Harga Saham BBCA Diramal Bangkit ke Rp9.200, Saham Big Bank Berpeluang Rebound

Scoot.co.id , JAKARTA — Saham bank-bank dengan kapitalisasi besar, atau big bank, menunjukkan stabilitas yang lebih baik pada perdagangan hari ini setelah sempat menghadapi tekanan signifikan akibat aksi jual agresif oleh investor asing, termasuk dari JP Morgan. Di tengah pergerakan pasar ini, saham PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) muncul sebagai rekomendasi pilihan utama bagi investor.

Miftahul Khaer dari Tim Riset Kiwoom Sekuritas Indonesia menjelaskan bahwa sentimen pasar masih diselimuti kehati-hatian. Tekanan jual sebelumnya terjadi pada area trendline jangka panjang yang telah terbentuk sejak tahun 2020, menciptakan suasana pasar yang penuh pertimbangan.

Meskipun demikian, Miftahul melihat adanya peluang rebound teknikal dalam jangka pendek. Namun, ia memprediksi bahwa pergerakan saham bank-bank besar kemungkinan besar masih akan cenderung sideways. Hal ini dikarenakan investor cenderung menantikan katalis baru yang dapat mendorong pasar, khususnya dari data ekonomi domestik dan arah kebijakan suku bunga global.

: Cakra Buana (CBRE) Umumkan Beli Kapal Offshore Rp1,6 Triliun

“Ada peluang teknikal rebound, tetapi untuk tren jangka pendek pergerakannya masih cenderung sideways karena kami kira investor masih cenderung menunggu katalis baru, terutama data ekonomi domestik dan arah suku bunga global,” ungkap Miftahul kepada Bisnis pada Selasa (2/9/2025).

Dia menambahkan bahwa prospek saham big bank tetap dianggap menarik untuk investor jangka panjang, namun volatilitas dalam jangka pendek tetap perlu diantisipasi dan dikelola dengan bijak.

: : Entitas Leasing Grup Salim (IMJS) Dapat Restu Rights Issue Maksimal 3 Miliar Lembar

Bank Central Asia Tbk. – TradingView

Sebagai alternatif, saham bank second liner dan bank digital juga bisa menjadi pertimbangan investor. Namun, instrumen ini datang dengan risiko yang lebih tinggi. Valuasi sahamnya relatif premium dan sangat sensitif terhadap perubahan sentimen pasar yang dapat memicu fluktuasi harga yang lebih besar.

Miftahul menekankan bahwa bagi para investor, hal fundamental yang perlu diperhatikan sebelum berinvestasi pada saham bank meliputi arah suku bunga, kualitas kredit perusahaan, serta eksposur terhadap pertumbuhan kredit di sektor riil. Faktor-faktor ini krusial dalam menilai kesehatan dan potensi kinerja bank.

Khusus untuk rekomendasi terkait saham perbankan, Kiwoom Sekuritas menyoroti saham PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) yang saat ini berada pada area support trendline jangka panjang. Level ini berada di kisaran harga Rp7.600 hingga Rp7.500 per saham, menjadikannya titik masuk yang strategis.

Miftahul merekomendasikan strategi buy on weakness untuk BBCA. Target harga jangka pendek diproyeksikan berada di kisaran Rp8.300–Rp8.500. Target berikutnya diperkirakan dapat menutup rentang di Rp8.700, dengan potensi menuju level lebih tinggi di Rp9.000–Rp9.200 jika momentum pasar mendukung.

Di lantai Bursa Efek Indonesia (BEI), saham BBCA saat ini diperdagangkan pada level Rp8.000 per saham. Angka ini mencerminkan penurunan sebesar 17,31% secara year to date (YtD). Dalam kurun waktu sepekan terakhir, saham perseroan juga menunjukkan pelemahan sebesar 3,03%, menambah konteks terhadap rekomendasi ini.

______________

Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *