Obligasi Korporasi 2025: Melonjak! Apa yang Mendorong Kenaikan Ini?

Scoot.co.id JAKARTA. Pasar modal Indonesia menyaksikan lonjakan signifikan dalam penerbitan obligasi korporasi atau surat utang sepanjang tahun berjalan ini, sebuah indikasi optimisme yang tumbuh di kalangan pelaku usaha.

Data terbaru dari Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) mencatat bahwa total nilai penerbitan obligasi korporasi sejak awal tahun hingga September 2025 telah menembus angka Rp 160,1 triliun. Angka impresif ini merepresentasikan kenaikan sebesar 68,65% dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya, menunjukkan akselerasi substansial dalam pemanfaatan instrumen pendanaan ini.

Menganalisis fenomena ini, David Sumual, Kepala Ekonom BCA, berpendapat bahwa kondisi suku bunga acuan pada tahun ini jauh lebih kondusif bagi korporasi untuk menerbitkan obligasi dibandingkan tahun sebelumnya. Ia menjelaskan kepada Kontan pada Jumat (17/10/2025) bahwa banyak perusahaan memilih untuk menunda rencana penerbitan obligasi pada tahun lalu akibat suku bunga pasar obligasi yang lebih tinggi, sehingga kini mereka memanfaatkan momentum yang ada.

Harga Bitcoin Turun ke Level US$ 106.000, Ini Sebabnya

David menambahkan, prospek penerbitan obligasi korporasi di sisa tahun 2025 dan sepanjang tahun 2026 diperkirakan akan tetap kuat. Pendorong utamanya adalah proyeksi bahwa lending rate perbankan akan cenderung stagnan atau sulit menurun sepanjang tahun 2025. Selain itu, daya tarik obligasi juga meningkat seiring dengan penurunan yield obligasi yang menjadi lebih kompetitif relatif terhadap suku bunga bank, sehingga mendorong minat korporasi untuk mencari pendanaan melalui jalur ini.

Melihat prospek sektoral, David mengidentifikasi bahwa di sisa tahun ini, sektor-sektor yang erat kaitannya dengan program pemerintah akan menjadi pemain utama dalam penerbitan obligasi korporasi. Secara khusus, sektor-sektor yang terlibat dalam inisiatif hilirisasi industri, seperti pulp dan kertas, diproyeksikan akan terus mendominasi pipeline obligasi korporasi, menandakan potensi pertumbuhan besar di area tersebut.

Dalam analisisnya, David Sumual juga menggarisbawahi bahwa daya tarik obligasi korporasi dalam jangka pendek akan sangat dipengaruhi oleh dinamika pergerakan suku bunga. Sementara itu, faktor penentu jangka panjang bagi kinerja obligasi korporasi adalah momentum pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, yang akan menjamin stabilitas dan profitabilitas investasi.

Oleh karena itu, David secara optimistis memprediksi bahwa obligasi korporasi akan mempertahankan tren positifnya di sisa tahun ini. Prediksi ini didasari oleh tren penurunan suku bunga yang berlanjut serta meningkatnya minat dari investor domestik, menciptakan lingkungan yang kondusif untuk pertumbuhan pasar surat utang.

Harga Saham Anjlok, Manajemen Bank India (BSWD) Buka Suara

Ringkasan

Pasar obligasi korporasi Indonesia menunjukkan peningkatan signifikan pada tahun 2025, dengan total penerbitan mencapai Rp 160,1 triliun hingga September, naik 68,65% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Kondisi suku bunga acuan yang lebih kondusif dan penundaan penerbitan obligasi tahun lalu menjadi faktor pendorong utama.

Kepala Ekonom BCA, David Sumual, memperkirakan prospek penerbitan obligasi korporasi akan tetap kuat hingga 2026, didorong oleh lending rate perbankan yang stagnan dan yield obligasi yang kompetitif. Sektor yang terkait dengan program pemerintah, khususnya hilirisasi industri seperti pulp dan kertas, diprediksi akan mendominasi penerbitan obligasi korporasi. Tren penurunan suku bunga dan minat investor domestik juga mendukung pertumbuhan pasar surat utang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *