SoftBank Suntik Dana Rp32,4T ke Intel, Kuasai Saham Mayoritas

Jakarta, IDN Times – Raksasa teknologi Jepang, SoftBank Group, baru-baru ini mengumumkan investasi senilai US$2 miliar (sekitar Rp32,4 triliun) pada Intel Corporation, produsen chip terkemuka asal Amerika Serikat. Investasi signifikan ini bukan hanya suntikan dana vital bagi Intel yang tengah bertransformasi, tetapi juga menunjukkan kepercayaan besar SoftBank terhadap potensi pemulihan perusahaan tersebut di tengah persaingan industri semikonduktor global yang ketat.

Dengan investasi ini, SoftBank akan menjadi salah satu dari 10 pemegang saham terbesar Intel, membuat kolaborasi kedua perusahaan semakin kuat. Pembelian saham Intel dilakukan dengan harga US$23 per lembar (sekitar Rp373.400). Pengumuman investasi ini langsung disambut positif oleh pasar saham, dengan harga saham Intel melonjak 5 persen setelah penutupan bursa pada Senin (18/8/2025).

“Kami sangat gembira dapat memperkuat hubungan dengan SoftBank, perusahaan yang berada di garis depan inovasi teknologi. Investasi ini mencerminkan komitmen bersama kami untuk memajukan manufaktur dan kepemimpinan teknologi di AS,” ujar Lip-Bu Tan, CEO Intel, seperti dikutip Techcrunch. Senada dengan itu, CEO SoftBank, Masayoshi Son, menyatakan, “Investasi strategis ini mencerminkan keyakinan kami pada pertumbuhan manufaktur dan pasokan semikonduktor di AS, dengan Intel sebagai pemain kunci.” Proses jual beli saham ini masih menunggu penyelesaian administrasi dan pengawasan regulator pasar.

Investasi SoftBank datang di saat Intel tengah berupaya bangkit dari tekanan akibat kegagalan manajemen dalam beberapa tahun terakhir. Keterlambatan dalam inovasi, terutama di sektor chip kecerdasan buatan (AI), membuat Intel kehilangan pangsa pasar kepada kompetitor seperti Nvidia dan TSMC. Pada tahun 2024, saham Intel sempat anjlok hingga 60 persen sebelum pulih sekitar 18 persen di awal tahun 2025. Sejak Maret 2025, CEO baru, Lip-Bu Tan, telah melakukan restrukturisasi perusahaan, termasuk menutup divisi otomotif dan mengurangi jumlah karyawan hingga 15 persen.

“Masayoshi dan saya telah berkolaborasi selama beberapa dekade, dan saya sangat menghargai kepercayaan yang ia berikan kepada Intel melalui investasi ini,” ungkap Tan dalam keterangan resminya, seperti dikutip Techbuzz. Investasi SoftBank menjadi bukti nyata kepercayaan investor global terhadap upaya pemulihan Intel, memicu optimisme pasar akan kebangkitan inovasi chip AI dan manufaktur di AS.

Para analis memperkirakan investasi ini akan mempercepat pengembangan chip AI Intel dan proyek pembangunan pabrik baru di Ohio yang sempat tertunda. Investasi US$2 miliar (Rp32,4 triliun) ini dipandang bukan sekadar penyelamat finansial, melainkan sebagai penanda era baru bagi Intel. Strategi foundry dan integrasi solusi AI diharapkan segera terwujud. “Kepercayaan SoftBank pada Intel didasarkan pada tiga faktor utama: eksekusi roadmap 18A, keberhasilan bisnis foundry, dan kemampuan mengintegrasikan solusi AI ke dalam portofolio Intel,” jelas analis dari AInvest.

Dengan margin laba kotor 51,45 persen dan rasio harga terhadap pendapatan 14,04, Intel dinilai memiliki prospek menarik bagi investor jangka panjang, asalkan mampu mencapai target pengembangan chip AI. Keberhasilan investasi ini, menurut Intel, bergantung pada kolaborasi dengan teknologi SoftBank dan dukungan pemerintah AS yang tengah mempertimbangkan untuk turut berinvestasi guna mendorong manufaktur semikonduktor dalam negeri.

Ringkasan

SoftBank Group menginvestasikan US$2 miliar (sekitar Rp32,4 triliun) ke Intel, menjadikannya salah satu dari 10 pemegang saham terbesar Intel. Investasi ini dilakukan dengan harga US$23 per lembar saham dan disambut positif oleh pasar, mengakibatkan lonjakan harga saham Intel hingga 5 persen. Langkah ini menunjukkan kepercayaan SoftBank terhadap potensi pemulihan Intel di tengah persaingan industri semikonduktor yang ketat.

Investasi tersebut diharapkan mempercepat pengembangan chip AI Intel dan pembangunan pabrik baru di Ohio. Investasi ini juga menandai upaya pemulihan Intel setelah mengalami keterlambatan inovasi dan penurunan pangsa pasar. CEO Intel, Lip-Bu Tan, menyatakan bahwa investasi ini mencerminkan komitmen bersama untuk memajukan manufaktur dan kepemimpinan teknologi di AS, dan bergantung pada keberhasilan roadmap 18A, bisnis foundry, dan integrasi solusi AI.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *