Scoot.co.id, JAKARTA — PT Bank Permata Tbk. (BNLI) memberikan penjelasan mendalam mengenai arah kebijakan rasio pembayaran dividen atau dividend payout ratio untuk tahun buku 2025. Pernyataan ini menjadi sorotan penting bagi para investor yang menantikan prospek imbal hasil dari salah satu bank terkemuka di Indonesia.
Direktur Keuangan Rudy Basyir Ahmad menegaskan bahwa kebijakan pembagian dividen ke depan akan selalu berlandaskan pada prinsip keberlanjutan. Bank Permata berkomitmen untuk menemukan titik keseimbangan optimal antara memberikan imbal hasil yang menarik bagi para pemegang saham dan memastikan ketersediaan modal yang memadai untuk mendukung pertumbuhan bisnis jangka panjang. “Kami akan fokus pada dua faktor utama. Pertama, pembagian dividen yang berkelanjutan dan kedua, dukungan terhadap permodalan bank agar dapat terus bertumbuh secara jangka panjang,” ujar Rudy dalam paparan publik, Senin (6/10/2025).
Meskipun Rudy belum merinci persentase rasio dividen yang akan ditetapkan, ia menekankan bahwa keputusan final akan diambil setelah pertimbangan yang matang. Jika menilik rekam jejaknya, Bank Permata telah menetapkan dividen tunai sebesar Rp1 triliun untuk tahun buku 2024. Angka ini setara dengan 30% dari laba bersih perseroan yang mencapai Rp3,6 triliun pada tahun tersebut. Rasio ini sedikit lebih rendah dibandingkan tahun buku 2023 yang mencapai 34,98%, meskipun secara nominal dividen tahun 2023 sebesar Rp904,53 miliar.
Dengan posisi permodalan yang solid, BNLI dinilai memiliki fleksibilitas untuk menyalurkan kredit secara lebih agresif. Ini menunjukkan komitmen perseroan dalam menyeimbangkan antara ekspansi bisnis dan penciptaan nilai tambah yang konsisten bagi para pemegang sahamnya.
Selain kebijakan dividen, Bank Permata juga menanggapi pergerakan harga saham BNLI yang terus melejit sejak awal tahun. Terkait spekulasi mengenai rencana stock split, manajemen menjelaskan bahwa saat ini belum ada keputusan atau rencana resmi. “Untuk saat ini perusahaan belum memiliki keputusan atau rencana resmi mengenai stock split. Semua aksi korporasi seperti stock split akan dipertimbangkan secara komprehensif. Apabila ada keputusan yang bersifat material, tentu akan kami sampaikan melalui kanal resmi,” jelas Rudy, mengindikasikan bahwa setiap langkah strategis akan diumumkan secara transparan.
Dari sisi kinerja keuangan, BNLI mencatatkan laba bersih tahun berjalan sebesar Rp1,64 triliun pada semester I/2025. Angka ini menunjukkan pertumbuhan impresif sebesar 7,56% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, yaitu Rp1,52 triliun pada semester I/2024. Peningkatan laba ini terutama didukung oleh kenaikan pendapatan bunga bersih yang mencapai Rp5,04 triliun, tumbuh tipis 0,98% dari Rp4,99 triliun pada semester I/2024.
Secara lebih detail, pendapatan bunga bruto perseroan tercatat sebesar Rp8,58 triliun, naik 3,63% dari Rp8,28 triliun. Namun, beban bunga juga mengalami peningkatan signifikan sebesar 7,6% menjadi Rp3,54 triliun dari Rp3,29 triliun. Tekanan terhadap kualitas aset juga masih membayangi, dengan beban kerugian penurunan nilai aset keuangan atau impairment loss sedikit meningkat 2,4% menjadi Rp1,07 triliun dari Rp1,04 triliun pada semester I/2024. Kendati demikian, cadangan kerugian penurunan nilai aset keuangan menunjukkan perbaikan, turun 6,4% menjadi Rp11,78 triliun dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp12,59 triliun.
Pada aspek intermediasi, Bank Permata berhasil menunjukkan kinerja positif dalam penyaluran kredit hingga akhir Juni 2025. Total kredit yang disalurkan mencapai Rp162,63 triliun, tumbuh sekitar 7,4% secara tahunan dibandingkan posisi Juni 2024 yang sebesar Rp151,38 triliun. Di sisi pendanaan, Dana Pihak Ketiga (DPK) Bank Permata per Juni 2025 tercatat sebesar Rp189,26 triliun, sedikit terkontraksi 1,3% dibandingkan posisi Juni 2024 yang sebesar Rp191,76 triliun, menunjukkan dinamika dalam pengelolaan likuiditas bank.