Scoot.co.id, JAKARTA — PT Bank Neo Commerce Tbk. (BBYB) mengumumkan strategi terbarunya dalam menghadapi penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI). Langkah ini diambil sebagai respons terhadap penurunan BI Rate sebesar 25 basis poin menjadi 5%, yang diputuskan pada tanggal 19 dan 20 Agustus 2025. Keputusan tersebut, menurut Gubernur BI Perry Warjiyo, mempertimbangkan rendahnya proyeksi inflasi tahun 2025 dan 2026, stabilitas nilai tukar rupiah, serta dorongan untuk pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Direktur Utama Bank Neo, Eri Budiono, menjelaskan bahwa penyesuaian suku bunga tabungan akan terus dilakukan seiring dinamika pasar dan kondisi likuiditas internal Bank Neo. “Kami akan selalu menyesuaikan bunga tabungan dengan kondisi pasar dan tingkat likuiditas Bank Neo. Tujuannya untuk menjaga net interest margin (NIM) tetap sehat,” ujar Eri kepada Bisnis, Rabu (27/8/2025). Eri menambahkan bahwa likuiditas Bank Neo yang solid memberikan ruang untuk penyesuaian tersebut. “Tingkat likuiditas kami yang sehat memberikan ruang bagi kami untuk melakukan adjustment,” jelasnya.
Di tengah tren penurunan suku bunga ini, Bank Neo tetap berkomitmen untuk mendorong pertumbuhan dana murah (CASA). Strategi yang dijalankan adalah dengan meningkatkan kapabilitas transaksi nasabah, baik untuk pembayaran maupun investasi. “Pertumbuhan dana CASA akan terus kita dorong dan fokuskan, di mana kapabilitas transaksi dalam hal pembayaran dan investasi adalah faktor utama untuk kesuksesannya,” tegas Eri. Langkah ini menunjukkan fokus Bank Neo untuk mempertahankan daya saing di tengah perubahan kondisi ekonomi makro.
Sebagai informasi tambahan, Bank Neo sebelumnya telah meluncurkan produk Tabungan Hijau dengan menawarkan bunga 5%. Langkah-langkah strategis ini diharapkan dapat menjaga kinerja Bank Neo Commerce tetap optimal di tengah tantangan penurunan suku bunga acuan BI.
Ringkasan
Bank Neo Commerce (BBYB) merespon penurunan suku bunga acuan BI sebesar 25 basis poin menjadi 5% dengan strategi penyesuaian suku bunga tabungan. Penyesuaian ini dilakukan untuk menjaga net interest margin (NIM) tetap sehat, didukung oleh likuiditas Bank Neo yang solid. Direktur Utama Bank Neo, Eri Budiono, menyatakan bahwa penyesuaian akan berkelanjutan sesuai dinamika pasar dan likuiditas internal.
Strategi Bank Neo juga berfokus pada pertumbuhan dana murah (CASA) melalui peningkatan kapabilitas transaksi nasabah untuk pembayaran dan investasi. Langkah ini bertujuan mempertahankan daya saing Bank Neo di tengah penurunan suku bunga, dimana sebelumnya Bank Neo telah meluncurkan Tabungan Hijau dengan bunga 5%. Hal ini menunjukkan komitmen Bank Neo untuk menjaga kinerja optimal.