Rupiah Terkini: Melemah Tipis ke Rp 16.717 per Dolar AS

Menurut laporan Scoot.co.id dari JAKARTA, kinerja Rupiah spot pada penutupan perdagangan Rabu (5/11/2025) menunjukkan sedikit pelemahan. Mata uang Garuda ini berakhir di level Rp 16.717 per dolar Amerika Serikat (AS), mengalami depresiasi sebesar 0,05% dibandingkan posisi penutupan sehari sebelumnya yang berada di Rp 16.708 per dolar AS.

Pelemahan kurs Rupiah ini terjadi di tengah dinamika pasar regional, di mana beberapa mata uang Asia lainnya juga menghadapi tekanan. Tercatat, Peso Filipina mencatatkan koreksi terdalam dengan pelemahan 0,52%, diikuti oleh Won Korea yang terdepresiasi 0,51%. Selain itu, Dolar Taiwan juga mengalami penurunan 0,17% terhadap dolar AS, menambah daftar mata uang yang terkoreksi pada perdagangan kali ini.

Namun, tidak semua mata uang Asia bergerak melemah. Mayoritas justru berhasil menunjukkan penguatan terhadap dolar AS sore ini. Ringgit Malaysia tampil perkasa dengan kenaikan terbesar 0,11%, disusul oleh Baht Thailand yang menguat 0,09%. Yen Jepang juga mencatat apresiasi positif sebesar 0,08%, sementara Dolar Singapura naik 0,06%. Yuan China dan Dolar Hong Kong turut bergerak menguat masing-masing 0,02% dan 0,008%, menggambarkan keragaman performa di pasar valuta asing regional.

Rupiah Spot Pagi Ini Melemah di Level Rp 16,744 per Dolar AS, Rabu (5/11)

Di tengah pergerakan beragam mata uang global, Indeks Dolar (DXY), yang mengukur kekuatan dolar AS terhadap enam mata uang utama dunia, juga terpantau mengalami penurunan. Indeks ini berada di posisi 100,15, sedikit melemah dari level 100,22 yang tercatat pada hari sebelumnya. Penurunan Indeks Dolar ini mengindikasikan adanya sedikit tekanan jual terhadap dolar AS di pasar global, meskipun efeknya terhadap Rupiah dan beberapa mata uang Asia lainnya bervariasi.

Ringkasan

Pada penutupan perdagangan Rabu (5/11/2025), Rupiah spot melemah tipis 0,05% ke level Rp 16.717 per dolar AS. Pelemahan ini terjadi di tengah dinamika pasar regional, di mana beberapa mata uang Asia lainnya juga mengalami tekanan.

Meskipun demikian, mayoritas mata uang Asia justru menguat terhadap dolar AS. Indeks Dolar (DXY) juga terpantau mengalami penurunan, mengindikasikan adanya sedikit tekanan jual terhadap dolar AS di pasar global.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *