Scoot.co.id JAKARTA. Bank Indonesia (BI) kembali menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin pada Juli 2025, menjadi 5,25%. Langkah ini disambut positif oleh Asosiasi Modal Ventura Indonesia (Amvesindo), yang melihatnya sebagai katalis pertumbuhan bagi industri modal ventura.
Menurut Sekretaris Jenderal Amvesindo, Markus Rahardja, penurunan suku bunga acuan BI berdampak signifikan pada penurunan cost of fund atau biaya dana bagi perusahaan modal ventura. Biaya pendanaan yang lebih rendah mengarah pada expected yield yang lebih efisien. Keuntungan ini tidak hanya dinikmati oleh perusahaan modal ventura, tetapi juga oleh startup yang menerima pendanaan. Biaya pembiayaan yang lebih terjangkau meningkatkan peluang pertumbuhan startup dan pada gilirannya meningkatkan kualitas deal flow bagi para investor modal ventura, demikian disampaikan Markus kepada Kontan, Kamis (31/7).
Data dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menunjukkan sektor perdagangan sebagai sektor yang paling banyak dibiayai oleh industri modal ventura hingga Mei 2025, mencapai Rp 7,94 triliun. Angka ini menunjukkan pertumbuhan yang signifikan sebesar 17,10% secara Year on Year (YoY).
Markus menjelaskan, fokus pembiayaan modal ventura pada sektor perdagangan didorong oleh beberapa faktor. Pertama, terdapat peningkatan fokus pada startup berbasis teknologi riil yang menawarkan solusi efisiensi di bidang logistik, e-commerce, dan rantai pasok UMKM. Kedua, investor melihat sektor perdagangan sebagai sektor yang relatif tahan terhadap guncangan ekonomi dan memiliki potensi pertumbuhan yang besar, khususnya melalui digitalisasi usaha kecil dan menengah. Ketiga, meningkatnya kepercayaan investor terhadap ekonomi domestik dan sektor riil turut mendorong arus investasi ke sektor produktif, termasuk sektor perdagangan.
CIMB Niaga Auto Finance (CNAF) Nilai Potensi Pembiayaan Mobil Listrik Masih Besar
ADHI Raih Sertifikasi Tier IV untuk Proyek Data Center BI, Terbesar Kedua di Asia
Ringkasan
Bank Indonesia menurunkan suku bunga acuan menjadi 5,25% pada Juli 2025. Penurunan ini dinilai positif oleh Asosiasi Modal Ventura Indonesia (Amvesindo) karena mengurangi biaya dana, sehingga menguntungkan perusahaan modal ventura dan startup yang didanai. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan startup dan kualitas investasi.
Hingga Mei 2025, sektor perdagangan menjadi sektor yang paling banyak menerima pendanaan modal ventura (Rp 7,94 triliun), tumbuh 17,10% YoY. Hal ini didorong oleh peningkatan startup teknologi riil di logistik dan e-commerce, daya tahan sektor perdagangan terhadap guncangan ekonomi, dan meningkatnya kepercayaan investor terhadap ekonomi domestik.