KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengawali pekan ini dengan performa yang kurang menggembirakan. Pada perdagangan sesi pertama Senin, 4 Agustus 2025, IHSG terpantau melemah tajam, bahkan dibuka turun 0,8% di awal sesi. Pelemahan ini didorong oleh sentimen negatif yang signifikan dari sektor energi dan keuangan, menyeret indeks ke zona merah meskipun beberapa saham unggulan berhasil mencatat penguatan.
Berdasarkan data dari RTI, IHSG tergelincir 0,33% atau setara 24,868 poin, mencapai level 7.512,900 pada penutupan sesi I. Dinamika pasar menunjukkan tekanan jual yang cukup dominan, dengan 275 saham mengalami pelemahan. Kendati demikian, tidak semua saham terseret arus negatif; 337 saham berhasil menguat dan 187 saham lainnya stagnan. Total volume perdagangan mencapai 16,19 miliar saham, dengan nilai transaksi yang mencapai Rp 8,2 triliun, mengindikasikan aktivitas pasar yang substansial.
Empat sektor utama tercatat menjadi beban berat bagi pergerakan IHSG pada pagi hari ini. Sektor IDX-Energy melemah 0,55%, diikuti oleh IDX-Finance yang turun 0,30%. Selain itu, sektor IDX-NonCyclical terkoreksi 0,14%, dan IDX-Basic Industry susut 0,05%, secara kolektif memberikan kontribusi signifikan terhadap penurunan indeks.
Saham Top Losers LQ45
Di tengah tekanan pasar, beberapa saham unggulan yang tergabung dalam indeks LQ45 tercatat mengalami pelemahan paling dalam. PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) memimpin penurunan dengan anjlok 10,62% ke level Rp 7.575. Disusul oleh PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI) yang terkoreksi 3,32% menjadi Rp 1.165, serta PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) yang melemah 2,86% ke Rp 1.190.
Saham Top Gainers LQ45
Berbanding terbalik, beberapa saham berhasil mencatat kinerja positif dan menjadi penopang di tengah sentimen pasar yang lesu. Penguatan signifikan terlihat pada saham sektor industri dasar dan media. PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk (INKP) memimpin penguatan dengan melonjak 5,82% ke Rp 7.725. Kemudian, PT Surya Citra Media Tbk (SCMA) ikut naik 5,66% ke Rp 224, diikuti oleh PT Vale Indonesia Tbk (INCO) yang menguat 3,37% ke Rp 3.680.
Pelemahan IHSG ini juga tidak lepas dari pengaruh sentimen global yang bercampur. Dari pasar Asia, indeks MSCI untuk saham Asia Pasifik di luar Jepang menunjukkan penguatan tipis 0,6%, didukung oleh reli saham Korea Selatan yang naik 0,8%. Namun, di sisi lain, indeks Nikkei Jepang justru turun 1,6%, dipicu oleh penguatan yen pada akhir pekan lalu. Sementara itu, saham blue-chip China cenderung datar, mencerminkan kehati-hatian investor di pasar regional.
Di Wall Street, mayoritas pelaku pasar menyambut baik musim laporan keuangan yang sedang berlangsung. Sekitar dua pertiga anggota indeks S&P 500 telah melaporkan kinerjanya, dengan 63% di antaranya berhasil mencatatkan laba di atas ekspektasi. Estimasi pertumbuhan laba korporasi saat ini mencapai 9,8%, meningkat signifikan dari 5,8% pada awal Juli. Beberapa emiten besar yang dijadwalkan akan melaporkan kinerja mereka minggu ini termasuk Disney, McDonald’s, Caterpillar, dan sejumlah perusahaan farmasi raksasa, yang berpotensi memengaruhi pergerakan pasar selanjutnya.
Sentimen negatif dari data ketenagakerjaan AS yang melemah turut menekan reli dolar AS di pasar valuta asing. Pada Senin pagi, indeks dolar tercatat di posisi 98,727, menurun dari level tertingginya pekan lalu di 100,250. Dolar sempat melemah tajam terhadap yen Jepang, terkoreksi 2,3% pada Jumat dan kini stabil di 147,69 yen. Sementara itu, euro bertahan di US$1,1583 dan pound sterling cenderung datar di US$1,3282, menanti keputusan suku bunga dari Bank of England (BoE) yang akan diumumkan pada Kamis ini.
Di pasar komoditas, harga emas menunjukkan stabilitas di level US$3.361 per ons troi setelah mencatatkan kenaikan lebih dari 2% pada Jumat lalu. Namun, nasib berbeda dialami harga minyak mentah yang melanjutkan tren penurunan. Hal ini menyusul kesepakatan OPEC+ untuk meningkatkan produksi secara besar-besaran mulai September. Akibatnya, harga Brent crude turun 0,2% ke US$69,51 per barel, dan Minyak WTI juga susut 0,1% ke US$67,24 per barel, menambah tekanan pada komoditas energi global.
Ringkasan
IHSG memulai pekan dengan pelemahan, turun 0,33% menjadi 7.512,900 pada penutupan sesi I tanggal 4 Agustus 2025. Sektor energi dan keuangan menjadi pemberat utama, dengan saham seperti AMMN, MAPI, dan MEDC mengalami penurunan signifikan. Volume perdagangan mencapai 16,19 miliar saham dengan nilai transaksi Rp 8,2 triliun.
Di tengah pelemahan, beberapa saham LQ45 berhasil mencatatkan penguatan, dipimpin oleh INKP dan SCMA. Sentimen global yang bercampur, termasuk pergerakan pasar Asia dan Wall Street, turut memengaruhi IHSG. Pelemahan data ketenagakerjaan AS juga berdampak pada reli dolar AS, sementara harga minyak mentah melanjutkan penurunan.