Ditutup Menghijau, Saham Bank Mandiri (BMRI) Tetap Dijual Asing

Scoot.co.id JAKARTA. Saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) menunjukkan ketahanan dengan ditutup menguat tipis pada perdagangan Selasa (28/10). Kinerja positif ini tercatat di tengah tekanan pasar, bahkan saat investor asing konsisten melanjutkan aksi jual pada saham bank berlogo pita emas tersebut.

Pada penutupan perdagangan Selasa (28/10), saham BMRI berhasil mengukir kenaikan sekitar 0,89% dari harga penutupan hari sebelumnya. Pencapaian ini menempatkan Bank Mandiri sebagai satu-satunya “bank jumbo” atau big banks yang mencatatkan penguatan, menunjukkan performa yang cukup signifikan dibandingkan pesaingnya.

Sebagai perbandingan, bank-bank besar lainnya justru mengalami koreksi pada periode yang sama. PT Bank Central Asia Tbk (BCA) memimpin penurunan dengan anjlok 0,9% menjadi Rp 8.275 per saham, diikuti oleh PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) yang melemah sekitar 0,26% ke level Rp 3.850 per saham. Sementara itu, saham PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) terpantau stagnan, tidak mengalami perubahan dari harga sebelumnya di Rp 4.375 per saham.

Allo Bank Cetak Laba Rp 379,8 Miliar pada Kuartal-III 2025

Sepanjang perdagangan hari itu, pergerakan harga saham BMRI memang cukup dinamis. Bank dengan aset terbesar ini sempat menyentuh level terendah di Rp 4.450 per saham sebelum akhirnya rebound dan ditutup menguat.

Di balik penguatan harga, investor asing justru masih aktif melakukan aksi jual pada saham Bank Mandiri. Pada periode perdagangan yang sama, Bank Mandiri mencatatkan net foreign sell yang signifikan, mencapai sekitar Rp 185,65 miliar.

Tren keluarnya modal asing ini bukanlah hal baru bagi BMRI. Secara akumulatif, Bank Mandiri tercatat sebagai big banks dengan aksi jual bersih investor asing terbesar sepanjang tahun berjalan (YTD). Total penjualan bersih investor asing untuk saham BMRI telah menembus angka fantastis Rp 18,4 triliun.

Meskipun demikian, dari sisi fundamental, kinerja Bank Mandiri tetap menunjukkan pondasi yang kuat. Bank milik negara ini terbukti mampu menjalankan fungsi intermediasinya dengan sangat baik, terlihat dari pertumbuhan kredit yang mencapai 11% secara tahunan (YoY) per September 2025. Angka ini jauh melampaui rata-rata pertumbuhan kredit industri yang hanya berkisar 7%.

Namun, aspek profitabilitas Bank Mandiri memang sedikit mengalami koreksi. Laba bersih yang dibukukan per September 2025 tercatat sebesar Rp 37,7 triliun, yang menunjukkan penurunan sekitar 10% secara tahunan.

CAR Industri Naik, Perbankan Jaga Kecukupan Modal

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *