BUMD Papua Bakal Kecipratan Saham Freeport Indonesia

Scoot.co.id JAKARTA. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, mengumumkan kabar penting terkait penambahan saham Indonesia di PT Freeport Indonesia (PTFI). Menurut Bahlil, Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Papua akan turut serta mendapatkan bagian dari peningkatan kepemilikan saham tersebut, sebuah langkah strategis yang ditargetkan rampung pada Oktober 2025.

Rencananya, pemberian sebagian saham kepada BUMD Papua ini akan terealisasi setelah tahun 2041. “Saham ini adalah sebagian dikasih kepada BUMD Papua, dan ini terjadi nanti di pasca 2041. Dan ini supaya apa? Supaya eksplorasi bisa dilakukan,” jelas Bahlil saat ditemui di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, pada Jumat (26/09/2025). Pernyataan ini sekaligus menegaskan komitmen pemerintah untuk memastikan keberlanjutan kegiatan eksplorasi tambang.

Penambahan saham Indonesia ini memiliki dampak signifikan terhadap masa berlaku Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) Freeport di Indonesia. Sebelumnya, masa berlaku IUPK melalui PTFI dijadwalkan berakhir pada tahun 2041. Namun, dengan bertambahnya porsi kepemilikan saham Indonesia yang difasilitasi oleh Mining Industry Indonesia (MIND ID), IUPK tersebut akan diperpanjang hingga tahun 2061, memberikan kepastian investasi jangka panjang.

Menteri Bahlil Ungkap Tahap Akhir Divestasi Saham Freeport Diputuskan Oktober

Lebih lanjut, Bahlil menjelaskan bahwa pemerintah akan memperoleh penambahan saham ini dengan nilai pembelian yang sangat ekonomis. “Ya, itu tidak ada nilai valuasinya. Jadi sangat kecil sekali, dan saya minta itu harus diberikan angka yang semurah-murahnya kepada pemerintah. Dalam hal ini adalah BUMD Papua, dan MIND ID,” tegasnya, menggarisbawahi upaya pemerintah untuk mendapatkan keuntungan maksimal bagi negara.

Saat ini, proses divestasi saham Freeport Indonesia telah memasuki tahap finalisasi di bawah koordinasi Kementerian ESDM. Pemerintah menargetkan untuk menambah kepemilikan saham Indonesia di atas 10%, sebuah ambisi yang akan mengubah peta kepemilikan PTFI secara substansial.

Apabila target penambahan saham ini berhasil dicapai, kepemilikan Indonesia di PTFI yang semula sebesar 51,23% akan meningkat signifikan menjadi setidaknya 61,23%. Ini menandai peningkatan kontrol dan manfaat ekonomi yang lebih besar bagi Indonesia dari operasi pertambangan di Papua.

Sebagai konsekuensi, porsi saham yang dimiliki oleh Freeport-McMoRan, yang saat ini sebesar 48,77%, akan mengalami penurunan. Dengan penyerahan tambahan 10% saham kepada Indonesia, persentase kepemilikan Freeport-McMoRan diperkirakan akan menyusut menjadi sekitar 38,77%, mengubah struktur kepemilikan PTFI secara mendalam.

Kementerian ESDM Sebut Empat SPBU Swasta Telah Sepakat Kerjasama B2B dengan Pertamina

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *