Sri Mulyani Pamit: Beban Fiskal Berat Menanti Purbaya di Kemenkeu

Scoot.co.id – Era kepemimpinan Sri Mulyani Indrawati sebagai Menteri Keuangan resmi berakhir. Dalam sebuah momen serah terima jabatan (sertijab) yang penuh makna, ia secara simbolis menyerahkan estafet kepemimpinan kepada Purbaya Yudhi Sadewa di Gedung Kementerian Keuangan, Jakarta, pada Selasa (9/9/2025).

Peristiwa ini menandai penutupan pengabdian panjang Sri Mulyani yang telah berlangsung sejak Oktober 2019. Sementara itu, Purbaya Yudhi Sadewa sendiri telah lebih dulu dilantik oleh Presiden Prabowo Subianto sebagai Menteri Keuangan di Istana Kepresidenan pada Senin (8/9/2025) sore, sehari sebelum prosesi sertijab ini dilaksanakan.

Pesan Perpisahan Sri Mulyani

Dalam kesempatan sertijab tersebut, Sri Mulyani menyampaikan pesan yang mendalam dan penuh haru kepada seluruh jajaran Kementerian Keuangan. Ia dengan tulus menitipkan amanah agar aparatur kementerian senantiasa menjaga dan mengelola keuangan negara dengan penuh tanggung jawab dan integritas tinggi.

“Untuk jajaran Kementerian Keuangan, saya titip untuk terus menjaga keuangan negara dan Kemenkeu sebagai pilar stabilitas serta instrumen yang luar biasa penting untuk mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia,” ujarnya, mengukuhkan perannya sebagai penjaga stabilitas ekonomi negara.

Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu juga menekankan pentingnya integritas sebagai landasan utama dalam setiap pelaksanaan tugas. “Jalankan tugas dengan amanah, profesional, kompeten, dan jaga selalu integritas. Bantu pimpinan yang baru dan terus melaksanakan tugas dengan dedikasi,” imbuhnya, menegaskan nilai-nilai yang selalu ia junjung tinggi selama masa jabatannya.

Pamit dengan Pesan Cinta Tanah Air

Mengulang kembali pesan-pesan sebelumnya, Sri Mulyani kembali mengingatkan bahwa kecintaan terhadap negeri ini adalah nilai fundamental yang tidak boleh pudar. “Saya pamit undur diri pagi hari ini. Salam sehat untuk seluruhnya. Jangan pernah lupa mencintai Indonesia,” tuturnya, disambut suasana haru dari para hadirin yang memenuhi ruangan.

Usai prosesi sertijab yang khidmat, lobi gedung Kementerian Keuangan dipenuhi oleh para awak media dan sejumlah pejabat yang berkumpul untuk menyampaikan salam perpisahan kepada Sri Mulyani. Dalam suasana yang penuh emosi, ratusan orang terlihat mengiringi kepergiannya, seolah melepas sosok yang telah menjadi ikon dan teladan.

Mereka menenteng mawar putih, sebuah simbol ketulusan dan kemurnian kasih sayang yang dipersembahkan untuknya. “Hari ini kita akan mengabadikan rasa hormat, cinta yang mendalam untuk sosok pemimpin yang menjadi teladan kita, Ibu Sri Mulyani,” ujar salah satu staf, mewakili perasaan banyak orang.

“Hari ini kita melepas Ibu Sri Mulyani dengan rasa haru yang begitu mendalam namun juga penuh rasa syukur. Bagi kami Ibu Sri Mulyani bukan hanya seorang Menteri Keuangan, beliau adalah sosok yang memiliki integritas yang kokoh, keteguhan yang menginspirasi, serta cinta tulus yang dipersembahkan untuk Indonesia,” lanjut staf lainnya, menegaskan warisan yang ditinggalkan Sri Mulyani.

“Terima kasih atas ketulusan hati yang telah memberi arti dan cahaya bagi kami semua. Perpisahan ini bukanlah akhir, jejak langkah Ibu akan terus hadir di antara kami, di dalam setiap kebijakan dan semangat kami untuk menjaga amanah yang telah dititipkan. Doa kami menyertai Ibu,” pungkas mereka, diiringi isak tangis yang tak tertahankan.

Tak lama kemudian, alunan lagu “Bahasa Kalbu” ciptaan Dian HP yang dipopulerkan oleh Titi DJ dan Raisa memenuhi ruangan, semakin menambah intensitas suasana emosional. Air mata Sri Mulyani pun tak terbendung. Ia tampak berulang kali mengusap pipinya yang basah, sementara orang-orang di sekitarnya ikut larut dalam haru, tak kuasa menahan tangis.

Doa dan ucapan terbaik mengiringi langkahnya keluar dari Gedung Kementerian Keuangan. Sejak hari itu, ia resmi menyandang status sebagai “Mantan Menteri Keuangan RI,” sebuah gelar yang kini menjadi bagian dari sejarah perjalanan kariernya.

Sosok yang Melekat dengan Kementerian Keuangan

Nama Sri Mulyani sudah lama identik dengan posisi Menteri Keuangan. Sejak era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono hingga masa pemerintahan Prabowo Subianto, ia dipercaya menakhodai Kemenkeu dengan total masa jabatan yang mencapai 13 tahun, menjadikannya salah satu figur paling berpengaruh di bidang ekonomi Indonesia.

Meskipun demikian, Sri Mulyani bukanlah Menkeu dengan masa jabatan terlama; rekor tersebut masih dipegang oleh Ali Wardhana. Namun, kiprah, dedikasi, dan pengaruh Sri Mulyani dalam menjaga stabilitas ekonomi Indonesia tetap meninggalkan jejak yang sulit dilupakan oleh sejarah.

Kini, estafet kepemimpinan Kementerian Keuangan resmi berpindah ke tangan Purbaya Yudhi Sadewa, yang memikul tanggung jawab besar untuk menjaga stabilitas fiskal sekaligus mengawal berbagai agenda ekonomi penting dari pemerintahan baru. Tanggung jawab ini menuntutnya untuk melanjutkan tradisi profesionalisme dan integritas yang telah dibangun oleh para pendahulunya.

***

(TribunTrends/Sebagian artikel tayang di Kompas)

Ringkasan

Sri Mulyani Indrawati secara resmi menyerahkan jabatan Menteri Keuangan kepada Purbaya Yudhi Sadewa pada Selasa, 9 September 2025, setelah dilantik oleh Presiden Prabowo Subianto sehari sebelumnya. Dalam acara serah terima jabatan, Sri Mulyani menitipkan pesan kepada jajaran Kementerian Keuangan untuk terus menjaga keuangan negara dan integritas sebagai pilar stabilitas dan keadilan sosial.

Kepergian Sri Mulyani diiringi suasana haru, dengan staf memberikan penghormatan dan mengungkapkan rasa terima kasih atas dedikasi dan integritasnya selama menjabat. Sri Mulyani telah menjabat sebagai Menteri Keuangan selama 13 tahun di bawah pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono hingga Prabowo Subianto, dan kini Purbaya Yudhi Sadewa memikul tanggung jawab besar untuk menjaga stabilitas fiskal dan mengawal agenda ekonomi pemerintahan baru.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *