BI Prediksi Volume Transaksi Pembayaran Digital Capai 147,3 Miliar pada 2030

NUSA DUA – Bank Indonesia (BI) meluncurkan proyeksi ambisius terkait pertumbuhan transaksi pembayaran digital di Indonesia, menargetkan volume mencapai 147,3 miliar transaksi pada tahun 2030. Angka ini menandai lonjakan signifikan, diperkirakan meningkat empat kali lipat dari capaian di sepanjang tahun 2024, didorong oleh beragam inisiatif strategis dan dinamika ekonomi.

Deputi Gubernur BI, Filianingsih Hendarta, menjelaskan bahwa pencapaian target ini akan ditopang oleh partisipasi aktif dari generasi Y, Z, dan Alpha yang semakin terbiasa dengan ekonomi digital, serta derasnya inovasi di industri perbankan. Berbagai program unggulan BI, seperti QRIS, BI-Fast, Standar Nasional Open API Pembayaran (SNAP), elektronifikasi bantuan sosial, transaksi pemerintah, dan sektor transportasi, ditambah dengan reformasi regulasi, menjadi pilar utama dalam mewujudkan visi ini.

Salah satu bukti nyata kemajuan sistem pembayaran digital terlihat dari kinerja BI-Fast. Hingga Agustus 2025, BI-Fast telah mencatat 9,18 miliar kali transaksi dengan nilai fantastis mencapai Rp 24 kuadriliun sejak pertama kali diluncurkan pada akhir 2021. Lebih lanjut, interkoneksi antar sistem pembayaran juga semakin kuat, tercermin dari proporsi transaksi berbasis SNAP yang mencapai 93% secara volume dan 83% secara nominal, menunjukkan adopsi yang luas dan integrasi yang mendalam.

Digitalisasi sistem pembayaran tidak hanya meningkatkan efisiensi, tetapi juga berkontribusi langsung pada peningkatan inklusi keuangan nasional. Hingga akhir Agustus 2025, QRIS berhasil menjangkau 57,64 juta pengguna dan 40,53 juta merchant di seluruh Indonesia, yang mayoritas merupakan pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Capaian impresif ini turut mendorong peningkatan rasio inklusi keuangan hingga 75,02% berdasarkan Survei SUSENAS 2024, mengindikasikan semakin banyak masyarakat yang terhubung dengan layanan keuangan formal.

Tidak berhenti di situ, jangkauan QRIS kini telah melampaui batas negara, menjadi terobosan penting dalam konektivitas pembayaran lintas batas. Saat ini, QRIS telah terkoneksi dengan Malaysia, Thailand, Singapura, dan Jepang untuk transaksi outbound dari Indonesia. Filianingsih menambahkan bahwa ke depan, konektivitas ini akan diperluas untuk transaksi inbound ke Indonesia, serta dengan Jepang dan Korea Selatan, memperkuat posisi Indonesia dalam ekosistem pembayaran global.

Visi ambisius ini diungkapkan Filianingsih dalam acara Prima Executive Gathering 2025 yang diselenggarakan di The Mulia Resort, Bali, pada Kamis (23/10/2025). Forum yang diusung oleh PT Rintis Sejahtera ini mengusung tema “Beyond Resilience: Accelerating Impact – Progressive Growth”. Acara tersebut diharapkan menjadi wadah strategis untuk memperkuat kolaborasi antara regulator, asosiasi, dan Penyedia Jasa Pembayaran (PJP), baik bank maupun non-bank, dalam menghadapi ancaman digital yang semakin canggih demi mendorong pertumbuhan berkelanjutan dalam ekosistem pembayaran nasional.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *