Wall Street Campur Aduk, Data Penggajian Swasta AS Jadi Sorotan!

Awal perdagangan Wall Street pada Rabu (5/11/2025) menunjukkan pergerakan yang bervariasi, diwarnai oleh tekanan jual signifikan di sektor teknologi pada sesi sebelumnya yang dipicu oleh kekhawatiran valuasi. Namun, sentimen pasar mendapat angin segar dari data ketenagakerjaan ADP yang kuat, meredakan kekhawatiran akan potensi pelemahan di pasar tenaga kerja Amerika Serikat.

Melansir laporan Reuters, pada bel pembukaan, indeks Dow Jones Industrial Average berhasil menguat 12,1 poin atau 0,03%, bertengger di level 47.097,31. Kontrasnya, indeks S&P 500 sedikit terkoreksi 1,8 poin atau 0,03% menuju 6.769,77. Di sisi lain, indeks padat teknologi Nasdaq Composite justru menunjukkan kenaikan moderat 9,4 poin atau 0,04%, mencapai 23.358,075.

Laporan ketenagakerjaan yang dirilis oleh ADP mengungkap lonjakan signifikan dalam penggajian sektor swasta AS sepanjang bulan Oktober. Data ini secara efektif meredakan kecemasan pasar terhadap indikasi pelemahan di pasar tenaga kerja yang sebelumnya mengemuka. Menanggapi situasi ini, Art Hogan, kepala strategi pasar di B. Riley Wealth, menyatakan, “Mengingat absennya data pemerintah, kita harus bergantung pada informasi yang tersedia. Dalam konteks saat ini, ADP kemungkinan merupakan sumber yang paling dapat diandalkan untuk memantau kondisi kesehatan pasar tenaga kerja.”

Wall Street Koreksi Tajam, Kekhawatiran Gelembung AI Memuncak

Sebelumnya, pada akhir Oktober, indeks-indeks utama Wall Street sempat diperdagangkan pada level rekor tertinggi sepanjang masa. Namun, euforia tersebut mereda menyusul peringatan tentang potensi pelemahan pasar yang dilontarkan oleh sejumlah CEO bank terkemuka AS, ditambah dengan pandangan bearish dari hedge fund terkait perdagangan kecerdasan buatan (AI). Kondisi ini secara cepat memicu spekulasi tentang potensi gelembung pasar. Lebih lanjut, Hogan menambahkan, “Ketika sebuah kelas aset mengalami kenaikan searah dalam jangka waktu yang panjang, selalu merupakan hal yang sehat untuk mengeluarkan sebagian ‘gelembung’ dari puncaknya,” merujuk pada tekanan jual yang melanda saham-saham teknologi.

Kinerja laba perusahaan juga tak luput dari perhatian investor. Saham Advanced Micro Devices (AMD), yang telah melonjak lebih dari dua kali lipat sepanjang tahun ini, tercatat turun 1,9% sebelum pembukaan pasar, meskipun perusahaan tersebut merilis proyeksi yang optimis.

Wall Street Anjlok Pasca Bank-Bank Besar Memperingatkan Risiko Pelemahan Pasar Saham

Demikian pula, Super Micro Computer, pemain kunci lain dalam sektor AI, anjlok 7,4% setelah laporan laba dan pendapatan kuartalannya meleset dari perkiraan Wall Street. Tren pelemahan serupa juga terlihat pada saham-saham produsen cip besar lainnya seperti Nvidia, Broadcom, dan Intel.

Di luar sektor teknologi, saham perusahaan asuransi kesehatan Humana merosot 4,2% pasca pengumuman hasil kuartal ketiganya.

Dalam kancah politik domestik AS, terpilihnya politisi sosialis demokrat Zohran Mamdani sebagai wali kota New York City tidak banyak memicu reaksi di pasar saham.

Penutupan Pemerintah Pecahkan Rekor

Di tengah periode penutupan pemerintah AS yang kini tercatat sebagai yang terpanjang dalam sejarah, data-data dari sektor swasta menjadi semakin krusial sebagai indikator utama kondisi ekonomi. Kesenjangan data ini turut memicu perdebatan intens di antara para pejabat Federal Reserve terkait arah kebijakan moneter dan strategi terbaik dalam mengatasi ketidakpastian informasi tersebut. Di samping itu, Mahkamah Agung AS juga dijadwalkan akan menggelar sidang untuk meninjau legalitas tarif yang diberlakukan oleh mantan Presiden Donald Trump.

Sementara itu, perkembangan positif datang dari hubungan dagang AS-China. Pemerintah China mengumumkan akan menangguhkan pemberlakuan tarif balasan atas impor produk AS, menyusul pertemuan penting antara para pemimpin kedua negara pada pekan lalu. Meskipun demikian, tarif sebesar 10% akan tetap diberlakukan, dengan tarif khusus untuk impor kedelai AS ditetapkan pada angka 13%.

Wall Street Menguat Didorong Kesepakatan Amazon-OpenAI, Arah The Fed Masih Tak Pasti

Menjelang bel perdagangan, saham Eli Lilly berhasil menguat 1,5%, didorong oleh keputusan pesaingnya, Novo Nordisk dari Denmark, yang menurunkan proyeksi laba dan penjualannya untuk tahun fiskal ini.

Sebaliknya, platform berbagi gambar Pinterest anjlok 18,3% setelah perkiraan pendapatan kuartal keempatnya meleset dari ekspektasi pasar.

Begitu pula dengan Bank of America, bank terbesar kedua di AS, yang sahamnya terkoreksi 1,1% meskipun baru saja menaikkan target profitabilitasnya dalam upaya memperbesar pangsa pasar.

Ringkasan

Wall Street mengalami pergerakan campur aduk pada pembukaan perdagangan, dengan sektor teknologi tertekan oleh kekhawatiran valuasi. Namun, data ketenagakerjaan ADP yang kuat memberikan sentimen positif, meredakan kekhawatiran tentang potensi pelemahan pasar tenaga kerja AS. Dow Jones naik tipis, sementara S&P 500 sedikit terkoreksi dan Nasdaq Composite menunjukkan kenaikan moderat.

Sebelumnya, Wall Street sempat mencapai rekor tertinggi sebelum kekhawatiran tentang gelembung AI dan peringatan dari CEO bank besar memicu aksi jual. Beberapa saham teknologi seperti AMD dan Super Micro Computer mengalami penurunan setelah rilis laporan laba. Di tengah penutupan pemerintah AS, data sektor swasta menjadi penting, memicu perdebatan di antara pejabat The Fed. Sementara itu, China menangguhkan tarif balasan atas impor AS.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *