Scoot.co.id, JAKARTA – Pergerakan nilai tukar rupiah di pasar spot menunjukkan fluktuasi tipis menjelang penutupan perdagangan hari ini. Pada Jumat, 17 Oktober 2025, rupiah spot tercatat ditutup di level Rp 16.590 per dolar Amerika Serikat (AS).
Level penutupan tersebut menandai pelemahan rupiah sebesar 0,05% dibandingkan posisi penutupan sehari sebelumnya. Ironisnya, angka ini sama persis dengan level penutupan hari sebelumnya di Rp 16.590 per dolar AS, menunjukkan pergerakan yang sangat minim. Tren pergerakan rupiah ini selaras dengan dinamika mayoritas mata uang di Asia yang juga menghadapi tekanan.
Hingga pukul 15.08 WIB, sejumlah mata uang di Asia terpantau menunjukkan kinerja yang bervariasi. Di antara yang melemah, won Korea Selatan tercatat mengalami penurunan terdalam, merosot 0,55%. Tak jauh berbeda, baht Thailand juga ambles signifikan sebesar 0,53%.
Geliat pelemahan juga merambati rupee India dan dolar Taiwan, keduanya terkoreksi 0,14%. Sementara itu, peso Filipina menutup hari dengan penurunan 0,1%, disusul oleh yuan China yang tergelincir 0,03% dan dolar Singapura dengan depresiasi 0,02%. Bahkan, ringgit Malaysia pun tidak luput dari tekanan, melemah tipis 0,009%.
Di sisi lain, tidak semua mata uang Asia berjuang. Yen Jepang justru tampil perkasa, menjadi mata uang dengan penguatan terbesar di kawasan ini setelah melonjak 0,48%. Kinerja positif juga ditunjukkan oleh dolar Hong Kong yang menguat tipis 0,04% terhadap the greenback.
Ringkasan
Pada tanggal 17 Oktober 2025, nilai tukar rupiah di pasar spot ditutup pada level Rp 16.590 per dolar AS, mengalami pelemahan tipis sebesar 0,05% dibandingkan hari sebelumnya. Pergerakan rupiah ini sejalan dengan tren pelemahan yang dialami oleh mayoritas mata uang di Asia, di mana won Korea Selatan dan baht Thailand mencatat penurunan terdalam.
Meskipun sebagian besar mata uang Asia melemah, yen Jepang justru mengalami penguatan signifikan sebesar 0,48%. Mata uang lain seperti dolar Hong Kong juga menunjukkan kinerja positif terhadap dolar AS, sementara mata uang lainnya seperti rupee India, dolar Taiwan, peso Filipina, yuan China, dolar Singapura, dan ringgit Malaysia mengalami koreksi.