Jakarta, IDN Times – Di tengah gejolak pasar yang dipicu oleh demonstrasi nasional, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) memang sempat tertekan. Namun, bagi PT Indo Premier Sekuritas (IPOT), situasi ini justru membuka ‘peluang emas’. Dengan arus modal asing atau foreign inflow yang masih signifikan mencapai Rp1,3 triliun pada pekan lalu, IPOT berani mengidentifikasi sektor-sektor potensial yang siap meraup keuntungan di tengah ketidakpastian politik yang sedang berlangsung.
Meskipun demikian, David Kurniawan, Equity Analyst IPOT, memberikan pandangan hati-hati. Ia mengakui, “Meskipun Jumat kemarin masih terlihat aliran dana asing masuk cukup besar di IHSG, tapi tidak menutup kemungkinan mereka balik arah karena efek ketidakpastian politik dalam negeri.” Sentimen ini mewarnai pergerakan IHSG sepanjang pekan lalu, di mana indeks ditutup di level 7.830, melemah sekitar 0,36 persen dari pekan sebelumnya. Menariknya, di tengah pelemahan ini, investor asing justru mencatat pembelian bersih atau inflow sebesar Rp1,3 triliun di pasar reguler. Volatilitas sangat terasa; IHSG sempat menyentuh level tertinggi 8.023 pada 28 Agustus 2025, sebelum kemudian anjlok cukup dalam, terutama setelah dipicu oleh efek demonstrasi dan ketidakpastian kondisi politik domestik.
1. Sentimen yang Memengaruhi IHSG Pekan Lalu

Pergerakan IHSG pekan lalu tidak terlepas dari sejumlah sentimen yang berkembang, baik dari ranah global maupun domestik. Secara global, aliran dana investasi melambat seiring kehati-hatian investor terkait independensi Federal Reserve AS, menyusul upaya Presiden Trump yang berniat memecat seorang Gubernur Fed. Situasi ini berdampak pada penurunan inflow ke dana ekuitas global. Di sisi lain, harga emas spot melonjak fantastis hingga mencapai rekor tertinggi sepanjang sejarah, yaitu sekitar 3.448,5 dolar AS per troy ounce. Ketidakpastian politik global, seperti isu penggantian Gubernur Fed oleh Trump, mendorong investor untuk mencari aset lindung nilai seperti emas.
Sementara itu, dari dalam negeri, ada secercah optimisme dengan kenaikan tipis kepercayaan konsumen. Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) per Juli sedikit naik menjadi 118,1 dari 117,8 pada Juni. Peningkatan ini didorong oleh perbaikan sub-indeks ekspektasi, yang mencerminkan harapan masyarakat akan peningkatan pendapatan dan peluang kerja yang lebih baik.
2. Sentimen yang Bisa Memengaruhi IHSG Pekan Ini

Memasuki pekan ini, David menegaskan bahwa fokus utama pelaku pasar akan tertuju pada sentimen kunci, yaitu aksi protes dan gejolak yang ditimbulkannya. Ia menjelaskan, “Demonstrasi mahasiswa dan pekerja terkait isu gaji DPR, dana pendidikan, dan program makan sekolah telah memicu penurunan IHSG lebih dari 2 persen dan pelemahan rupiah hampir 1 persen.” Oleh karena itu, David menekankan pentingnya intervensi dari otoritas seperti Bank Indonesia (BI) dan pengawas bursa, yakni BEI atau OJK, untuk stabilisasi guna mencegah kepanikan meluas di pasar keuangan.
Proyeksi IPOT menunjukkan bahwa IHSG cenderung melemah dalam sepekan mendatang. Pasar akan terus mencermati dinamika demo dan setiap pernyataan dari otoritas terkait. Bagi trader dan investor, sangat krusial untuk memantau level support penting IHSG di kisaran 7.700-7.800.
3. Rekomendasi Saham Pekan Ini

Menyikapi dinamika pasar yang saat ini sangat sensitif terhadap aksi demonstrasi, IPOT menawarkan sejumlah rekomendasi saham menarik bagi trader dan investor untuk pekan ini:
1. PT Aneka Tambang Tbk (ANTM)
Kenaikan harga komoditas emas yang kembali menyentuh all time high menjadi katalis positif bagi ANTM. Bahkan, pada Jumat pekan lalu, ketika IHSG bergerak turun, ANTM justru ditutup dengan candlestick yang sangat menarik. Secara fundamental, kinerja perusahaan pada semester I-2025 menunjukkan laba bersih yang melesat hingga 203 persen, menjadikannya pilihan yang kuat.
2. PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA)
Sebagai pemain utama dalam bisnis butik emas, HRTA diproyeksikan akan sangat diuntungkan dari tren kenaikan harga emas yang berkelanjutan. Kabar mengenai potensi kerja sama dengan PT BRI Syariah Indonesia Tbk (BRIS) untuk membentuk ‘BSI Gold’ juga akan semakin memperluas pangsa pasar dan prospek bisnis HRTA ke depan.
3. PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO)
Perbaikan data keyakinan konsumen memberikan sinyal positif bahwa daya beli masyarakat masih terjaga. Produk SIDO yang merupakan kebutuhan konsumsi harian menjadikannya lebih resilience terhadap kondisi ekonomi saat ini. Selain itu, secara pergerakan harga, saham SIDO saat ini berada cukup dekat dengan area support-nya, menawarkan potensi daya tahan.