MIKA Stabil! Peluang Investasi Saham Mitra Keluarga? Cek Analis!

JAKARTA – PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk (MIKA) menunjukkan performa impresif pada semester I 2025, berhasil membukukan pertumbuhan pendapatan per pasien yang signifikan. Rata-rata pendapatan per kunjungan rawat jalan (ARPOP) dan rata-rata pendapatan per hari rawat inap (ARPIPD) MIKA masing-masing melonjak 13% secara tahunan (yoy), menandai peningkatan efisiensi dan kualitas layanan. Selain itu, pada periode yang sama, perseroan juga berhasil menambah kapasitas operasionalnya menjadi 4.160 tempat tidur, meningkat 5% yoy, dengan tingkat keterisian tempat tidur (BOR) mencapai 56%.

Menilik lebih jauh prospek kinerja MIKA, Henry Wibowo, Head of Indonesia Research and Strategy JP Morgan, memperkirakan bahwa pada semester II-2025, average selling price (ASP) untuk ARPOP dan ARPIPD akan cenderung stabil di kisaran Rp 600 ribu dan Rp 4,1 juta. Henry menjelaskan dalam risetnya tertanggal 8 Agustus 2025, bahwa ini berarti tidak akan ada kenaikan signifikan secara kuartalan (sequential) lebih lanjut untuk ASP pada paruh kedua tahun ini. Di sisi lain, dengan pendapatan pasien swasta yang telah naik 8% pada semester I-2025, Henry mencatat bahwa tingkat pertumbuhan ini diperkirakan akan sedikit meningkat di semester II-2025, terutama didorong oleh basis yang rendah pada kuartal III-2024 akibat penghentian pembayaran tanpa tunai oleh beberapa mitra asuransi.

Oleh karena itu, JP Morgan sedikit merevisi proyeksi pertumbuhan pendapatan tahun fiskal 2025 MIKA, menurunkannya dari 10% menjadi 8% karena estimasi volume pasien yang lebih rendah. Namun demikian, prospek jangka panjang MIKA tampak menjanjikan berkat rencana ekspansi fasilitas yang agresif. Henry menyoroti bahwa pembukaan empat rumah sakit baru dalam setahun ke depan, yang akan menambah sekitar 600 tempat tidur operasional, akan menjadi penopang utama pendapatan perseroan mulai tahun 2026. Dengan demikian, ia memperkirakan MIKA akan kembali membukukan pertumbuhan pendapatan dua digit, yakni antara 10-13%, pada periode 2026-2027.

Kendati demikian, Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia, Miftahul Khaer, menawarkan perspektif berbeda mengenai dampak ekspansi MIKA. Menurut Miftahul, meskipun ekspansi yang masif akan membawa dampak positif dalam jangka panjang, ia juga memperingatkan potensi peningkatan biaya operasional yang dapat menekan profitabilitas perseroan dalam waktu dekat. Ditemui oleh Kontan pada Senin (13/10/2025), Miftahul menambahkan bahwa tantangan utama yang dihadapi MIKA saat ini meliputi potensi penurunan volume pasien, serta regulasi BPJS dan asuransi yang dapat membatasi daya beli masyarakat terhadap layanan kesehatan. Penurunan proyeksi pertumbuhan pendapatan menjadi high single digit ini, lanjutnya, juga mengindikasikan sikap manajemen yang lebih konservatif, mengingat daya beli masyarakat yang masih cenderung rendah turut memengaruhi volume pasien MIKA.

Di tengah berbagai prospek dan tantangan ini, Henry Wibowo dari JP Morgan juga menyoroti risiko signifikan, yaitu potensi implementasi iuran bersama (co-payment) pada tahun 2026. Skema ini, jika diterapkan, diperkirakan dapat memengaruhi sekitar 35% dari total pendapatan MIKA dan berpotensi menekan laba sekitar 10%. Meskipun demikian, Henry tetap mempertahankan optimisme terhadap prospek MIKA, menggarisbawahi posisinya sebagai salah satu jaringan rumah sakit dengan reputasi dan tata kelola terbaik di Indonesia. Berdasarkan analisisnya, Henry memberikan peringkat overweight untuk saham MIKA dengan target harga Rp 3.000 per saham. Sementara itu, Miftahul Khaer dari Kiwoom Sekuritas Indonesia merekomendasikan trading buy untuk MIKA, dengan target harga yang berkisar antara Rp 2.630 hingga Rp 2.700 per saham, mencerminkan pandangan beragam dari para analis terhadap arah saham perusahaan.

Ringkasan

PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk (MIKA) mencatatkan pertumbuhan pendapatan per pasien yang positif di semester I 2025, dengan peningkatan ARPOP dan ARPIPD sebesar 13% (yoy). Perseroan juga meningkatkan kapasitas tempat tidur menjadi 4.160 dengan tingkat keterisian 56%. JP Morgan memproyeksikan pertumbuhan pendapatan MIKA akan melambat menjadi 8% di tahun 2025, tetapi memperkirakan pertumbuhan dua digit pada 2026-2027 didorong oleh ekspansi fasilitas.

Analis Kiwoom Sekuritas memperingatkan bahwa ekspansi dapat meningkatkan biaya operasional, sementara regulasi BPJS dan daya beli masyarakat dapat mempengaruhi volume pasien. JP Morgan menyoroti risiko implementasi iuran bersama (co-payment) yang dapat menekan laba. Meskipun ada risiko, JP Morgan memberikan peringkat overweight dengan target harga Rp 3.000, sementara Kiwoom Sekuritas merekomendasikan trading buy dengan target harga Rp 2.630-Rp 2.700.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *