini serapannya lambat dan target tahun ini juga sudah beberapa kali direvisi,” tambah Wafi kepada Kontan pada kesempatan yang sama.

Sebagai informasi tambahan, program Makanan Bergizi Gratis merupakan salah satu pilar utama dari strategi Presiden Prabowo Subianto untuk membangun ekonomi dari akar rumput, yang diusung melalui platform Astacita. Program ini dirancang untuk terintegrasi dengan berbagai inisiatif lain, termasuk Koperasi Merah Putih, pemeriksaan kesehatan gratis, sekolah rakyat, hingga upaya pemberdayaan nelayan, menciptakan dampak ekonomi dan sosial yang komprehensif.

Ringkasan

Pemerintah telah menetapkan anggaran sebesar Rp 335 triliun untuk program Makanan Bergizi Gratis (MBG) pada tahun 2026, meningkat signifikan dari tahun sebelumnya. Kenaikan anggaran ini diproyeksikan memberikan dampak positif bagi emiten di sektor unggas, seperti PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN), PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA), dan PT Malindo Feedmill Tbk (MAIN), dengan harapan dapat mengatasi masalah oversupply dan menstabilkan harga.

Analis memiliki pandangan beragam, dengan beberapa melihat program MBG sebagai katalis positif untuk meningkatkan profitabilitas emiten unggas dalam jangka menengah, terutama JPFA dengan target harga Rp 2.200 per saham. Namun, ada juga yang berhati-hati dan menunggu implementasi program MBG hingga akhir tahun 2025, mengingat serapan yang lambat dan revisi target sebelumnya. Program MBG merupakan bagian dari strategi Presiden Prabowo untuk membangun ekonomi dari akar rumput.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *